6. THUNDER?

134 14 8
                                    


Hello I'm Nadaa..

Hppy New year!!

2022 tahun baru dan lembaran baru

Aku harap semua cita-cita kalian tercapai di tahun Ini aamiin!

Atau masalah kalian cepat terselesaikan aamiin

Satu minggu lebih satu hari lah ya, aku up nya hehehe.

Jujur banget, dari kemaren aku banyak pikiran. Dari mulai sebentar lagi mau Pkl. Masalah rumah juga ada jadi revisinya ke tunda mulu.

Dan alhamdulillah sekarang udah selesai. Selamat menikmati, semoga suka. Dannn jangan lupa buat apa?

Vote &  komen..

Hppy Reading!

6. THUNDER?



Langit dan juga Dito berlari dengan tergesa-gesa. Mereka berdua kini sedang mengejar Anton yang berlari melewati lorong utama kelas sepuluh. Dito juga tadi sempat menceritakan kronologinya kepada Langit. Dito yang tidak sengaja melihat Anton yang membawa jaket milik Langit.

Dito berhenti berlari dan mengatur napas. Dito memutuskan untuk bersandar pada tembok sejenak. Sementara Langit juga ikut bersandar di sebelah Dito, ia memikirkan apa yang akan terjadi pada jaketnya.

Itu adalah jaket pemberian Mamanya.

Dito menatap wajah temannya yang tampak gusar. Dito mengerti seberapa berharga jaket itu untuk temannya. "Ayo cari lagi. Gue yakin jaket lo aman," lelaki itu menepuk pundak Langit dan berdiri kembali dengan benar.

Langit bergumam lalu berbalik badan. Berniat untuk mencari jaketnya kembali.

"Lo tau Keanu udah balik?" Dito berbicara kepada Langit yang membelakanginya. Kemudian di lihatnya Langit menganguk singkat menanggapi perkataan Dito.

"Terus Apa yang bakal lo, lakuin selanjutnya?"

Langit terdiam menatap keatas di mana Langit biru berada dan menatapnya dengan kosong. Ia berusaha menahan semuanya namun tidak bisa. Semuanya terlalu sulit untuk di jabarkan. Dulunya dia memanglah Langit yang memiliki kebiasaan buruk. Yaitu ikut geng motor, balapan, bolos, bahkan dirinya langganan masuk BK namun semuanya sudah berubah.

"Apa pun keputusan lo itu. Gue bakal selalu dukung lo!" Dito berdiri di sebelah Langit dan merangkul Pria itu ala lelaki. Dito memperlihatkan senyuman yang sangat tulus. Hal itu membuat hati Langit tersentil seketika. Bagaimana bisa Dito yang bahkan bukan siapa-siapanya jauh lebih mengerti perasaannya ketimbang Papanya.

"Btw kenapa jaket lo, bisa sama Anton ya?" tanya Dito membuat Langit terdiam seketika.

Dito yang melihat temannya hanya berdiam saja lantas bertanya. "Kenapa lo?"

"Loker gue!" batin Langit, wajah Pria itu berubah menjadi sangat panik. hal itu membuat Dito menukikan alisnya. Tiba-tiba saja temannya itu berlari entah kemana. Membuat Dito berteriak memanggilnya.

"Woyyyyy Lang!!!" teriak Dito. "Lo mau kemana!" Dito bertanya namun tidak di dengar oleh Langit. Dengan kencang Lari berlari, dirinya mengingat bahwa jaket miliknya itu ia letakkan dalam loker. Dan terkunci. Bagaimana bisa Anton mengambilnya.

Dito mendengus baru saja ia istirahat. "Mpok ijah makan sekuteng di tenggal. Kok gue di tinggal! Lang. Tungguinnn eeebusettt dahh!" Dito sedang mengambil ancang-acang untuk berlari. Namun sebelum itu ia harus merapihkan rambutnya dahulu. Biar makin badas.

Langit menuju tempat dimana loker berada dengan tergesa-gesa. Setelah sampai lelaki itu lantas terkejut dalam diam melihat apa yang sudah terjadi dengan lokernya saat ini. Berbeda dengan Dito bola matanya sudah mau keluar dari tempatnya melihat loker temannya terlihat sangat mengenaskan.

LANGITNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ