11. Perbaiki Di Masa Sekarang

165 29 2
                                    

MESKIPUN TERBILANG SUDAH cukup lama Jisoo tidak datang ke salah satu anak perusahaan keluarganya yang kini tengah dikelola oleh Choi Seungcheol, tentu saja sebagian besar dari karyawan di sana masih dapat mengenali Jisoo: setidaknya mereka tahu Jisoo itu siapa. Padahal sejujurnya Jisoo sangat risi dengan kondisi yang seperti ini. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Ia tidak suka dengan banyaknya mulut menyebutkan namanya, entah itu Jisoo kenal dengannya ataupun tidak.

Mungkin inilah alasan yang menjadi dasar utama kenapa Jisoo belum berminat untuk mengambil alih salah satu anak perusahaan keluarganya. Padahal Jeonghan sudah sedari lama mengambil haknya, ditambah Seungcheol, sejak acara pertunangan selesai diselenggarakan. Jisoo malah lebih memilih untuk menjadi mahasiswi biasa yang sehari-harinya dipusingkan oleh tugas dan laporan.

Salah seorang petinggi perusahaan mendatangi Jisoo dengan wajah sumringah. Menawarkan bantuan, menemani Jisoo hingga tiba di ruangan Choi Seungcheol. Dengan hati-hati Jisoo menolak tawaran tersebut. Hendak menikmati kedatangannya dengan caranya sendiri. Juga mengatakan bahwa ia masih ingat persis dengan tata letak perusahaan, dengan catatan kalau saja tata letak perusahaan tidak berubah sejak saat terakhir ia berkunjung ke sana. Mendapat jawaban 'tidak', Jisoo dengan pasti menolak kembali tawaran tersebut.

Tanpa ragu Jisoo melangkahkan kakinya menuju lift lalu menekan tombol lima belas. Memperhatikan pantulan dirinya pada dinding lift yang samar. Membenarkan posisi rok sebatas lutut yang ia kenakan hari ini. Padahal biasanya Jisoo sangat malas mengenakan rok. Namun ibunya terlalu cerewet akhir-akhir ini hingga Jisoo kehabisan alasan untuk menolaknya. Kurang dari satu menit, pintu lift terbuka lebar. Empat orang yang berdiri di depan lift, juga ingin menggunakan fasilitas lift, sempat tercengang melihat siapa yang berada di hadapan mereka. Dengan cepat membungkukkan badan. Mengatakan kalau mereka tidak menyangka akan kedatangan tamu penting hari ini.

Jisoo tidak yakin siapa mereka. Maka dari itu Jisoo hanya turut membungkukkan badan dan melanjutkan perjalanannya. Jisoo menelusuri lorong sebelah kanan. Suasana yang agak sunyi membuat suara sekecil apa pun akan terdengar dengan jelas. Apalagi suara nyaring yang timbul seperti benda besar yang baru saja ditabrakan ke pintu. Nama ruangan tergantung di atasnya, marketing. Dorongan pertama, Jisoo gagal membuka pintu. Dorongan kedua, tenaga yang lebih besar Jisoo salurkan hingga berhasil membukanya. Seperti yang sudah-sudah, beberapa orang yang berada di dalam ruangan tersebut sangat terkejut saat melihat keberadaan Jisoo.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Jisoo. Diikuti oleh sorot matanya yang sedikit tajam karena mencium hal buruk baru saja terjadi.

"Tidak ada, Nyonya," ujar salah satu diantaranya. Jisoo berhasil menangkap jabatan orang tersebut, nama tidak penting. Wakil ketua marketing.

"Panggil aku Hong Jisoo." Lalu, Jisoo beralih ke salah satu karyawan yang ia yakini baru saja menabrak pintu, karena dialah yang berdiri belakangnya. "Apa yang kamu lakukan?"

Dengan tergagap orang itu menjawab, "tidak ada, sungguh."

Kata sungguh dalam kalimat tadi sangat mencurigakan. "Siapa yang melakukannya?"

Orang itu mengulangi kalimatnya. "Tidak ada, sungguh."

Dalam sekali lirik, Jisoo kembali berhasil menangkap reaksi mencurigakan yang diberikan oleh wakil ketua marketing. "Baek Youngji, aku akan mengingat namamu dengan baik." Setelahnya, Jisoo keluar dari ruangan tersebut untuk melanjutkan perjalannya. Menemukan ruangan CEO usai melewati tiga ruang divisi dan satu ruang rapat mini.

Asisten pribadi si CEO menghalangi Jisoo untuk masuk. "Mohon maaf, tapi Tuan Choi bilang sekarang ini tidak boleh ada yang masuk. Saya harus memastikannya terlebih dulu."

Jisoo tertawa. "Pasti kakakku ada di dalam." Dan saat asisten pribadi Seungcheol itu menganggukan kepala, Jisoo kembali tertawa. Tetap mendatangi pintu namun mengetuknya sebanyak tiga kali. "Kuberi waktu sepuluh detik. Cepat rapikan pakaian kalian berdua sebelum kulaporkan kepada Ayah!" kata Jisoo sambil berteriak nyaring. Menghitung mundur dari sepuluh. Sungguhan membuka pintu saat hitungannya selesai.

BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang