36. DATANG

96 13 0
                                    

Happy reading

Butuh waktu lama untuk Fenly mengambil keputusan ini. Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gedung besar berwarna putih. Ia mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling.

Ia lanjutkan langkahnya menuju resepsionis, "permisi untuk kamar nomor 43, dimanaa ya?" Tanyanya.

Setelah mendapatkan arahan, Fenly segera menuju ke kamar tersebut.

Dengan penuh kepercayaan diri, ia mengetuk pintu yanh ada di depannya.

Saat pintu itu terbuka, semua penghuni kamar langsung menoleh ke arahnya. Ternyata di dalam sana cukup banyak orang, dan pasien sudah sadarkan diri.

Tanpa Fenly sadari, ternyata yang membukakan pintunya adalah sosok yang ia kenali.

"Ada perlu apa?" Tanyanya dengan nada dingin.

"Hanya menepati undangan untuk menjenguk"

"Siapa yang mengundangmu, tidak ada pengaruh apapun kamu datang ke sini" ucapnya sarkas.

"Oh baiklah, kalau gitu saya permisi" ucap Fenly dengan mengangkat satu ujung bibirnya. Ia segera berbalik badan untuk pulang.

"Tunggu" celetuk seseorang dari dalam ruangan.

"Nindy yang ngundang dia"

Gadis itu segera bangkit dari duduknya, dan menghampiri Fenly.

"Kita ngobrol di luar aja"

•••

Keduanya kini sudah berada di taman rumah sakit. Tak terlalu ramai, hanya orang - orang yang berlalu lalang.

Mereka masih tetep diposisi diamnya, tak ada yang ingin memulai topik. Semilir angin menemani keheningan.

Suara deheman terdengar dari wanita itu, ia menoleh ke arah lawan bicaranya. "Sebelumnya, kenalin aku Nindy. Yang beberapa hari lalu ngirim surat ke rumah kalian"

"Salam kenal kak, Fenly" sahut Fenly sembari tersenyum.

"Maaf ya Fen ganggu waktu kamu buat datang ke sini"

"Disini aku mau langsung ke pointnya aja ya" ucap Nindy dan mendapat anggukan dari Fenly.

"Beberapa hari yang lalu, Shandy ada janji ya buat nemui adikmu? Tapi Shandy ga dateng kan?" Lagi dan lagi, hanya dibalas anggukan oleh Fenly.

"Shandy mengalami kecelakaan Fen saat berangkat ke cafe itu, dan hp dia rusak total dan ga bisa hubungi ke kamu ataupun adekmu. Jadi, bukan niat sengaja."

"Tau ga Fen kenepa dia mau deket sama kalian?" Pertanyaan Nindy ini hanya di balas gelengan oleh Fenly.

"Dia dari dulu pengen punya adik, tapi mamanya udah ga bisa punya anak lagi. Dan kebetulan saat mama dia nikah sama papa kamu dan tau beliau punya anak, dia seneng banget. Dia pengen banget deket sama kalian, dia mau kalian anggep Shandy kakak kalian" ucap Nindy.

Ucapannya berhenti dengan jeda yang cukup lama, "simpel ya kak alasannya" ucap Fenly lirih.

"Iya simpel, tapi dia susah banget buat wujudin itu"

"Ya jelas susah kak, cara dia salah. Salah banget, kalau dia jujur dari awal, aku bisa ajak adik - adikku buat deket sama dia. Maaf ya kak, tapi cara dia pengecut banget. Aku tau, pasti kakak juga tau dari awal kakShan deket sama aku. Dia datang sebagai orang yang punya niat baik ke aku, bantu aku nyari papa, tapi ternyata dia juga dalangnya kak. Banyak faktor yang buat aku ngelarang kedua adik aku samperin atau deket sama kakShan, cukup aku aja yang kecewa, jangan mereka"

"Cara kakShan buat deket sama adikku juga salah kak. Dia ngejar banget ke Zweitson, itu bukan cara yang bener. Dia baru sekali ketemu Zweitson, tapi dia udah gencar banget nerorin adikku. Aku ga suka cara dia mendekatkan diri"

"Maaf ya kak, aku dateng ke sininya lama. Karena bagiku, kedatanganku ke sini juga sia - sia. Ga ada yang berubah juga, kakShan juga bisa siuman toh tanpa hadirnya aku dulu?" Penjelasan Fenly cukup panjang.

Nindy yang mendengarkan mulai awal cukup terdiam. Karena ia sadar, ketiga remaja ini adalah korban. Sebesar apapun usahanya membuat nama Shandy kembali baik, itu cukup susah.

"Aku tau Fen, tapi apa ga bisa kedepannya mulai dekat?"

"Kalau dari aku sendiri, aku ga ngizinin adik - adikku masuk ke perangkap tikus kak. Ya aku tau KakShan baik, aku tau dia ga akan buat kecewa kita bertiga lagi. Tapi kalau dipikir dengan akal sehat, kalau kita bertiga dekat sama dia, apa membuat kita bertiga aman? Sedangkan papa aku sendiri ga mau liat aku sama adik - adikku"

"Fen, dia akan usaha mendekatkan kamu sama papamu lagi" sela Nindy.

"Ga bisa kak, sebesar apapun usahanya, aku yakin itu ga akan mungkin. Mungkin papa bisa toleransi sama aku, bisa deket sama aku. Tapi aku yakin seribu persen, papa ga akan terima kehadiran adik bungsuku. Kakak ga tau alasan papa nilanggalin kita bertiga kan?"

"Aku tau Fen, aku tau"

"Nah, kakak sendiri tau alasannya apa. Apa dengan alasan itu masih bisa buat kembali sebagai keluarga cemara? Belum lagi mama kakShannya. Dia sangat menolak kehadiran kita bertiga. Ga ada cela kak buat dekat, udah ga ada" ucap Fenly dengan diakhiri senyum remehnya.

***

Hai hai hai
Sudah berapa lama nih aku ninggalin ini cerita??
Aku akan kembali hingga cerita ini tamat

Masih ingat ga sama cerita ini?
Kalau lupa boleh baca part sebelumnya yaa

Gimana sama chapter ini?
Suka gak?
Maaf slow update ya.

Jangan lupa tinggalin jejak ya.
Vote dan komennya jangan lupa.

Maaf bila typo berdebaran,
terima kasih.

Selamat menunaikan ibadah puasa
See you next chapter.

Salam dari yang nulis
(14 Maret 2021)

'DIA' ADIK KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang