10 : 5

11 1 0
                                    

Readers , janlup vote sama komen yaa 

Dear Readers , don't forget give a vote and comment!

Hanjoo memakai kaos kaki sebelum tidur agar kakinya tidak sedingin es lalu mematikan lampu , segera menghambur ke kasur tak lupa membaluti tubuh dengan selimut tebal. Ia menjelajahi kiriman di SNS sebentar. Tak lama kemudian , ia mendapati telepon dari seseorang tidak dikenal , hanya tertulis nomor ponsel saja. Hanjoo memutuskan tidak mengangkatnya namun telepon itu terus berusaha menghubungi dirinya sampai 3 kali. Akhirnya Hanjoo terpaksa mengangkat telepon itu. Di dekatkannya ponsel ke lubang telinga. 

Srreet... sreet... AAAAAAAAAAAA!!

Otomatis Hanjoo terlonjak begitu dia mendengar teriakkan. Jantungnya berdegup kencang. Ada yang tidak beres. 

"kamu akan seperti ini." suara bisikkan di seberang telepon sukses membuat bulu kuduknya berdiri. Benaknya telah membayangkan dia disayat pisau berkali - kali , berteriak setiap ujung pisau itu menembus jaringan kulit. Alhasil , ia langsung menjatuhkan ponsel , mencoba memejamkan mata , melupakan segalanya. Sedetik sebelum ia memejamkan mata , pandangannya tak sengaja menangkap sosok hitam di dekat cermin besar spontan terkejut lagi. Sosok yang akan meneror hampir setiap hari , yang akan membuatnya capek dan depresi. 

Keesokan hari , setibanya di kelas Hanjoo mendapati kertas putih dilipat di atas meja. Pada saat dibuka Hanjoo dibuat bingung apa yang dimaksud. Lebih tepatnya , bertanya - tanya siapa yang menulis surat memakai kode. Terjemahan isi surat itu adalah

Hati - hati. Jangan kau lepas. 

Beberapa menit berselang , Nara bersama 5 orang teman sekelas masuk ke ruangan kelas dan Nara melihat Hanjoo sedang menulis sesuatu memakai kode. Nara memperhatikan sekaligus membaca kode yang Hanjoo tulis kemudian Hanjoo membalas tatapan Nara tapi Nara anya mengedikkan bahu , melirik jendela. Karena Nara tidak mengatakan apa - apa alias memberitahu hal tersebut , Hanjoo akhirnya mengartikan sendiri. 

Saat pelajaran masih berlangsung , Hanjoo izin pergi ke kamar mandi. Setelah menuntaskan hajat , dia menatap cermin besar lama - lama. Awalnya bayangan yang terpantul di cermin baik - baik saja akan tetapi bayangan Hanjoo di cermin tiba - tiba saja menyunggingkan senyuman sinis serta sorot mata tajam , yang lebih seramnya lagi , kedua mata itu berubah menjadi mata serigala padahal Hanjoo nyatanya tidak seperti itu. Alhasil Hanjoo kalut langsung berlari ke kelas. Baru pertama kali dia mengalami hal seperti itu. 

Hanjoo berhasil masuk kelas. Kali ini ia membenarkan sepatu dan menemukan kertas putih dilipat di selop sepatu. Sambil menarik napas dalam - dalam , ia membuka kertas putih tersebut. Matanya membulat terkejut begitu mengetahui tulisan kode yang ditulis spidol warna merah. Terjemahan kode itu adalah 

Aku akan terus bersamamu sampai kamu ditelan oleh kegelapan

Akibat surat itu membuat Hanjoo tidak bisa fokus pada materi bahkan tidak mengerjakan tugas yang diperintahkan. Benaknya seakan tidak bisa terlepas dari kode yang didapat. Mungkin efek dari surat tersebut , di detik itu juga sayup sayup terdengar suara bisikan menyeramkan. Entah darimana asal bisikan misterius itu. Hanjoo menutup kedua telinga namun suara itu masih tetap kedengaran. 

Beberapa lama berikutnya , waktu istirahat dimulai. Tumben , Nara menyuruh Hanjoo keluar kelas meskipun Hanjoo tidak mau , ingin dikelas terus sebab kepalanya pening. Hanjoo ke tempat biasa dengan langkah lunglai. Dari sinilah emosinya mulai memuncak drastis.

"Lu kenapa sih uring - uringan?" Yujin bertanya pada Hanjoo soal raut wajahnya hari ini. 

Suara lirih dan menyeramkan terus menggandrungi telinga Hanjoo membuat semakin uring - uringan bahkan hingga menjambak rambut , memukul kepala dan paling parahnya lagi hingga sesak napas lalu Yuna membawanya ke ruang kesehatan untuk menenangkan diri. Orang - orang disekitar yang melihat adegan itu dibuat kebingungan. 

Karena Hanjoo susah di kontrol , mau gak mau Yuna mendorong paksa Hanjoo untuk tidur di blangkar sedangkan petugas kesehatan lainnya menyiapkan peralatan seperti alat pembantu napas , ada juga yang berjuang menahan Hanjoo. Sekarang , Hanjoo terlihat seperti orang kerasukan sembari memukul kepala berkali - kali dengan keras sambil berteriak. 

3 menit berjuang pada akhirnya Hanjoo berhasil tenang. Salah satu perawat bertanya pada Yuna apa yang terjadi pada sahabat karibnya itu namun Yuna hanya menggeleng. Bingung juga kenapa dia bisa begitu mana tiba - tiba lagi. Selagi perawat sedang menangani Hanjoo , Yuna merenung. Semalam , ia mendengar teriakkan dari lantai bawah atau lebih tepatnya dari kamar Hanjoo. Dugaan awalnya , Hanjoo terkejut karena suatu hal. Tapi di sisi lain , ia menduga kalau Hanjoo telah 'dirasuki' mahluk jahat sehingga yaa bisa begitu. Gadis itu memiliki aura yang bersih , maka tak heran kalau seseorang memilihnya untuk dijadikan guna - guna. Kemudian , Yuna menepis dugaan itu bisa jadi salah. Lebih baik ditanya orangnya. 

Bel istirahat kembali berdering bersamaan dengan terbukanya mata Hanjoo. Yuna sangat senang melihat sahabat karibnya telah sadar , dia ingin menemaninya dulu walaupun mengetahui bakal terlambat ke kelas. Tetapi sorot mata Hanjoo kontras menampakkan ketakutan , panik dan kekhawatiran. Memanglah anxiety masih meninggi dalam jiwanya. 

Tangan Hanjoo membuka alat pembantu pernapasan lalu berbicara pada Yuna dengan suara lirih nan serak sehingga Yuna harus mendekati telinga ke arah mulutnya. 

"Aku takut dikutuk. Yang jahat sudah mengincarku." 

Perkataan Hanjoo semakin meyakinkan Yuna tentang kutukan dari bangsa Kwangya yang sangat beringas itu. Dari sini , bisa dikatakan Hanjoo diincar bangsa itu. 

"Menginginkan darah suci." 

Yuna terdiam sementara benaknya berusaha mencerna semua yang dikatakan Hanjoo. Tepat hitungan tiga detik , Yuna berhasil menemukan makna seharusnya sekaligus ingin melindungi Hanjoo dari mereka semua. Tapi disisi lain , mereka itu siapa?

Hanjoo takut dikutuk oleh mereka karena mereka telah mengincarnya untuk mendapatkan darah suci Hanjoo.

🎭🎭

Seorang gadis berambut belang hitam - pink berkacamata menyunggingkan senyuman lebar melihat keadaan gadis yang diincar oleh dia dan timnya. Misi yang kedua telah berhasil membuat gadis yang tampak di monitor besar sangat kena mental. 

"Itu belum seberapa. Jangan puas dulu." 

Gadis rambut belang hitam - pink menoleh , "gue tau. Lu punya ide lagi gak biar jiwanya hancur?" 

"Hmm.. gue lagi mikirin itu sekarang. Apa kita teror lagi lewat seluler?" 

"GAK USAH! ITU TERLALU KAMPUNGAN NJIR!" Bentak salah seorang anggota mereka--gadis berambut cokelat muda dengan riasan wajah cukup menor muncul dari kegelapan. 

"Kita retas semua perangkat dia. Laptop dan hp. Gue udah siapin itu," 

"Yaa sama aja itu teror lewat seluler njing!" sentak gadis berambut pendek belang disertai sorotan mata tajam dan terjadilah pertengkaran. 

Kemudian , ketua kelompok datang sambil membawa spatula eletrik dan memukul keras kepala yang sedang bertengkar serta merta mereka tersengat listrik , pingsan. 

"Berisik anying." kata ketua kelompok yang terkenal kalem tapi sadis. Ia menghampiri temannya yang masih berdiri memandangi monitor besar. 

"Gis , aktifin retasan yang udah dibuat NingNing ke server Joo. Sekarang." 

Tanpa basa - basi lagi , ia langsung mengerjakan sesuai perintah ketua kelompok. 

Di sisi lain , kelompok saingan mereka yang tak lain dan tak bukan bangsa Werewolf--salah satu perwakilan mereka sedang berada di perjalanan menuju tempat Hanjoo. Mereka sama - sama beraksi pada waktu bersamaan. Merebut harta berharga. 


裏口 | BACK DOORWhere stories live. Discover now