8: Masa Lalu

2.1K 164 35
                                    

Alohloooo... ii kambek setelah berapa minggu gak up nih? Hihiiiii... 😁😁😁

Ps : Mengandung sebuah drama pacaran😅😅😅

Jangan lupa divote sama komen yaa... makasih 😙😙😙

☕☕Happy Reading Gengs☕☕

Halaman 68, itulah halaman yang baru saja Bagas buka di buku yang ada di tangannya. Laki-laki itu sedikit mengangkat tubuhnya dari sandaran sofa yang tengah ia duduki, meregangkan sedikit otot-otot belikatnya yang terasa pegal, lalu kembali bersandar senyaman mungkin dan melanjutkan acara membacanya.

Membaca? Ya, Bagas tengah membaca di saat jam menunjukkan pukul 11.46. Laki-laki itu tidak bisa tidur, dan ia memilih menyalurkan matanya yang masih segar itu untuk membaca kalimat-kalimat yang akan memperkaya pengetahuannya. Apalagi menghadapi anak zaman sekarang yang hidup didampingin teknologi canghih sehingga sangat mudah mengakses informasi kapanpun dan dimanapun, membuat Bagas harus selalu rajin membaca buku atau informasi-informasi terkini agar tidak tertinggal mahasiswanya sendiri. Tapi sayangnya, dari dua puluh lembara di buku yang tengah ia baca satupun tidak ada yang dicerna dengan baik oleh otak cerdasnya itu. Bukan... bukan Bagas tidak mendapatkan sedikitpun informasi dari buku yang dia baca, hanya saja dia tidak mendapatkan inti sarinya. Bagas tidak fokus.

Dosen muda yang kini tubuhnya berperawakan layaknya model itu, menghela nafas gusar. Entah dengan cara apalagi agar dia bisa tertidur, atau lebih tepatnya agar bisa mengusir perasaan aneh yang mengganjal di hatinya.

Apa yang udah aku lewatin, Na?

Pertanyaan itu kembali tercetus di benaknya. Ya, sebenarnya kejadian di perpustakaan tadi yang membuat Bagas tidak konsentrasi saat membaca, pun tidak bisa tidur karena tidak bisa ia pungkiri bahwa hatinya terusik melihat Anna yang seperti ketakutan dalam tidurnya dan lebih ketakutan lagi saat ia dalam keadaan sadar.

Bagas tidak sebodoh itu untuk percaya pada Anna bahwa gadis itu hanya  bermimpi buruk semata. Masalahnya mimpi buruk apa sampai gadis itu berkeringat dingin dan terus bergumam jangan dengan lirih seperti meminta belas kasihan? Ayolah, Bagas tahu gadis itu pantang sekali dikasihani.

Banyak sekali rasanya misteri dalam diri Anna yang sekarang, seperti ada yang berbeda. Bagas sebenarnya diam-diam merasa bersyukur karena Anna yang sekarang telah berubah kearah yang lebih positif. Dia bersikap maupun berpakaian yang lebih sopan, gadis itu jadi jutaan kali lebih cantik di mata Bagas. Tapi tetap saja... Anna seperti menyembunyikan sesuatu yang besar darinya.

Tapi apa?

Tanpa sadar Bagas meremat ujung kertas yang pegangnya saat membalikkan lembaran tadi. Pikirannya kembali mengulang pembicaraannya dengan Anna di ruang dosen tadi saat gadis itu ingin membicarakan sesuatu padanya. Laki-laki itu tahu apa yang akan Anna bicarakan, untuk itu dia segera menghentikannya. Selain karena memang mereka tengah berada di area kampus, sejujurnya Bagas belum siap menerima kenyataan lain yang lebih menyakitkan. Anggaplah Bagas pengecut. Laki-laki itu tidak akan menyangkalnya, dia memang pengecut karena tidak mau atau lebih tepatnya tidak berani menerima kenyataan. Kenyataan bahwa gadis yang sangat dicintainya menjalin hubungan dengan laki-laki lain.

Tiga tahun yang lalu, Bagas   yang saat itu sedang menjalankan studi S2nya di Yogyakarta langsung bergegas menuju Jakarta setelah mendapatkan foto dua orang laki-laki dan perempuan yang tengah bercumbu di sebuah lorong yang temaram lampu dari nomor yang tidak dikenal. Foto itu tidak begitu jelas menampilkan siapa dua orang itu, yang jelas saat itu Bagas langsung merasa tidak enak hati. Awalnya Bagas ingin mengabaikan pesan itu karena mengira hanya orang iseng, mungkin teman-temannya yang ganti nomor karena biasanya di grup chatnya dengan teman-temannya itu tidak jarang ada yang mengirim foto-foto bahkan video tidak senonoh yang membuat Bagas menggelngkan kepala dan langsung menghapusnya. Tapi nomor itu kembali mengirimi Bagas foto dan foto itu sukses membuat perasaan Bagas campur aduk. Syok, kecewa, tidak habis pikir sampai menimbulkan perasaan sakit yang begitu menyesakkan di hatinya.

EXWhere stories live. Discover now