Vote dulu nanti lupa!
Follow juga kalau suka dengan cerita ini.
43. Bertambah umur
_____
Farel sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit sejak dua hari yang lalu. Bahkan laki-laki itu kembali sudah masuk sekolah seperti biasanya. Seperti bisa mereka selalu bergandengan tangan dari parkiran hingga sampai di kelas. Bodoh amat orang akan bilang apa tentang mereka.
"Farel, mau beli coklat dulu," ucap Alma merengek di hadapan Farel.
"Kenapa belinya gak pas istirahat aja." Farel menyahut.
Alma menggeleng. "Lo kan tadi udah janji mau beliin pagi ini."
"Iya, iya."
Farel terpaksa menuruti permintaan Alma untuk membelikan coklat yang biasa di belinya di kantin sekolah. Kebetulan di kantin terdapat stand khusus untuk makanan ringan.
"Beli satu aja. Gue nggak mau nantinya lo sakit gigi," ucap Farel.
"Kalo cuma beli satu mana ada rasanya," sahut Alma dengan wajah cemberut.
"Terserah lo mau beli berapa. Tapi nanti kalo gigi lo sakit tinggal gue cabut pake tang!"
"Emang lo tega?"
"Enggak sih."
Apa yang Alma inginkan sudah berada di tangan. Lantas Farel kembali menarik tangan Alma untuk segera keluar dari area kantin.
Di koridor mereka berpapasan dengan Pak Yanto yang terlihat baru sampai terbukti dengan adanya tas yang masih terlampir di bahu Guru olahraga itu.
"Pagi, Pak," sapa Farel ramah.
"Pagi," balas Pak Yanto.
"Ayamnya apa kabar, Pak?" Tanya Farel.
"Alhamdulillah mati semua," jawab Pak Yanto miris.
"Alhamdullilah," sahut Farel setelahnya.
"Ayamnya mati kok alhamdulillah?" Alma bertanya.
"Karena semua hanya titipan," jawab Pak Yanto.
"Patut di contoh nih, Al. Ketika kehilangan kita harus tetap lapang dada."
YOU ARE READING
ALFAREL [END]
Teen Fiction[ DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI !!! ] "Dari sekian banyak mantan yang gue punya. Alhamdullilah yang jadi istri gue itu lo. -Farelio Bagaskara Sangat tidak disangka jika status mantan yang baru disandang beberapa hari...