33.

8.7K 1K 70
                                    

Hari ini, Xiao Zhan tidak ingin bangun dari tempat tidur. Seluruh badannya terasa sakit.

Yibo datang dan kembali memanggilnya dengan suara yang lembut.  "Bunny, ayo bangun.. Kamu tidak ke kampus hari ini?"

"Ah~~ malas.." Jawab Zhan dengan rengekan manja.

Yibo sedikit bingung dengan tingkah Zhan saat ini. Namun, dia tidak ingin memaksanya.

"Baiklah.. Kamu istirahat saja hari ini, aku akan mengabari dosen mu untuk minta ijin."

Zhan mengangguk patuh, kemudian dia kembali menutup matanya. 
Setelah menelfon dosen, Yibo pun berangkat ke perusahaannya.

Xiao Zhan baru bangun setelah pukul 9 pagi. Rasanya sangat malas dan lelah. Entah kenapa, seluruh tubuhnya terasa seperti baru saja memikul sesuatu yang berat.

Xiao Zhan pergi ke dapur, ia mengambil air dan meneguk nya dalam beberapa tegukan kecil, kemudian ia duduk di sofa dengan mimik wajah yang benar-benar malas.

"Kemana ya.. Hm.. Ayo ke rumah mama saja.." dia kemudian berdiri, masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.

Setelah bersiap diri, lelaki manis itu keluar. Hari ini rasanya dia ingin menyetir sendiri. Zhan memanggil supir pribadinya, kemudian meminta kunci pada sang supir, lalu dia mulai berkendara menuju ke rumah ibunya.

Sedangkan disisi lain, nyonya Xiao berdiri di depan nyonya Su dengan tangan yang di lipat ke dadanya. Tampak elegan dan sombong.

Nyonya Su menghela nafas panjang, dia benar-benar pusing karena selalu di datangi tamu-tamu tak di undang.

"Hei, sebenarnya apa mau kalian? Kenapa kalian selalu menyusahkanku?" Tanya nyonya Su yang tidak tahan lagi dengan semua hal ini.

"Hah.. Jadi sekrang kamu sudah berani berkata yang tidak sopan padaku ya? Dulu saja kamu membungkuk hormat seperti pembantu di rumahku!" tukas nyonya Xiao mengejek.

Nyonya Su menampilkan senyum kecilnya, "Anda pikir saya mau melakukan itu? Jika bukan karena ingin bertemu dengan anak saya, saya juga tidak akan sudi membungkuk di depan anda!"

Saat Zhan masih kecil, Nyonya Su sebenarnya datang beberapa kali untuk menjenguknya, walaupun sulit, walaupun dia harus membungkuk pada wanita di depannya itu, namun dengan begitu dia bisa tetap melihat Putranya, walaupun secara diam-diam.

Nyonya Xiao tampak emosi, "Beraninya kau!!"

Wanita itu memijat pelipisnya. Rasanya tidak berguna bila membuang-buang waktunya disana.

"Jadi, katakan saja dimana suami saya.. Saya harus membawanya pulang!" Titah nyonya Xiao.

Nyonya Su menautkan alisnya bingung. "Hah? Apa maksud anda? Suami yang mana? Di rumah saya tidak ada laki-laki disini.."

"Yakin? Bagaimana kalau aku menemukan dia disini?"

Mereka tidak lagi saling menekan satu sama lain, tapi sekarang malah berbalik menyindir satu sama lain.

"Ckck.. Memangnya aku peduli? Bahkan jika kamu menemukan dia disini juga bukan salahku, karena aku tidak pernah mencarinya!"

"Apaa??" Nyonya Xiao tampak marah, tangannya di kepal erat dan giginya di kancing rapat-rapat.

"Silahkan pulang!! Hah.. Benar-benar ya, padahal aku tidak pernah mengundang kalian kesini, kenapa kalian selalu datang ke rumahku seenaknya?"

"Hah.. Hahah.."  Nyonya Xiao tiba-tiba tertawa, "dasar jalang tidak tahu malu ini.. Sepertinya kamu benar-benar menguji kesabaranku ya.."

Nyonya Su menatap wanita itu tanpa rasa takut, kemudian ia maju satu langkah, "memangnya kenapa? Apa yang akan kamu lakukan jika kesabaranmu habis?"

Nyonya Xiao tampak geram, bahkan seluruh tubuhnya bergetar, rasanya dia ingin maju dan menampar wanita di depannya ini, namun mengingat umur mereka, akan sangat memalukan jika di lihat oleh tetangga.

Sedangkan Nyonya Su hanya bersantai. Selagi dia tidak melakukan kesalahan, untuk apa dia takut?

"Dengar, sekali lagi kamu menggoda suamiku, aku benar-benar tidak kan tinggal diam!" Ancam nyonya Xiao yang terdengar tak mendasar.

"Menggoda? Memangnya kapan aku menggodanya? Bahkan kita..."

"Mama?" Sebuah suara menyapa indra pendengaran dua wanita itu. Keduanya seketika berbalik, terkejut? Tentu saja.

Mereka terkejut dengan kedatangan Xiao Zhan yang secara tiba-tiba.

"Zha-zhanzhan? Sayang, kamu datang?" Nyonya Su sedikit panik. Dia mendekat dan meraih tangan putranya.

Xiao Zhan mengangguk, kemudian matanya melirik ke salah satu orang lagi di seberang sana. Alisnya bertaut, "Mama juga disini?" Tanyanya dengan nada tak suka.

Nyonya Xiao mendekat, wanita itu berdiri di samping Zhan dengan memang wajah sedihnya, "mama hanya datang untuk berkunjung dan minta maaf atas kejadian kemarin, tapi.. Dia mengusir mama."

Kebohongannya sangat lancar, membuat nyonya Su mengernyitkan alisnya tak suka.

"Apa yang kau..." Saat nyonya Su ingin bicara, Zhan lebih dulu menghadang.

"Ma.. Aku tidak suka keributan. Mama Ri memang yang menjagaku, tapi mama Su yang melahirkan aku.. Sejujurnya aku tidak ingin melihat kalian bertengkar. Apa yang kalian perebutkan? Papa? Kenapa kalian tidak menanyakan saja pendapat papa tentang ini?"

"Aku sudah cukup lelah untuk melarikan diri dan berpura-pura tidak tahu. Bagaimanapun, aku adalah anak lelaki yang sudah dewasa, aku tidak ingin melihat orang tuaku terus bertengkar.."

Kedua wanita itu ternganga.. Ini pertama kalinya mereka mendengar Zhan berbicara begitu banyak tentang isi hatinya.

Apakah selama ini dia memendam segalanya sendirian? 
Karena dia tidak bisa memilih salah satu dari mereka.. Pasti sangat sulit untuknya selama ini.

"Zhanzhan, kamu tahu sendiri, mama tidak cocok dengan wanita ini.." Tukas Nyonya Xiao.

"Kamu pikir aku juga cocok denganmu?" Cicit nyonya Su.

Zhan memijit pelipisnya. Dia benar-benar sedang tidak bermood hari ini. Biasanya dia tidak ingin peduli, tapi entah kenapa hari ini dia tidak ingin melihat pertengkaran. 
"Bisakah kalian berpura-pura baikan? Setidaknya di depanku saja. Kalian membuatku merasakan tertekan!"

Kedua orang tua itu langsung menatap Xiao Zhan. Mereka juga tidak ingin bertengkar, tapi.. Sebenarnya apa yang mereka perebutkan?

Nyonya Xiao juga menyayangi Xiao Zhan. Hanya karena dia sibuk, dia jadi tidak banyak menyempatkan waktu untuk lelaki manis itu.

Nyonya Xiao menghela nafas panjang. Mungkin selama ini dialah yang paling egois. Dari memisahkan ibu dan anak, juga memusuhi orang yang sebenarnya tidak bersalah.

"Baiklah.. Mama Minta maaf.." Nyonya Xiao akhirnya mengalah, membuat Nyonya Su hampir saja tak tak percaya.

"Kamu... Serius?" Tanya Nyonya Su.

Nyonya Xiao mengangguk, "Yah.. Memangnya apa yang kita perebutkan selama ini? Jika dengan berbaikan kita bisa sama-sama mempunyai waktu luang bersama Zhanzhan.. Kenapa kita tidak mencobanya saja?"

"Lagipula, aku juga menyayanginya layaknya anak kandung ku sendiri.." Nyonya Xiao tidak bisa melahirkan, karena itulah kenapa dia tetap berusaha mempertahankan Xiao Zhan di sisiNya sebagai anaknya. Namun, ternyata apa yang dia lakukan selama ini menyakiti hati banyak orang.

"Maaf..." Ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Melihat mata yang memancarkan ketulusan dari nyonya Xiao membuat hati Nyonya Su terasa hangat.

Sekarang dia percaya bila wanita di sampingnya itu memang bersungguh-sungguh untuk minta maaf.

Nyonya Su tanpa menjawab, dia merangkul wanita itu, memeluknya dengan lembut, "Maaf.. Ini salah kita berdua karena terlalu egois.."

Nyonya Xiao tidak bisa berkata-kata lagi.. Wanita itu menangis. Apakah ini rasanya melepaskan beban berat yang di tanggung? Apakah rasanya selega ini?

Nyonya Su pun tidak bisa untuk tidak terharu.

Mereka berdua mengakui kesalahan dan saling memaafkan. Di usia mereka yang sudah tua, tidak ada gunanya lagi untuk terus bertengkar hanya karena memperebutkan sesuatu. 
Xiao Zhan tersenyum puas. Setidaknya dengan begini.. Masalah orang tuanya telah selesai, tinggal menunggu bagaimana keputusan ayahnya.

Saat lelaki manis itu hendak melangkah menghampiri kedua ibunya, kepalanya tiba-tiba terasa pusing.

Dia memegang kepalanya yang seolah berputar, bahkan matanya mulai kabur.

Sial.. Apa yang terjadi denganku...

Dan tiba-tiba saja..

Brukhhh

Tubuhnya ambruk dibawa tanah.

"XIAO ZHAN!!!" telinganya masih bisa mendengar teriakan yang histeris dari kedua orang wanita itu, namun kemudian.. Matanya tertutup dan dia tak mendengar apapun lagi. 

                                 ••| 


Nyonya Xiao dan Nyonya Su terus mondar-mandir gelisah. 
"Bagaimana ini.. Apa dia baik-baik saja?" Tanya Nyonya Xiao dengan raut wajah yang panik.

Keduanya terus mondar-mandir di depan UGD. Berharap dokter segera keluar dan mengatakan sesuatu yang baik.

"Aku harus menghubungi Yibo.." Nyonya Su mengambil ponselnya, kemudian menekan kontak yang di tulis dengan nama "Yibo" Dan langsung memanggilnya.


Yibo yang berada di seberang sana tengah sibuk berada di lokasi kontruksi untuk memeriksa para pekerjanya disana sekaligus bertemu dengan orang penting dari perusahaan asing.

Di tengah kesibukannya, ponselnya berdering.

Yibo mengambil dan melihatnya, dia tidak bisa mengabaikannya karena panggilan tersebut dari ibu mertuanya.

Lelaki itu mundur sebentar, membiarkan Yubin sekretarisnya yang berbicara dengan orang penting dari perusahaan luar itu.

Yubin terus saja berkeringat dingin. Presdirnya itu memang kurang ajar karena selalu melepaskannya sendiri tanpa menjelaskan apa yang harus dia lakukan.

"Halo ma.." Sapa Yibo dengan sopan.

"Yibo.. Apa kamu sibuk?"

Yibo sedikit tak nyaman mendengar suara itu, suara yang terdengar panik seolah sesuatu terjadi.

“Tidak ma.. Ada apa?" Jawabnya berbohong.

"Zhanzhan.. Dia pingsan.."

Deeggg..

Mata Yibo membulat. Jantungnya berdegup kencang.

"Ba-bagaimana bisa? Di dimana dia sekarang ma?"

Nyonya Su memberitahu alamat rumah sakit pada Yibo, lelaki itu bahkan lupa bahwa ada tamu penting disana. Dia tanpa pamit langsung menyambar kunci mobil miliknya dan pergi dari sana.
.
.
.
.

My Wife is Mine (YIZHAN/END 🦁🐰)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang