17. MOBIL

602 96 4
                                    

Happy reading

"Bego" pekiknya

"Kalau ga bisa nyetir jangan bawa motor lah." Teriaknya

"Maaf dek, mobilnya terlalu nengah"

"Ya Allah pak, ini mobilnya udah parkir di pinggir loh, mau di kemanain lagi? Mobil diem aja bapak tabrak, apa lagi yang jalan"

"Maaf dek, biar saya ganti rugi aja"

Pemuda itu menatap ke arah bapak tersebut, lalu menghembuskan nafasnya.

"Udah ga perlu pak, bapak bisa pergi"

"Beneran dek? Gapapa, saya ga enak loh"

"Udah gapapa"

Bapak tadi pergi dari hadapan pemuda tadi.

"Pake acara penyok segala nih mobil. Bodoamatlah, palingan kena marah"

"FAJRII" panggil seseorang di belakang pemuda tadi.

Fajri menoleh ke belakang, ternyata Fiki.

"Ngapain di sini Ji?"

"Dari supermarket"

"Tuh mobil kok penyok?" Tanya Fiki saat salah fokus dengan mobil di hadapannya.

"Mobil diem ditabrak"

"Lu dari mana Pik sore sore gini? Mana masih pake seragam" tanya Fajri saat melihat Fiki masih menggunakan celana abu abunya.

"Dari bengkel tadi, ternyata gw dapet shift malem. Jadi tadi ngrobrol bentar" ucap Fiki.

Dari pertama Gilang mengajaknya untuk bermain ke bengkel Farhan, Fiki langsung mendapat pekerjaan di bengkel itu.

"Yaudah ayo balik, gw anter"

"Ga usah ah, rumah kita beda arah Ji"

"Elah kek sama siapa lu" ucap Fajri menarik tangan Fiki untuk mengikutinya.


"Thanks ya Ji, lu hati hati di jalan. Kalau ada semut minggir, kalau ada bis nengah aja" ucap Fiki sembari membuka pintu mobil.

"Ya ya serah lu udah, gw balik dulu ya"

•••

"Bismillah, jiwa raga siap menerima konsekuensinya" ucap Fajri saat ingin memasuki rumahnya.

Walaupun ia tau, belum tentu hari ini sang papa pulang.

•••

"Nindyyy, susah loh"

"Masih awal Shan, kamu ya harus sabar"

"Ga boong ini mah, susah sayaang. Aku harus gimana?"

"Usaha lagi dong, masa baru dua kali udah nyerah aja"

"Kalau kamu mau langsung mah, langsung ke abangnya aja. Ngapain ke Zweitson"

"Ya Allah tambah ke Fenly. Zweitson aja susah, gimana mau ngajak kulkas"

"Tapi kan kamu lebih deket sama Fenly"

"Fenly susah buat diajak ngobrol Nin"

"Yaudah pikirin nanti lagi"

"Padahal aku pengen ngasih kebenaran doang loh, kok susah banget"

"Bagi kamu emang "doang". Bagi mereka itu besar sayang. Pikir aja, udah ditinggal pergi eh dengan mudahnya orang asing mau membawanya kembali"

'DIA' ADIK KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang