27. DATANGNYA PENGANGGU

2K 120 1
                                    


Happy reading💙💙💙

•••

Nathan mengendari motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia mendapat kabar jika Dhira diteror, dan entah siapa pelakunya. Kondisi jalan yang sepi karena memang sudah larut malam, membuatnya lebih leluasa dalam berkendara.

Pikirannya hanya fokus dengan gadisnya saja, apalagi ia juga dikabari jika Dhira pingsan di kamar mandi, membuat rasa khawatirnya semakin besar.

Beberapa menit berlalu, akhirnya Nathan sampai di depan rumah Dhira. Ia segera membuka pagar sendiri karena ia yakin satpam pasti sudah beristirahat.

"Lo di mana?"

"Depan." Nathan menjawab telepon dari Vio.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan Vio dan Sella. Tanpa basi-basi, Nathan langsung menanyakan keberadaan gadisnya. "Dhira di mana?"

"Di atas," jawab Sella sedikit takut. Jujur, ekspresi Nathan sekarang sangat seram, tubuh tegap serta tatapan tajam membuat Sella bergidik ngeri.

Nathan langsung menerobos Sella dan Vio yang berdiri di depan pintu, segera ia menuju kamar gadisnya itu. Ia langsung masuk ke dalam, mengetahui pintu kamar tidak di tutup.

Matanya yang semula menampilkan tatapan tajam kini berubah lebih lembut saat dirinya menatap seorang gadis dengan mata cantik yang tertutup. Ia berjalan mendekati Dhira yang setia menutup matanya.

Nathan duduk di tepi ranjang, mengamati wajah Dhira yang pucat, bahkan di dalam kondisi seperti ini, wajah Dhira masih saja terlihat cantik. Ia mengusap puncak kepala gadisnya itu dengan sayang.

"Cerita!" ucapnya datar.

"Hah?" Freya tak paham dengan apa yang dikatakan Nathan barusan.

Nathan menghembuskan napas pelan. "Kenapa bisa kayak gini?" ucapnya lebih jelas.

"Oohh..."

Freya mulai menjelaskan kronologi kejadian tadi, dibantu oleh Yara karena memang perempuan itu tadi belum tertidur saat Dhira memasuki kamar mandi.

Nathan memijit pelipisnya, memikirkan siapa orang yang telah meneror Dhira hingga membuat kondisi gadis itu seperti ini.

"Sebelum kalian datang, ada yang ke sini?" tanya Nathan.

"Ya nggak tau lah," jawab Freya sewot. Ia datang setelah magrib, bahkan hampir isya' jadi mana tau ada orang ke sini atau enggak.

Nathan menatap Freya tajam, membuat perempuan itu gelagapan ditatap seperti itu. "K-kayaknya nggak ada deh," ucap Freya gugup.

"Mana kertasnya?"

Freya menyerahkan secarik kertas yang ditemukan di tempat sampah. Nathan menerima dan langsung membacanya, ia mengernyitkan dahinya sekaligus marah, berani sekali orang yang telah meneror gadis kecilnya ini.

Nathan menyimpan kertas itu ke dalam saku celananya, sorot matanya kembali menatap Dhira yang masih setia menutup matanya, entah perempuan itu masih pingsan atau sudah tertidur.

Nathan tidak berniat untuk pulang, ia akan menjaga gadisnya di sini. Ia menatap datar teman-teman Dhira yang sedari tadi melihat perlakuannya dengan diam.

"Gue jaga di bawah," ucap Nathan segera berlalu keluar kamar Dhira menuju lantai bawah.

Setelah memastikan Nathan sudah di bawah, Freya dan yang lainnya langsung menghela napas lega. Aura yang ditujukan Nathan tadi benar-benar menyeramkan, namun mereka bisa melihat sosok Nathan yang lembut saat bersama Dhira.

Gardenia | ENDWhere stories live. Discover now