11. Toxic Friends

24 2 6
                                    

"Ikut!" Shakaell merendahkan kepalanya di kaca pintu mobil Darren, ketika sekolah selesai.

"Enggak!" Darren menjawab sambil mengucek matanya, mengantuk.

"Aku enggak minta! MEMERINTAH!"

Lirikan tajam Darren dibalas senyuman Shakaell.

"Kau suka buang-buang waktu!"

"KEBALIK! KAU LEBIH SERING!"

"TERSERAH!"

"Lagian kita sudah sepakat tadi kan?"

"SIAPA? Kau! Aku enggak!"

"Berhenti mengomel, berangkat!"

Darren keluar dari mobilnya, berpesan pada sopirnya lalu melangkah dengan malas masuk mobil Shakaell.

Dari kursi depan, Darren menatap Shakaell malas. Pemuda yang ditatapnya itu justru sangat bersemangat. Bagi Darren itu hanya membuang-buang waktunya. Lagipula Zeevaya siapa? Mengapa ia penting sekarang? Meski sudah sangat lama bersahabat dengan Shakaell, Darren masih keheranan. Apa yang ada di pikiran sahabatnya itu.

"Jangan berpikir macam-macam!"
Darren buru-buru menatap ke depan. Sial Shakaell seolah-olah bisa membaca pikirannya.

"Kau mengkhawatirkannya?" tanya Darren.

"Kau yang memulainya! Lagi-lagi aku terlibat untuk membereskan! Sampai sini masih belum paham?"

Darren melirik kiri dan kanan lalu dengan pelang menganggukkan kepalanya. Ia paham sekarang. Maksud Shakaell, Darren yang meminta Zeevaya mengikuti Jeje, dan Shakaell tidak ingin terjadi apa-apa dengan Zeevaya karena ulah Darren.

Darren ingat, sahabatnya itu sering mengakhiri 'pertempuran' yang selalu dilakukannya. Meskipun kesalahan pertama ada pada Darren, Shakaell akan membela Darren. Kendati setelahnya ia akan marah-marah pada Darren. Untuk hal-hal kecil seperti mengganggu Jeje, Shakaell tidak akan mempermasalahkannya. Membiarkan Darren berbuat sesukanya, hanya saja jika tetap saja ada puncak kekacauan, pada akhirnya Shakaell yang akan turun tangan.

Mau tidak mau, Darren bertekuk lutut pada Shakaell sekalipun terkadang dia amat sangat menjengkelkan. Shakaell seperti orang tua yang mengatur-atur demi kebaikan Darren. Belum lagi tentang alasannya sekolah di tempat yang sama dengan Darren. Rasanya, Darren tidak cukup jika hanya mengucapkan terimakasih karena memiliki sahabat yang setia seperti Shakaell.

Sekarang, keduanya sudah sampai di depan gang yang dimaksud. Sebenarnya Shakaell yang meminta Darren untuk turun. Tapi karena ia tidak mau, Shakaell yang tetap beranjak. Tanpa mengendap-endap Shakaell masuk gang sempit itu dan mendapati pertunjukan luar biasa.

Dua lengan Zeevaya sedang dipegang dua siswa laki-laki, dan satu laki-laki lagi sedang mencengkram pipinya dengan telapak tangan.

"Kalian memalukan!" teriak Shakaell dari ujung gang yang mulai berjalan mendekat. Semua orang di sana melihat ke arah datangnya suara termasuk Jeje yang mematung di sana.

"Oh Kell, bukankah urusan kita sudah selesai?" ujar salah seorang berambut cepak yang barusan mencengkram pipi Zeevaya.

"Datang sendiri? Mana Darren? Aku kangen sama dia," ujar satu lagi, sambil mengeluarkan senyum seringai.

Kini satu per satu dari mereka melepas tangannya dari Zeevaya. Gadis itu terduduk lemas di tanah.

Jadi, Shakaell dan Darren sudah mengenal mereka bertiga?

Meskipun jelas-jelas bukan berasal dari sekolah yang sama.

Pada awalnya kedua dari mereka berusaha memegang tangan Shakaell, tapi mereka sama sekali tidak bisa menyentuh karena Shakaell menangkis cepat. Lalu dengan mudah satu per satu tumbang di hadapan Zeevaya, meskipun Shakaell sempat terkena pukulan di hidung yang membuata tulang hidungnya sekarang lecet.

Jeje bergerak dari tempatnya mematung. Bukannya menolong Zeevaya, ia malah menghampiri mereka bertiga dan berusaha membangunkannya. Zeevaya membelalak.

Apa yang terjadi?

Tadi terjadi begitu cepat. Zeevaya belum sempat membaca apa yang terjadi tapi ia sudah ketahuan duluan. Habislah sudah. Secara mereka bertiga laki-laki dan ia perempuan sendirian. Untungnya Shakaell datang sangat cepat juga. Jadi mereka tadi tidak melakukan apa-apa selain mencengkram Zeevaya.

Shakaell menghampirinya, "Bisa jalan sendiri?"

Zeevaya mengangguk pelan, lalu beranjak berdiri. Dan untuk pertama kalinya, Zeevaya kaget bukan main saat Shakaell memegang tangan Zeevaya dan menuntun gadis itu keluar dari gang.

Zeevaya memandangi Shakaell dari belakangnya, dan ribuan ucapan terimakasih meluncur dari dalam hatinya.

"Aku antar pulang."
"Enggak perlu, aku bisa naik Bang Ojol."
Shakaell berhenti mendadak dan membuat kepala gadis itu menubruk lengan kanan Shakaell.
"Kau menolak karena gengsi?"

Sialan. Baru juga baik, buat jengkel lagi!

Zeevaya akhirnya menurut dan berusaha melepas tangannya dari Shakaell.

Shakaell membukakan pintu mobil di kursi belakang dan gadis itu masuk. Ia baru sadar jika ada Darren di kursi depan.
"Kenapa dia di sini?"

Darren menoleh cepat, "Seharusnya aku yang tanya, kenapa kamu yang di sini? Siapa kamooo?"

Oh my God, pengen sekali saja kujambak rambutnya!

"Oiya Kell, di mana Jeje?" tanya Darren begitu Shakaell menyalakan mobil.

"Bukannya sudah bisa nebak dia bakal ke mana?"

Darren tersenyum sebentar. Menoleh ke arah Zeevaya dan tentu saja gadis itu membalasnya dengan tatapan sinis. Pemuda yang ditatapnya itu justru tertawa lebar.

"Kau diapain aja Zeev? Pipimu semerah itu, rambutmu juga berantakan!"

Zeevaya buru-buru merapikan rambutnya.
Darren kembali tertawa.

"Mereka tadi memangnya siapa? Kalian sudah kenal kan?"

"Sahabatnya Jeje," jawab Shakaell datar.

"Dan kau tahu kan Jeje berpihak pada siapa?" sahut Darren masih diikuti dengan tawa.

Hah?

Zeevaya mengerjap, "Toxic friends?"

"Yes," jawab Shakaell, "Jeje dan mereka berteman baik di SMP, lalu Jeje ada masalah sedikit dan mereka bertiga membuat Jeje membayar kesalahannya sampaj sekarang."

"Kalau enggak sehat, kenapa enggak ditinggal?"

"That's it!" sahut Darren, "Katanya terlalu banyak kenangan yang mereka buat. Jeje sudah dicuci otak! Bukannya bersih malah enggak punya otak!"

Darren sinting!

"Jadi Zeev, enggak usah sok sok bela Jeje kalau aku lagi berantem sama dia, diam!"

"Enggak mungkin!"

"Maksudnya?"

"Enggak mungkin aku diam!"

Darren menoleh dan melirik tajam Zeevaya.

Perdebatan itu berhenti bersamaan dengan mobil berhenti.

"Eh kok tahu rumah Zeevaya?" tanya Darren terkejut.

"Kita tidak sengaja bertemu di kafe sekitar sini. Jadi dia ingat," jawab Zeevaya.

Shakaell menoleh ke arah Zeevaya, "Aku juga tahu dengan siapa dia tinggal."

Darren dan Zeevaya sama-sama melongo. Apa maksudnya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Blue DaysWhere stories live. Discover now