12 × 2 : 6

5 0 0
                                    

Baca? Vote dan komennya dong...

Walaupun Nara tidak mau menjelaskan terkait kondisi Hanjoo sebenarnya , Yujin dan Yuna tetap mendapatkan informasi dari para staff yang mengerti hal mistis dan psikis. Hampir semua berpendapat Hanjoo mendapatkan kutukan dari Bangsa Kwangya karena telah melanggar peraturan atau menyakiti salah seorang anggotanya. Darisitu lah , Yujin dan Yuna percaya hal itu sekaligus berencana membantu penyembuhan Hanjoo tanpa memberitahu ke Minkyu dan Prof. Ong. 

Nara tau Yujin dan Yuna sudah mendapatkan informasi masalah Hanjoo. Karena mereka segera menolong Hanjoo lantas Nara harus lebih cepat dari mereka. Dia tidak mau Hanjoo menerima informasi yang salah terutama cara pengobatannya. 

Selagi dia dan Hanjoo masih di kelas , dia akhirnya memutuskan menjelaskan masalah yang diterima gadis itu. Hanjoo kaget mendapati Nara duduk di depannya begitu ia mendongak menyadari ada yang sedang menatap. 

"Lu kenapa?" 

Hanjoo hanya terdiam. Bingung mau jawab apa. 

"Waktu itu lu ngapain---pas gue dibawa sama lu dan Bahiyyih ke ruang darurat," 

Hanjoo menjelaskan sembari mengingat - ingat. "Hmm.. gue lanjut main terus gue... minum terus balik lagi (?)" 

"Terus?" 

"Yang gue inget segitu aja." 

"Lu sadar gak lu minum apa?" 

Hanjoo menggeleng membuat Nara menghela napas panjang. 

"Lu udah minum yang salah. Itu ramuan buat gue," 

"Ha? Ramuan? Buat lu?" 

"He-eh , itu ramuan diracik khusus buat gue untuk menambah stamina gitu lah klo di manusia mah obat penambah darah. Kalau diminum sama manusia , darahnya bakal suci sampe diincar sama makhluk pemburu. Lu tuh lagi diguna - guna bentar lagi lu diambil sama mereka." 

Hanjoo bergidik ngeri. Sekarang dia sadar kalau dia meminum minuman yang salah sekalipun dimatanya hanya air biasa. Terjadilah ketegangan darinya. 

"Gimana dong? apa yang gue harus lakuin?" 

Nara dengan suara dan tatapan datar menjawab, "terlambat. Gue mengatakan ini sebelum lu diambil sama mereka. Bukannya gue gak mau bantu , tapi memang terlambat." 

"Apanya yang terlambat? Please jangan pake alasan yang nggak nggak! Gue tau lu punya solusi , ayolah jujur aja--" 

"Semua sudah terlambat. Jujur." 

Hati Hanjoo serasa mencelus, mendadak air mata jatuh ke pipi kiri. Nara menatap iba namun dia tidak bisa melakukan apapun. Sejujurnya dia memang tidak mau Hanjoo diambil paksa oleh mereka hanya saja sekarang pikirannya buntu karena dibuat pusing dengan urusannya sehingga ia mengatakan bahwa semuanya sudah terlambat. 

"Nara! Temen - temen gue masih berusaha buat nuntasin masalah berati masih ada banyak cara lain. Lu pasti gak mau bantu gue ya? Mana rasa empatimu? Walaupun lu bukan manusia seutuhnya setidaknya lu punya hati nurani , punya rasa kasihan. Gue selama ini percaya lu anak yang baik tapi gak disangka berbanding terbalik. Lu cuma peduli sama orang selain gue. Gue emang gak deket sama lu but--" 

"CUKUP!" sentak Nara seketika membuat orang - orang sekitar diam memandanginya. Hanjoo juga. "Gue masih peduli sama lu. Namun , untuk saat ini , maaf sekali gak bisa. Begitu pula dengan Yujin dan Yuna. Mereka gak bisa sembuhin lu karena informasi yang mereka dapatkan sama sekali gak berguna." 

Nara meninggalkan Hanjoo yang semakin frustasi. Hanjoo meyakini Nara sedang berbohong. Kalau gak peduli , bilang saja gak usah pake alasan yang gak masuk akal , pikirnya. Karena tidak ada lagi yang bisa dipinta bantu , akhirnya Hanjoo memutuskan mengobati sendiri. Dia yakin semuanya tidak terlambat. 

裏口 | BACK DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang