4. Toilet

105 12 3
                                    

The minute I heard my first love story, I started looking for you

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The minute I heard my first love story, I started looking for you

- Jalaludin Rumi -

🍁


Tidak perlu mengajariku. Aku tahu jika berciuman dengan pria lain saat kau punya seorang kekasih jelas bukan hal yang baik. Jika ku pikirkan lagi aku melakukan lebih dari sekedar berciuman saat diriku dalam keadaan mabuk. Kontak fisik yang terjadi jelas lebih dari itu, sekalipun Jimin bersikeras berkata dia menahan diri untuk tidak menyentuhku lebih dari yang dia lakukan.

Tapi bukan berarti aku baik-baik saja dengan fakta itu.

Harus ku akui jika hal itu membawa pengaruh buruk bagiku. Banyak hal berkelebat di kepalaku sejak kejadian itu. Pikiranku menjadi sinting, aku terus memikirkan tentang Jimin dan hubungan kami yang aneh sejak dulu.

Aku sudah pernah bilang sebelumnya jika Park Jimin adalah pria yang mencuri ciuman pertamaku saat kami bersekolah dulu. Aku akan menyebutnya sebagai pencurian karena dilakukan dengan keterpaksaan, itu ciuman yang ilegal. Sekali pun aku tahu Jimin tidak akan terima dengan tudingan seperti ini. Baginya itu bukan sebuah pencurian, tapi sebuah kompensasi yang harus ku berikan. Saat itu aku kalah taruhan dan ciuman itu adalah imbalan yang diinginkannya. Bukankah dia sangat licik?! Bajingan tengik!

Aku rasa saat itulah titik balik hubungan kami. Ada sesuatu yang berubah setelah kejadian itu. Aku tidak mengerti apa yang berubah, sikap Jimin yang aneh dan tidak ku mengerti atau aku yang mulai menjaga jarak dan waspada jika berada disampingnya. Saat itu aku membencinya karena dia memiliki seorang kekasih. Bayangkan bisa-bisanya dia menciumku diperpustakaan sekolah begitu saja, tanpa rasa bersalah! Bukankah itu bisa diartikan sebagai pengkhianatan?!

Argh.. Lalu kini hal yang sama terjadi lagi. Aku bahkan tidak bisa menyalahkan Jimin kali ini karena akulah yang melakukan pengkhianatan. Bermesraan dengan pria lain.. arghhh..

"Kau baik-baik saja, sayang?" Joon-ki kekasihku bertanya.

Dia pria yang baik, bekerja sebagai seorang financial consultants yang cukup kompeten. Aku mengenalnya dua tahun lalu secara tidak sengaja di sebuah resepsi pernikahan salah seorang teman. Hubungan kami berjalan dengan baik, hingga akhirnya berkencan hampir satu tahun lamanya.

Joon-ki pria yang membuatku nyaman, sekalipun aku tidak tahu apa aku jatuh cinta padanya atau tidak. Sometime we can't classified our feeling to other. Terkadang pula sebuah hubungan terjalin begitu saja tanpa ada embel-embel apapun hanya berlandaskan kenyamanan.

Lalu Jimin? Aku bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Dia teman bagiku, bahkan lebih dari itu kami bersahabat cukup lama. Tapi persahabatan juga terjalin dalam banyak bentuk dan ruang yang berbeda.

"Kau baik-baik saja?" Hoseok bertanya padaku.

Kami sedang makan siang bersama di kantin kantorku karena sebuah kebetulan tidak disengaja. Hoseok akan menjadi arsitek yang mendesign ulang kantor tempatku bekerja.

TIMEWhere stories live. Discover now