26. BINTANG KERTAWIRA

139 16 1
                                    

Hello I'm nada

Gimana seneng gak update?!

Kalo seneng klik bintang dulu dong

Di part kemaren tuh votenya kenceng banget! Sekarang coba dong kencengin komennya!

Hppy Reading!

26. BINTANG KERTAWIRA

Satu jam sebelum acara dimulai. Langit sedang berdiri bersama dengan Maxiem di sampingnya. Keduanya saat ini tampak sedang berada dilorong gedung acaranya. Malam ini Langit memakai kemeja kasual abu-abunya dan dengan dasi hitam panjangnya. Membuat kesan formalnya semakin terasa. Langit memandang sekitar dengan wajah santai berbeda dengan Maxiem yang memandang sekitar dengan tampang was-was.

You’re ready, Lang?” tanya Maxiem dengan wajah serius. Kemudian Langit menjawabnya hanya dengan anggukan singkat.

“Ini bakal bahaya kalo ketawan,” Maxiem lagi-lagi memperhatikan sekitar dengan wajah waspada.

Langit terdiam. Meskipun terlihat santai namun Langit tetap waspada. Cowok itu sekali lagi menatap lorong gedung yang sepi ini. Lorong ini yang menyambung kesuatu ruangan. Tidak akan orang yang melewati lorong ini. Karena acaranya ada di gedung depan, sementara disini adalah gedung belakang.

“Lo tenang aja. Kalo ketawan palingan kita di usir langsung dari sini,” kata Langit dengan wajah santainya.

You carzy? Gue gak mau jadi orang miskin!” ucap Maxiem membuat Langit terkekeh mendengarnya.

Langit dan Maxiem berhenti saat melihat satu pintu ruangan yang tertutup rapat. Di depan pintu tersebut terdapat tulisan ‘No entry’ sebuah tanda yang melarang siapa saja untuk masuk ke dalam ruangan itu. Langit melangkah mendekati pintu tersebut. Memegang gagang pintunya bergerak untuk membukanya.

“Lo tunggu sini saja Max,” suruh Langit. Membuat Maxiem mengangguk patuh menjawabnya. Lalu berdiri di depan pintu untuk berjaga-jaga.

Kemudian Langit membuka pintu tersebut lalu masuk. Pemandangan pertama kali yang Langit lihat adalah desain indor ruangannya. Yang bertema Galaxy. Sejenak Langit berhenti merasakan sesuatu yang seakan mengetuk pintu hatinya. Saat melihat ada sebuah pesawat kertas diatas meja.

Who is that?” tanya seseorang itu langsung membuat Langit menoleh menatapnya. Tanpa aba-aba Langit langsung memeluk erat orang tersebut penuh rasa kerinduan.

“Lo lupa sama gue?” Langit melepaskan pelukannya. Orang tersebut malah mengernyitkan dahinya pada Langit.

Maybe,”

“Lo serius lupa sama gue?” tanya Langit lagi, kali ini dengan wajah serius.

Pemuda tersebut malah tertawa pelan melihat Langit yang gampang di bohongi. “I’m just kidding,” ucapnya membuat Langit mendengus kesal padanya.

“Gue kangen banget sama lo Tang. Lo gak kangen apa sama gue?” ujar Langit.

“Terimakasih Tuan. Saya juga kangen dengan Tuan muda,”

“Berapa kali gue bilang jangan panggil gue Tuan,” Langit kemudian duduk diatas kasur milik Bintang. “Umur kita ini gak beda jauh Tang. Anggap lah gue ini temen lo,” ucap Langit.

“Bagaimana pun Tuan adalah majikan saya,” ujar pemuda yang Bernama Bintang itu dengan sopan pada Langit. Bintang kemudian menaruh handuk yang ada di lehernya pada gantungan pakaian. Karena cowok itu baru saja selesai mandi. Langit tersenyum lalu melihatnya dengan tatapan rasa bersalah.

LANGITOnde histórias criam vida. Descubra agora