36 : Bahaya Di Depan Mata

639 63 14
                                    

Alohalo Gengs... mohon maaf  ii baru bisa kambek lagi. Oh ya semalem ad akesalahan teknis yaa isinya gak ada? Mohon maaf yaaa😊😊😊
Jangan Lupa tinggalis jejak manis

VOTE
DAN
KOMEN
(Haturnuhun 😍🍎)


🍎HAPPYREADINGGESNGS🍎

Anna mengunci diri di kamar rumah Vikro dengan ketakutan yang luar biasa. Tubuhnya gemetaran dan air matanya terus-tersan mengalir. Gadis itu meringkuk di sudut ruangan sambil memeluk dirinya sendiri dan menatap awas pada sekeliling. Dia masih belum menyangka jika Vikrolah dalang di balik penerorannya selama ini. Dialah orangnya,orang yang sudah membangkitkan trauma Anna berkali-kali lipat. Padahal selama ini Vikro sangat baik padanya. Diapun tidak pernah berani berbuat macam-macam, malah terkesan menghormati dan melindungimeski memang sikap tak mau dibantahnya sangat mendominasi. Ah mungkinkah semua itu hanya tipu dayanya saja untuk mengelabui Anna. Entah apa tujuan Vikro meneror Anna seperti itu.

"Ini gak mungkin," Pikiran Anna kembali pada kejadian beberapa jam yang lalu saat dia bebicara dengan Bagas. Gadis itu masih belum bisa percaya sepenuhnya. Vikro teralu baik untuk melakukan segala tindakan kriminal ini. Sungguh, ini seperti lelucon tahun baru.

Bagas menarik Anna kedalam pelukannya. Tangannya mengusap rambut Anna penuh sayang, berusaha menenangkan. "Dia memang orangnya, Na,"

Tubuh Anna menegang dan matanya terbelalak. Perasaannya campur-aduk dan bergejolak hebat. Syok, marah, djijik, benci, tapi juga takut dan gelisah saat yang bersamaan semua menjadi satu,menciptakan sakit dan kecewa yang luar biasa. Dadanya sangat sesak seakan pasokan udara Tuhan cabut darinya. Anna merasa dibohongi dan ditipu habis-habisan oleh Vikro. Ternyata selama ini semua perlakukan baik laki-laki itu hanya kedok untuk mempedaya Anna. Bodoh sekali dia percaya begitu saja pada psikopat satu itu.

"Aku udah selidiki semuanya, dia memang orang yang selama ini meneror kamu, orang yang membunuh dan memutilasi Rizvan Pratama,"

Rizvan Pratama. Tubuh Anna semakin menegang saat Anna mendengar nama itu. Gadis itu benci dan jijik sekali mendengar nama itu sampai-sampai . Laki-laki itu adalah iblis yang menjadi pemimpin geromboan yang menyerang Anna saat akan menyusul Bagas ke Yogyakarta ingga menimbulkan trauma hebat yang berkepanjangan. Dia adalah iblis yang hampir melakukan kejahatan yang sama saat Anna mengantar Vikro kondangan waktu itu. Dia, iblis itu yang dibunuh dan mayatnya dimutilasi secara brutal dan sadis. Mengerkan, Anna ngeri sendiri jika teringat bagaimana cara iblis itu mati. Tapi yang jauh lebih mengerikan lagi ternyata pelaku pembunuhan brutal itu adalah orang yang selama ini selalu ada di dedaktnya, Vikro. Anna jadi merinding dan gelisah setengah mati.

"Dia juga orang yang menyerang Milan."

Mata Anna terbelalak lebih lebar. Kengeriannya semakin menysut ke setiap inci tulangnya. Rasanya begitu lemas. Gadis itu meremat kertas ditangannya tanpa sadar sebagai penyalur rasa takut sekaligus amarahnya yang juga kian memuncak.

"Beberapa hari lalu Milan menemui aku, entah apa motifnya memberitahu aku hal itu tapi tiba-tiba saja dia bilang kalau Vikro adalah orang yang menyerangnya. Dia merasa tidak asing dengan Vikro dan menyelidiki laki-laki itu juga. Saat penyelidikan itu dia menemukan beberapa hal yang berhubungan tentang kamu,awalnya Milan tidak mau peduli dan malah senang kamu disukai psikopat samacam Vikro, tapi entah kenapa tiba-tiba dia berubah pikiran dan membicarakannya sama aku."

"Milan," lirih Anna. Gadis itu tahu mantannya yang satu itu memiliki ego dan gengsi selangit. Dia juga tidak memiliki empati dan simpati pada siapapun. Laki-laki itu hampir sama gilanya seperti Vikro. Tapi apa maksudnya semua ini?

***

Anna berusaha setenang mungkin berhadapan dengan Vikro. Tapi keringat yang meluncur dari pelipisnya menjadi bukti betapa dia tegang dan takut. Rasa marah dan jijik juga ikut menyertai, membuat Anna rasanya ingin membakar Vikro hidup-hidup. Laki-laki gila itu pantas mendapatkannya. Tapi bagaimanapun juga, tenang adalah kunci keberhasilan rencananya dan Bagas. Ini semua demi terbebas dari Vikro sekaligus untuk menjebloskan laki-laki itu ke jeruji besi. Jadi Anna harus bertahan.

EXOnde histórias criam vida. Descubra agora