Chapter 36 ♗

615 117 7
                                    

Berjalan Di Udara (2)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

"Tuan muda." Laki-laki itu membungkuk ke arah mereka.

"Tuan muda, orang ini kepala juru masak di kediaman Bardev." Lika memperkenalkan.

Laki-laki itu beradaptasi dengan situasi dan kembali membungkuk memperkenalkan diri. "Nama saya Neal."

Valias sudah terbiasa dengan gaya bicara dan cara memanggil orang-orang. "Neal. Maaf kami mengganggumu. Apa kau yang selama ini membuat masakan untuk keluarga Bardev?"

"Iya, tuan muda. Bersama dua koki lain. Tapi mereka hanya datang ketika menjelang waktu makan malam."

"Oh.." Valias mendapat informasi baru. "Neal. Boleh aku pinjam dapurmu sebentar?"

Neal tampak terdiam. Valias mengamati laki-laki yang lebih tinggi darinya itu dan teringat dengan Kei. Neal menyisir rambutnya kebelakang dan memiliki mata tajam. Lengan baju yang dia gulung juga menunjukkan otot yang dimilikinya.

"Tentu, tuan muda. Saya hanya akan mengasah pisau-pisau ini. Tuan muda bisa melakukan yang Anda mau. Saya akan membereskan sisanya."

Valias bisa melihat sebuah keranjang diatas meja dapur terisi dengan beragam pisau. Valias belum pernah melihat pisau sebanyak itu. Dia akan mengasah semuanya?

"Oke." Merasa sudah mendapat persetujuan dari orang yang secara garis besarnya pemilik dari dapur itu, Valias mulai berjalan-jalan mengelilingi dapur masih dengan Dina menggenggam tangannya.

"Ah." Valias melihat bagaimana berbagai bahan makanan tertata bagian belakang dapur. Berbagai sayuran, buah, juga bahan makanan hewani yang tersimpan dengan begitu rapih di dalam kotak kayu yang mengeluarkan sensasi dingin. Valias tidak berpikir ada kulkas yang menggunakan listrik disini jadi dia berasumsi kalau tempat penyimpanan bahan makanan itu menggunakan sihir.

Tapi..

Terlalu berbeda.

Daging dan ikan tidak memiliki perbedaan dari yang biasa Valias lihat di Indonesia.

Tapi sayuran-sayurannya..

Valias berniat untuk membuat makanan seperti tumis kangkung, tempe, dan makanan Indonesia lainnya.

Tapi aku lupa kalau cerita ini bertema Eropa.

Bahan makananya pun berbeda dengan yang biasa Valias gunakan. Valias merasa ingin tertawa diluar tapi menangis didalam.

"Kakak akan membuat apa?"

Valias diam-diam tersenyum kecut.

Membuat apa? Aku kehilangan bahan-bahan yang kuperlukan.

Valias tertawa meringis dalam hati.

Tapi tidak masalah.

Valias melihat daging ayam yang sudah bersih. Dia juga melihat bumbu-bumbu yang menarik perhatiannya.

Valias membawa langkahnya ke tempat penyimpanan ayam. Tangannya bergerak meraih bahan makanan hewani itu dan Dina dengan tanggap melepaskan genggamannya. Melihat Valias memusatkan perhatian penuhnya pada bahan-bahan yang tampaknya hendak dia gunakan. Dia membawa beberapa bahan makanan ke atas meja di sebelah Neal. Neal diam-diam melirik apa yang tengah remaja berambut merah itu lakukan. Dina yang sudah berpindah ke tempat duduk pun menontoni kakak sulungnya bersama Danial.

Keempat orang di dapur sama-sama menaruh perhatian mereka pada laki-laki ringkih yang menggerakkan kedua tangannya dengan begitu telaten menggerus berbagai rempah. Mengusapkan campuran bumbu pada ayam dan memasukkan ayam itu ke dalam pemanggang. Bahkan sebelum Neal dan Lika sempat bergerak tuan muda mereka sudah lebih dulu menyalakan api di kayu pemanggang. Bekerja seolah dia sudah terbiasa melakukan hal-hal itu seumur hidupnya.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Место, где живут истории. Откройте их для себя