abraxas

0 0 0
                                    

◥▬▭▭▭◳◺꯴᩠ꦽꦼ𖨮𖡎𖢻꯴᩠ꦽꦼ𖨮𖡎◿◰▭▭▭▬◤
*│ ͝͝͝ ꒦ ͝͝ ꫂ JUDUL : School camp*
*│ ͝͝͝ ꒦ ͝͝ ꫂ PENGARANG : Abraxas.*
*│ ͝͝͝ ꒦ ͝͝ ꫂ not real story*

Aku ingat malam itu, dimana saya mengikuti kemah sekolah tahunan. tempatnya tak jauh dari sekolah, tepatnya di lapangan luas belakang sekolah.

Tiba-tiba cuacanya hujan pada malam hari, schedule api unggun kami dibatalkan dan kami terpaksa membawa barang kami ke sekolah agar tidak hujan, mengingat tenda yang di buat para siswa tidak kuat menahan angin dan hujan yang sangat keras. Murid-murid berlarian, membasahi sekolah dan berusaha mencari tempat tidur di dalam kelas.
Sementara aku, masih berusaha untuk membawa barangku yang lumayan banyak dari tenda. Berhubung hujannya terlalu deras, saya memutuskan untuk tinggal dalam tenda sebentar sampai hujannya sedikit reda. Deras, deras . .
"HUH-?! E-EH?"
Aku berteriak terkejut. Ternyata aku ketiduran. Celanaku yang sudah basah kuyup dan bajuku yang mulai basah membuatku kedinginan. Aku memutuskan untuk keluar dari tenda saja karena sudah sangat larut.

Mereka tidak ada. Seisi sekolah gelap, tanpa suara. Aku berjalan lurus sambil ketakutan, dengan kaki telanjang yang basah karena lantainya. Aku memutuskan mengecek salah satu ruangan. Bau busuk menyengat dari depan pintu.
Mereka tidak ada, ya. Hanya kepala mereka yang bertebaran di lantai yang bisa ku temui. Aku berteriak, terjatuh ke lantai yang tanpa kusadari, lantai yang basah ini di sebabkan darah yang tersebar di mana-mana. Aku berusaha lari keluar lapangan untuk mencari pertolongan. Aku berhenti tepat di depan ruang guru, dimana ada sepucuk surat yang di tancap di depan pintunya.

"Kami menunggumu. Kami semua mengadakan api unggun, datanglah."

Aku sedikit bingung. Prank? Apakah mereka sangat niat untuk melakukannya sampai begini. Lagipula cuacanya masih hujan. Tapi aku tetap memutuskan untuk pergi ke lapangan tempat api unggun, dan benar saja, ada api besar yang berkobar di tengah lapangan, namun tak ada orang.
Tapi setelah ku lihat jelas . . .

Ada banyak orang di sana. Sampai-sampai, tumpukan api unggun itu sangat tinggi. Tanpa kepala pada leher mereka. Hal terakhir yang dapat ku lihat, hanya sosok bertubuh kekar yang mendorongku masuk ke kumpulan orang-orang itu dan . .

"AAAAAAH-"
aku terduduk. tahu tahu, aku sudah di kelas, di kelilingi beberapa guru. Rupanya aku tertidur dalam tenda dengan baju yang basah, sampai sampai demam. Kurasa yang tadi itu mimpi . .

Aku mengintip dari luar jendela. Hujannya masih deras. Namun tiba-tiba, aku melihat kobaran api di tengah lapangan. bukankah sekarang sedang hujan?
◥▬▭▭▭◳◺꯴᩠ꦽꦼ𖨮𖡎𖢻꯴᩠ꦽꦼ𖨮𖡎◿◰▭▭▭▬◤

🅼emories 🅲amping 🅺𝙷𝚃𝙹 (RP) Where stories live. Discover now