08. New Circle

27 6 1
                                    

Minggu pagi yang cerah berawan jika tidak dilengkapi dengan aktivitas jalan pagi atau berolahraga rasanya kurang afdhol.

Seperti yang dilakukan gadis satu ini, Naya telah siap dengan setelan baju lengan panjang juga celana training nya. Sebelum pergi bersepeda, gadis itu menyempatkan diri untuk membuka jendela kamarnya agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.

"Segarnya.. jadi nggak sabar pingin keluar," Naya menghirup udara segar yang berhembus melewati jendela kamarnya yang terbuka lebar.

Naya keluar dari kamar setelah mengambil tiny bag di mana ponselnya berada lalu turun ke lantai satu menghampiri Ibunya yang tengah mencuci alat masak yang digunakannya tadi untuk membuat sarapan.

"Ibu.." seru Naya sambil menepuk pundak ibunya membuat wanita kisaran 40 tahunan itu kaget.

Fadia berhenti mencuci wajan kemudian membalik tubuhnya. "Naya... Ibu kaget loh," ujarnya melihat putrinya yang kemudian terkekeh. "Iya, maaf buk."

Sang ibu mencuci kedua tangannya lalu melihat penampilan putrinya dari atas sampai bawah, "Kamu mau olahraga, sayang? Tumben," tanya Fadia dengan kening berkerut.

"Ibu... please jangan kayak kakak. Cukup kakak aja yang nyebelin, ibu jangan ya.."

Sang ibu tertawa kecil sambil mengelus rambut Naya, "Ibuk cuma bercanda kok. Kamu nggak sarapan dulu? Ibuk udah masak loh," tawar sang Ibu.

"Nanti aja buk.. pulang dari olahraga ya makannya. Em.. aku minum susu deh," kata Naya membuka kulkas lalu menuangkan susu full cream karton ke dalam gelas.

Setelah meminum habis susu full cream tadi Naya pamit pada ibunya tak lupa cium tangan, "Buk, Naya pergi olahraga dulu ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya sayang," pesan fadia.

"Iya, buk," jawab Naya yang kini mulai menjauh dari area dapur.

Baru saja Naya menutup pintu rumah, sang kakak turun dari lantai atas, "Naya mau kemana, Buk?" tanya Sony pada ibunya dengan masih berwajah bantal.

"Tiru adik kamu itu. Jangan molor terus di kamar, kak," Fadia menegur putranya lalu melanjutkan acara cuci piringnya yang tertunda.

Bukannya mendapat jawaban, ini malah diberi wejangan pagi-pagi. Tapi benar juga yang dikatakan ibunya, Sony jarang sekali berolahraga bahkan hampir mendekati tidak pernah jika saat itu temannya tidak datang ke rumah mengajaknya jalan-jalan sekitar komplek perumahan karena tidak ada kerjaan.

"Iya, Buk. Minggu depan Sony olahraga," jawab Sony sambil berjalan malas ke kamar mandi untuk mencuci muka.

"Ngapain tunggu Minggu depan. Sekarang bisa kan?" Sony hanya bisa pasrah jika sang ibu sudah memutuskan, Sony menjawab dengan suara pelan hampir seperti berbisik.

°°°

Dengan wajah ceria Naya bersepeda ditemani playlist lagu favoritnya yang terhubung melalui earphone ditelinganya. Sesekali gadis remaja itu ikut bernyanyi mengikuti irama.

Naya tidak menyesal telah memutuskan untuk bersepeda hari ini. Selain cuacanya yang mendukung, Naya juga tidak sabar ingin bertemu dengan Derille sore ini dan menghabiskan sisa waktu mereka bersama-sama.

Ketika asik bersepeda, kedua mata Naya menangkap keberadaan bapak penjual es krim di tepi jalan dekat Taman bermain. Hasrat ingin memakan es krim pun tiba-tiba muncul dan tak bisa ditunda. Alhasil Naya pun berhenti dan memarkirkan sepedanya di dekat bapak penjual es krim. Naya membeli es krim yang beberapa Minggu terakhir berhasil memikat hatinya– es krim Bobo Milk Tea.

Be Alright [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang