Night 4

4.5K 602 62
                                    

--------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

--------------------

“ANEH.” 

Keheranan dalam nada dokter yang memeriksa Sean dibiarkan diketahui semua orang di ruangan itu. 

“Ada apa, dokter?” tanya Yibo cepat. Dibandingkan heran, wajah Yibo lebih cenderung cemas. 

“Lukanya sembuh dengan cepat,” sang dokter menjawab tanpa berpikir. 

Satu helaan napas lolos dari tenggorokan Yibo. “Bukankah sudah seharusnya begitu, dokter?” 

Mata dokter memperhatikan lagi luka di kening Sean. “Ya, tapi rasanya ini dua kali lebih cepat dari yang seharusnya.” 

“Benarkah?” Yibo jadi penasaran sehingga ia menunduk untuk melihat luka di belakang kepala Sean yang sudah mengering dan hanya menyisakan sayatan kecil di sana.

Saat Yibo menatap Sean, pemuda itu tersenyum tipis tanpa ada niat untuk berkomentar atau menjelaskan. 

“Barangkali pada dasarnya lukanya memang tidak terlalu dalam,” Yibo menyimpulkan dan Sean mengangguk karenanya. 

Reaksi sang dokter pun sesuai harapan. “Begitukah?” namun nadanya terdengar ragu. 

“Jadi kapan dia bisa pulang, dokter?” 

Yibo membuat suaranya terdengar sangat ingin membawa Sean pulang secepatnya setelah satu hari dirawat. 

Sang dokter memeriksa catatannya sebentar sebelum menjawab, “Seluruh organ vitalnya baik, kesadarannya juga penuh. Menurut hasil CT-scan kepalanya hanya terbentur dan tidak ada cedera serius. Lukanya bahkan sudah sembuh. Siang ini dia sudah bisa pulang.” 

“Terima kasih, dokter.” 

“Anda tak perlu sungkan, tuan.” Kepala dokter itu menunduk hormat pada Yibo maka tahulah Sean kalau dokter itu mengenali Yibo sebagai rajanya. 

“Apa yang sedang kau pikirkan?” 

Sean terkejut mendapati Yibo sudah berada di hadapannya, sedang menatapnya lekat-lekat. Rupanya tanpa sadar tadi ia melamun. 

“Aku bisa mengetahui perasaanmu tapi tidak bisa menerka pikiranmu.” Mata Yibo menatap mata Sean yang coklat. Yang artinya perasaan Sean sedang netral. “Jadi katakan apa yang sedang kau pikirkan sampai tadi.”

Sambil menatap Yibo, Sean berkata, “Apa semua orang tahu siapa dirimu?” 

“Tidak semuanya. Ada orang-orang yang hanya tahu namaku tapi tidak dengan wajahku.” 

Seperti dirinya, pikir Sean. 

“Apa kau punya keluarga di sini?” tanya Yibo lagi. 

Sean menggeleng. “Orangtuaku meninggal dalam kecelakaan lalu sejak saat itu aku diasuh oleh orangtua Zishu. Mereka orangtua angkatku.”

THE LONGEST NIGHT ✓Where stories live. Discover now