BAGIAN 12

176 14 2
                                    

Enjoy reading!

jgn lupa vote yaa, thankyouuuu💘

'🌍

Bumi, dan keempat temannya saat ini tengah duduk dikursi panjang yang ada didepan kelas mereka. Mereka berlima sedang berbincang sembari menunggu bel masuk berbunyi. Oh ralat, sepertinya hanya berempat saja yang berbincang. Pasalnya Gamal alias manusia kulkas itu tidak ikut menimbrung. Cowok itu sibuk dengan buku ditangannya, sepertinya cowok itu lebih suka berbicara dengan buku dari pada dengan teman-temannya.

"Kemarin gue liat lo sama cewek, tapi gue yakin tuh cewek bukan si Zahra." Bumi dengan menatap penuh selidik kearah Chandresh.

"Itu si April, Sat." sahut Kaman, ikut-ikutan.

"Oh, mantan lo yang udah pernah Lo ajak enak-enak??" cowok yang tengah duduk dengan satu kaki kiri bertumpu dipahanya itu merenggut kesal.

"Gausah diperjelas, anjing." Kesalnya

Bumi terkekeh pelan, "Senangnya dalam hati bila berpacar dua." ledek Bumi sambil bernyanyi.

"Berapa kali enak enak lo sama dia??"

Chandresh mengusap dagunya, berfikir. "Lupa. Yakali gue itungin, anjing." Ucap Chandresh

"Kalo lo gak serius sama Zahra, biar gue aja yang seriusin dia." ucap Kaman, tiba-tiba membuat semua yang berada disana langsung menoleh kearah cowok itu termasuk Gamal, cowok berwajah datar itu.

"Busett!! Abis kejedot apa nih kepala." Nanorian sambil mengelus-elus kepala Kaman kasar, cowok yang dengan predikat playboy kelas kakap itu menepis tangan sahabatnya itu kasar.

"Bisa mati muda si Zahra kalo iya beneran dia nikah sama lo." ledek Bumi dengan kekehan khasnya.

"Lagian lo doyan sama bekas sahabat lo sendiri?"

Kaman melirik cowok setengah bule itu, songong. "Why not." Kaman sambil menarik turunkan alisnya.

"Oh jadi selama ini lo naksir cewek gue?? Biadab banget lo." tuduh Chandresh.

"Tapi kalo si biadab itu maju lo bakal tetep kalah sih, Resh. Secara dia sama cewek lo itu seiman. Sedangkan lo sama cewek lo itu beda. Lo gak mungkin bisa ngajak si Zahra masuk kristen, satt."

Chandresh menaikkan satu alisnya, "Bisa!" yakin Chandresh.

"Heh setan! Bapaknya si Zahra itu ustad, gak bakal mungkin dia ngizinin anak kesayangannya masuk kristen. Lo liat sendiri kan selama ini pakaian dia indoor." ucap Bumi lagi, kesal.

Dengan angkuh, Kaman menyenggol bahu Chandresh kasar, "Gimana?? Udah merasa terancam belum sama posisi gue??"

Chandresh menggeleng, "Ngapain gue merasa terancam cuma karena ada lo?? Kalo kata Zahra sih semakin berbeda semakin suka, semakin problem semakin suka, I dont want peace." Chandresh tengil. Sebetulnya yang ia ucapkan itu bukan kata Zahra, tetapi kata tiktok. Baru saja semalam ia menemukan sound itu.

Kaman menaikan satu alisnya pada Bumi membuat cowok berlesung itu ikut melakukan hal yang sama, sepertinya Bumi tidak mengerti kode yang diberikan oleh Kaman. Terlihat dari wajah cowok itu yang terlihat seperti orang bodoh.

"Lo ngapain kodein gue balik, anjing." Kesal Kaman.

Bumi berdecak, kasar. "Lo ngapain kode-kode gue?? Lo suka sama gue, Man?" tanya nya, dengan eskpresi wajah yang masih kebingungan.

"Istigfar! Lo berdua. Mentang-mentang abis ditolak cewek jadi pikiran lo pada makin kesana kesini." sahut Nanorian.

"Berisik! Lo kira pikiran gue punya kaki makanya dia bisa lari kesana kesini??" tanya Kaman, kesal.

BUMI Where stories live. Discover now