41. HARUS KUAT

55.2K 4.9K 613
                                    

Vote dulu nanti lupa!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini.

41

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

41. Harus kuat

______

Devan di buat kalut setelah mendapat kabar dari Alma jika Farel pulang ke rumah dalam keadaan babak belur hingga berakhir tidak sadarkan diri. Kini mereka sudah berada di rumah sakit, menunggu kabar dari Dokter mengenai kondisi Farel.

Bima selaku Ayah Farel hanya bisa diam sambil menyenderkan tubuhnya di dinding. Rasanya tidak terima ketika mendapat kabar jika anak semata wayangnya babak belur apalagi sampai tidak sadarkan diri. Sedari Farel kecil, Bima sama sekali tidak pernah bermain tangan untuk mendidik anaknya, sekedar memukul saja tidak pernah. Marah rasa mendapati anaknya sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena mendapatkan pukulan dari orang yang tidak di kenal. Dulu saat Farel masih tinggal bersamanya, Bima sering kali mendapati Farel pulang dengan keadaan banyak luka lebam yang menghiasi wajahnya. Bima masih memaklumi jika di umur Farel saat itu masih ingin mencari jati diri. 

Farel itu bandel, keras kepala. Itu memang benar adanya. Tapi ketika berada di situasi seperti saat ini siapa yang tidak marah. Anaknya pulang dalam keadaan jauh dari kata baik hingga akhirnya harus di larikan ke rumah sakit.

Sedangkan Alma hanya menatap kosong pintu IGD dengan lelehan air mata terus mengalir. Di dalam hatinya sangat mengawatirkan kondisi Farel di dalam sana. Mira yang duduk di samping Alma terus memberikan kata-kata penenang untuk meyakinkan Alma jika Farel akan baik-baik saja.

"Bunda. Farel pasti bangun lagi kan," lirih Alma.

Mira tersenyum, lalu mengangguk. "Pasti sayang. Bunda tau kalau Farel itu anak yang kuat," ujar Mira meyakinkan Alma. Padahal dalam hatinya sedang merasakan ketakutan yang sama.

"Kalo Farel gak ada aku gimana," cicit Alma. Mira langsung menarik Alma masuk ke dalam pelukannya. "Kita sama-sama berdoa supaya Farel baik-baik saja. Biar bisa kumpul sama kita lagi kaya biasanya.

Mira menghapus air mata Alma yang membanjiri area pipi. "Jangan nangis lagi. Farel gak suka liat istri kesayangan nangis kaya gini."

Doa tidak putus mereka panjatkan. Devan benci setiap situasi saat ini. Cukup ayahnya saja yang pergi meninggalkannya. Sahabatnya yang satu ini jangan.

"Kebelet berak lagi," bisik Agus di telinga Boby.

"Makanya jangan kebanyakan makan," sahut Boby.

"Cepetan temenin gue. Keburu keluar dikit."

"Kita lagi pada tegang nunggu kabar kondisi Farel," ucap Boby.

"Sebentar aja. Gue udah gak tahan." Agus menarik paksa tangan Boby untuk di minta menemaninya pergi ke toilet.

"Kira-kira siapa pelakunya?" Tanya Dimas.

"Gue juga gak tau," jawab Devan.

"Gue curiga sama Anjas," ujar Wildan. Devan langsung menengok ke arah laki-laki itu. "Gue sempat kepikiran kaya gitu. Tapi kita gak boleh gegabah, tunggu keterangan dari Farel dulu."

ALFAREL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang