9 : Pekerjaan Baru

1.6K 145 8
                                    

Alohalooo gengs... setelah berpuluh-puluh purnama akhirnya cerita ini dilanjut juga wkwkwk. Mohon maaf lama dan mohon maaf juga kalau masih banyak kekurangannya.

VOTE AND COMMENT 😊 YAAAA
HATURNUHUN

🍎HAPPYREADINGGENGS🍎

Sebuah bangunan berlantai dua terpampang indah dan terlihat asri di mata Anna. Lantai satu bangunan itu merupakan toko bunga milik Vikro yang saat ini menjadi ladangnya meraup pundi-pundi rupiah. Sedang di lantai dua dijadikan hunian si pemilik toko V'flowers itu tinggal.

Anna melangkahkan kaki jenjangnya memasuki bangunan yang banyak terdapat berbagai jenis bunga itu. Berbagai bunga dengan warna yang beraneka ragam membuat pikiran penat gadis itu perlahan menghilang. Badannya pun menjadi lebih rileks.

Orang yang pertama kali Anna lihat adalah Intan. Gadis itu terlihat sedang menyimpan beberpa tangkai mawar merah di sebuah bak. Belum sempat Anna menggulirkan matanya, Intan lebih dulu menangkap basah gadis itu tengah memperhatikannya. Dengan canggung Anna pun tersenyum kecil, tapi gadis yang secara cuma-cuma diberi senyum manis oleh Anna itu malah melongos pergi begitu saja, membuat Anna berdecak kesal.

Sejak pertama Anna bekerja di V'flowers ini seminggu yang lalu, Intan memang satu-satunya pegawai Vikro yang menunjukkan raut seperti tidak suka padanya. Ah... atau gadis berkacamata itu memang tidak menyukai Anna? Entahlah, rasa-rasanya Anna tidak pernah mencari masalah padanya.

Mengabaikan hal itu, Anna lebih memilih untuk mengganti pakaiannya dengan seragam khusus pegawai V'flowers. Saat hendak menuju toilet, gadis itu melihat Julian dan Rosa yang tengah merangkai karangan bunga di halaman belakang yang telah disihir menjadi taman, tepatnya di sebuah gazebo yang berada di dekat bunga lili. Karangan bunga itu pesanan seorang presenter kondang Andika Pratama yang bertuliskan ucapan selamat atas didirikannya cabang perusahaan salah satu kopi ternama di Indonesia.

Semua pegawai Vikro berjumlah lima orang termasuk dirinya. Ada Intan, Rosa, Julian, dan terakhir Seli yang belum diketahui keberadaannya.

Sebuah lambaian dari Julian diterima Anna, saat gadis itu tertangkap netra pemuda nersurai cokelat pekat di sebrang sana. Tak lupa senyum semanis madu pun diberikan secara cuma-cuma pada Anna. Mengedepankan sopan-santun, Anna pun membalas lambaian tangan dan senyum Si Pemuda. Rosa yang sejak tadi sibuk memasang bunga di papan yang tengah digarapnya dengan Julian pun, mengalihkan atensinya. Dan ketika netra gadis itu menangkap sosok Anna, dia pun ikut melambaikan tangan seraya tersenyum. Anna kembali melakukan hal yang sama, membalas sapaan Rosa.

"Baru dateng?" tanya Rosa.

Si empu yang ditanya lalu mengangguk, "Iya, maaf ya lama banget tadi ada kuis dadakan dulu."

"Santai..." balas Rosa seraya tertawa kecil.

Anna kembali tersenyum karena di tempat kerja barunya ini masih ada orang-orang yang baik padanya. Aaah memang semuanya baik, hanya Intan saja yang selalu menatap sinis.

"Ya udah kalau gitu gue ke dalem dulu ya..."

"Siap." Rosa dan Julian menyahut kompak, membuat Anna senyum-senyum saat gadis berwajah dingin namun berhati hangat itu mempelototi Julian karena memyahut di saat yang bersamaan. Pelototan Rosa berubah jadi pukulan di bahu Julian saat pemuda itu malah memeletkan lidahnya. Mereka berdua memang tidak pernah akur.

Begitu Anna sampai di meja kasir, dia baru menyadari seorang pengunjung yang tengah melihat-lihat buket bunga mawar yang sudah jadi ditemani Intan. Senyum gadis berkacamata itu beberpa kali dipergoki oleh Anna tengah mengambang, membuat Anna tersenyum kecut karena gadis di depannya itu tidak pernah menunjukkan senyum ramah itu pada Anna. Ah sudahlah, untuk apa Anna peduli? Toh memang pelayan atau pegawai itu dituntun untuk selalu tersenyum dan beramah-tamah pada setiap konsumen.

EXWhere stories live. Discover now