EMPAT PULUH DELAPAN

423 103 437
                                    

Leo, Aldo dan Bara saat ini berada di kantin pada jam istirahat. Sayangnya Leo tidak nafsu untuk memesan apapun. Ia masih sangat marah dengan kejadian malam itu.

Bukannya marah, tapi lebih ke jengkel dan merutuki dirinya sendiri.

"El," panggil Aldo.

Leo hanya menatap Aldo sekilas lalu kembali mengedarkan pandangannya.

"Lo masih kesel sama kemenangan Veo?"

"Masih ada hari lain, bro," timpal Bara menepuk pundak Leo.

Leo menghela napas berat. Baginya ini bukan sol kalah ataupun menang. Tetapi ini tentang sesuatu yang seharusnya tidak di ketahui oleh AlkalinZe.

"Mau kemana?" tanya Bara yang melihat Leo bangkit dari duduknya.

"Jangan bolos," pinta Aldo.

Leo tetaplah Leo. Ia tak menggubris ucapan kedua temannya. Padahal bel masuk sudah berbunyi, tetapi ia tetap berjalan meninggalkan kantin.

Bukannya menuju kelas, melainkan ke rooftop. Entah sudah keberapa kalinya ia membolos di jam pelajaran seperti ini.

Seperti biasa, Leo merebahkan tubuhnya di sofa panjang. Perlahan matanya terpejam. Ia tidak tidur, justru pikirannya yang berkecamuk.

Memikirkan Dira yang bagaimana tahu tentang box itu. Sebenarnya ia sudah tahu jika Dira mengetahuinya. Tapi dirinya berlagak bodo amat.

Leo merasakan wajahnya tidak terasa hangat lagi karena sinar matahari. Ia merasakan seperti ada yang menutupinya. Perlahan matanya terbuka.

"Lo bolos lagi?"

Melihat siapa yang mendatanginya, Leo langsung mendudukkan tubuhnya.

Leo melirik sekilas lalu bangkit dari duduknya. Baru saja akan melangkah, tetapi tangannya di cekal oleh gadis itu.

Gadis yang mengungkapkan perasaannya beberapa minggu yang lalu, Reva.

"Gue mau ngomong sesuatu," ucapnya.

Melihat gadis itu yang masih mencekal tangannya, Leo segera menepisnya dengan kasar.

"Gue ga ada niatan ngomong sama lo," ucap Leo dingin.

Reva menghela napasnya, berusaha sabar mendengarkan ucapan dingin pemuda itu.

"Gue suka sama lo!"

Leo memijit pelipisnya. Ia bingung harus menjawab apa.

"Jangan suka sama gue."

Setelah mengucapkan hal itu, Leo segera meninggalkan Reva yang masih mematung di tempatnya.

Niatnya untuk membolos sepertinya gagal lagi karena gadis itu.

*****

Leo masuk ke dalam kelasnya. Ia mengira bahwa guru bahasa Indonesianya sudah masuk, ternyata belum sama sekali.

Leo langsung duduk di bangkunya.

Aldo dan Bara yang melihat hal itu hanya bisa menatap Leo tak percaya.

"Kenapa?" tnya Leo yang tahu keduanya sedang memperhatikannya.

"Katanya mau bolos?" cibir Aldo.

Leo hanya diam tak menanggapi. Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi game di sana

"El," panggil Bara yang melihat pemuda itu mengabaikannya.

Leo meletakkan ponselnya di atas meja, menatap bergantian Aldo dan Bara.

Secret & Truth [END]Where stories live. Discover now