Arabella 50

5K 651 183
                                    

Happy reading 🖤

Bukan dengan jalan, tetapi berlari. Langkah itu dengan cepat mengadu dengan aspal. Setidaknya hujan deras tidak begitu menjadi alasan kaki itu harus berhenti menuju ke tempat tujuannya.

Menghilang, iya! Tidak ada yang tau keberadaannya akhir-akhir ini, bahkan bagaimana dia datang dengan kemisteriusannya dan pergi meninggalkan teka-teki sudah tidak pernah ia lakukan. Justin, kata Ara dia cowok aneh yang tiba-tiba datang dan langsung mengambil peran Hero dalam ceritanya. Bagaimana dia bertindak dan berpikir kadang tak bisa di mengerti.

Bagaikan sebuah jawaban, dia datang memecahkan semua yang tersimpan rapi dan tidak diketahui.
Sialnya, malam ini cowok itu datang kembali dengan kekhawatiran di hatinya. Daerah terpencil yang menjadi tujuannya malam ini di tengah hujan deras membuat Justin mau tidak mau harus berlari secepat mungkin dibawah guyuran hujan.

Mobil yang ia kendarai rusak parah akibat menabrak pohon tadi. Itu semua sebab Justin terburu-buru dalam keadaan gelap gulita dan hujan deras. Untungnya cowok itu tidak apa-apa hanya terdapat luka kecil di beberapa bagian tubuhnya akibat melompat dari mobil itu.

Dilihatnya dengan saksama bangunan tua yang menjulang tinggi di hadapannya itu. Sejenak, mata itu terpaku bersama dengan kilasan-kilasan yang muncul di pikirannya. Seulas senyuman tanpa sadar terbit begitu saja di bibir cowok itu.

Justin tau, hari utama di mana semuanya akan menentukan hasil dari usahnya akan tiba. Selangkah saja ia masuk, maka pilihannya untuk ikut juga menyaksikan hari ini akan menjadi kenyataan. Tanpa keraguan, cowok dengan mata tajam itu masuk.

***

“Justin!” teriak Regantara lantang.

Pria paruh baya itu tanpa tenaga menjatuhkan senjata apinya begitu saja. Ia mengangkat tinggi-tinggi kedua tangan yang bergetar hebat itu lalu pandangan jatuh kepada cowok di ujung sana yang sudah terbaring dengan darah yang merembes dari dada kanannya. Seketika semua badannya terasa lemah hingga kaki tua itu tak mampu lagi menopang berat tubuhnya. Regantara terduduk begitu saja, enggan mengalihkan atensinya pada Justin.

Semua kaget dengan keberadaan Justin itu. Selain itu, ada pertanyaan yang muncul di benak semuanya. Tentang ada apa dengan Regantara? Mengapa pria itu terlihat begitu rapuh dan bersalah usai melepaskan pelurunya tepat di dada Justin.

Pak Arga sendiri mematung mendengar Regantara meneriakkan nama Justin. Yah, pak Arga masih cukup ingat tentang siapa sebenarnya Justin itu. Seketika ruangan menjadi senyap, dengan Justin yang tersenyum melihat ke arah Ara yang terpental ke tembok.

Ara yang tubuhnya menghantam tembok masih belum terlalu mengerti dengan keadaan yang terjadi seperkian detik sebelumnya. Hanya saja cewek dengan wajah datar itu tau ada orang yang baru saja menyelamatkan hidupnya. Dan orangnya adalah....

“Justin?!” pekiknya tertahan setelah mendengar teriakkan Regantara.

Reflek kepala itu melihat ke arah tadi ia berdiri dan terlihat jelas di sama ada Justin yang menoleh ke arahnya sambil tersenyum. Senyuman khas seorang Justin. Sial, bagaimana bisa dia tersenyum dalam keadaan sakit seperti itu. Banyak, sangat banyak yang harus di tanyakan. Tentang kemana dia? Dan mengapa datang secara tiba-tiba saat ini.

Gadis itu berdiri, mengambil langkah demi langkah mendekati Justin.

“Pa ....” Suara parah Justin memenuhi indra pendengaran Regantara.

Semua kaget mendengar satu kata yang keluar dari bibir tipis Justin. Rey, dan Alexa dalam keadaan terikat dan Reno yang terbaring lemah di sana.

Sigap mendengar Justin memanggilnya, putra yang selama ini ia tatap hanya melalui foto saja. Yang keberadaannya selalu ia dambakan. Seorang putra yang pergi akibat kesalahan fatalnya di masa lalu. Pelan-pelan Regantara mengangkat kepala putranya itu ke pangkuannya. Pangkuan hangat seorang ayah. “I—iyaa, Nak. Ini Papa,” ucapnya lirih.

The Mission  [END]Where stories live. Discover now