Night 2

4.5K 688 81
                                    

⁘  ⁘  ⁘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⁘  ⁘  ⁘

Selama lima ratus tahun Wang Yibo, Raja Were yang perkasa, hidup menyendiri dalam kastilnya yang bernama Menara Salju. Terletak jauh di atas bukit setinggi empat ribu meter dari pemukiman penduduk. Yibo memilih bersembunyi di sana.

Kesedihan setiap hari menyiksanya siang dan malam menanti kehadiran sang Luna. Karena itu ia akan melolong sepanjang malam, khususnya pada malam purnama, menyuarakan kepedihannya. Jauh di dalam hatinya, Yibo berharap sang Luna akan mendengar lolongannya dan kembali padanya.

Seorang gadis peramal kecil, yang diubahnya menjadi cur setelah diserang oleh sekelompok rogue, mengatakan bahwa sang Luna akan lahir kembali ke dunia. Hal itu memberi Yibo harapan untuk terus bertahan sampai ia bisa bertemu dengan Lunanya.

Dari kejauhan Yibo sudah bisa mencium aroma cur yang mendekat. Tak lama kemudian, pintunya diketuk dan dibuka.

"Tuan, waktunya makan malam." Suara cur kecil itu jernih dan melengking ketika meletakkan sebuah nampan ke atas meja hadapan Yibo.

"Xin'er, apa sudah ada berita kapan Luna akan muncul?"

Qiao Xin, gadis peramal yang diubah menjadi cur itu sudah mengikutinya sejak seratus lima puluh tahun yang lalu. Ia mempunyai perawakan kecil, dengan rambut hitam panjang dan selalu mengenakan kerudung berwarna merah kesukaannya. Pertumbuhan dirinya berhenti diusia tiga belas tahun, usia sewaktu ia diubah menjadi cur. Yibo tak mengerti mengapa hal ajaib itu bisa terjadi pada Qiao Xin. Umumnya para were dan cur akan terus bertumbuh sampai mencapai usia dewasa lalu berhenti pada satu titik tertentu yang berbeda-beda pada setiap were.

Awalnya Yibo tak tahu kalau gadis yang diselamatkannya itu ternyata memiliki kemampuan meramal. Ia hanya kebetulan melewati hutan saat melihat rogue mengelilingi gadis itu dengan taring yang siap menerkam. Melihat sang raja were datang, para rogue pun melarikan diri sambil menyembunyikan ekor di antara kakinya. Sayangnya, Qiao Xin sudah tergigit terlebih dahulu di kakinya sehingga Yibo harus memberikan racun miliknya untuk menyempurnakan perubahannya.

Sejak itu, Qiao Xin terus mengikuti Yibo sebagai pelayan.

"Kenapa kau mengikutiku?" Yibo bertanya padanya suatu hari. "Aku tidak membutuhkan pelayan jadi kau boleh pergi dan berdiam di pack mana pun yang kau inginkan. Aku akan memberikan rekomendasi kepada pemimpin pack di mana kau ingin tinggal. Dengan demikian, mereka tidak akan menolakmu."

"Tuan, aku sudah meramalkan kedatanganmu sewaktu menyelamatkanku. Dan aku tahu bahwa anda akan membutuhkanku untuk mencari sang Luna."

Begitu jawaban yang diberikan Qiao Xin sehingga Yibo tidak lagi mengusir gadis kecil itu dari sisinya.

"Hari di mana anda bertemu dengan sang Luna semakin dekat," beritahu Qiao Xin. "Anda harus menunggu sebentar lagi, tuan."

Kalimat itu membangkitkan semangat Yibo. Ia mengunyah daging yang disediakan untuknya dengan antusias.

THE LONGEST NIGHT ✓Where stories live. Discover now