17. PENOLONG SEBENARNYA

129 17 1
                                    

Hello I'm nada

Jam berapa kalian baca part ini

Jangan lupa untuk beri dukungan

"Ada banyak hal yang terjadi di dunia ini dengan hal yang tidak terduga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ada banyak hal yang terjadi di dunia ini dengan hal yang tidak terduga."Langit Kertawira

"Bahkan pilihan mundur pun bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan."Sanjiwa Putri

17. PENOLONG SEBENARNYA.

Warkop pada sore hari ini terlihat sangat ramai. Kedai sederhana yang menyediakan kopi beserta makanan sederhana lainnya itu menjadi salah satu tempat favorit Langit dan teman-temannya untuk nongkrong. Pemilik kedai tersebut juga sudah akrab dengan Langit CS. Warkop ini juga terletak tidak jauh dari SMA Derlangga.

"Jadi gimana kondisi Bang Samudra Lang?" tanya Rival lalu duduk di sebelah Langit. Cowok itu baru saja datang habis memesan secangkir kopi hitam.

"Masih sama." jawab Langit dengan pandangan lurus ke depan tanpa melihat Rival. Suara serak itu mengundang perhatian teman-temannya. Memang Langit baru saja menghabiskan satu batang rokok dan itulah sebab mengapa suaranya menjadi lebih serak dari biasanya.

"Ngerokok mulu lo Lang!" semprot Johan pada Langit.

"Batu anaknya. Udah gue sering bilangin jangan ngerokok, eh malah ngerokok!" Dito ikut bersuara. "Lebih parahnya lagi pernah gue pergokin ngerokok abis satu bungkus! Lo bayangin satu bungkus!" Dito memberitahu dengan menggebu seraya menekankan kalimat terakhirnya. Meskipun kebiasaan merokok Langit sudah di ketahui banyak orang.

"Jangan terlalu sering lah, Lang. Gak bagus juga kan buat suara lo," ujar Bastian pada Ketuanya itu.

"Noh dengerin!" Rival ikut menimpali.

"Hm." hanya itu. Hanya gumaman pendek saja yang terlontar dari bibir Cowok itu. Semua yang di katakan teman-temannya itu benar. Tidak seharusnya Langit merokok dan mengabaikan peringatan keras dari Dokter. Namun rasanya sulit untuk Langit melakukan hal itu mengingat dirinya yang memang sudah merokok sejak dirinya duduk di bangku kelas sepuluh SMA.

"Johan! Minggir gue mau duduk." tau-tau Opang datang dengan tangan yang membawa semangkuk mie kuah. Cowok itu kemudian duduk saat Johan sudah bergeser sedikit ke samping.

"Gila bener masa sekarang harga mie naik!" kata Opang.

Johan menoleh terkejut. "Emang iya?! Naik berapa?" tanya Johan pada Opang.

LANGITWhere stories live. Discover now