1

1K 93 3
                                    


Sunghoon dan Sunoo 2 insan yang berbeda kepribadian. Mereka bertemu di pameran lukisan Kampus yang memamerkan karya para mahasiswa dari berbagai jurusan, Sunoo adalah salah satu mahasiswa yang mengikuti pameran tersebut, ia tidak pernah dianggap ada oleh keluarganya karena bakat melukisnya. Pada saat pameran ia berdiri didepan stand untuk menunggu pengunjung yang akan datang ke standnya dan bertanya tentang karyanya.

Saat Sunoo sedang menjaga standnya tiba-tiba ada lelaki tampan yang dijuluk Ice Prince Kampus karena jarang sekali berbicara, bahkan berinteraksi dengan mahasiswa lain. Sunoo tau manusia yang berada didepannya adalah primadona kampus tetapi ia tidak mengenalnya.

"Hai, ada yang bisa kubantu." –Sunoo

"Manis" –Batin Sunghoon

"Ini dijual?" –Sunghoon

"Ada yang Saya jual ada yang tidak Kak." –Sunoo

"Kalau ini dijual." –Sunghoon sambil melihat Lukisan yang berjudul Jalapeno

"Oh itu dijual." –Sunoo

"Kalau boleh tau artinya apa?" –Sunghoon

"Jalapeno adalah cabe yang sangat pedas namun beberapa orang dapat menikmatinya rasa pedas itu, Lukisan ini diartikan sebagai seseorang yang dapat mengontrol kemarahannya sekaligus menikmatinya dan membiarkan kemarahan itu membakar dirinya asal orang lain tidak ikut terbakar." –Sunoo

"50 juta apakah cukup?" –Sunghoon

"Apakah itu terlalu mahal?" –Sunoo

"Saya menginginkannya." –Sunghoon

"Baiklah Saya akan packing nanti ya kak." –Sunoo

"Kalau boleh tau atas nama siapa?" –Sunoo

"Park Sunghoon." –Sunghoon

Sunoo membungkus lukisan yang dibeli Sunghoon dan diberi sepucuk surat yang ia taruh didalam box lukisan tersebut.

"Ini kak lukisannya, pembayarannya transfer bisa kan kak pake bank DCA ini nomor rekeningku." –Sunoo

"Sudah saya kirim, terima kasih lukisannya."

Sunoo merasa senang karena jumlah saldo yang ada didalam rekeningnya bertambah. Tetapi, setelah ia lihat jumlah yang dibayar lebih dari yang ditawarkan. Ia ingin mengembalikan uang tersebut tetapi ia takut kalau Sunghoon akan menganggapnya munafik.

"Ah nanti saja lah aku kembalikan." -Sunoo

Setelah pameran usai, Sunoo membereskan stand nya dan bersiap untuk pulang. Sudah ada sekitar 6 lukisan yang ia jual dan itu membuatnya senang. Pada saat membereskan standnya Jungwon sahabatnya datang bersama pacarnya untuk membantu membereskan stand Sunoo.

"Sunoo apakah sudah semua?" –Jay

"Sudah kak, terimakasih ya kalian sudah membantuku." –Sunoo

"Tidak masalah kita yang nawari untuk bantu kok jadi santai aja." –Jungwon

"Ayo lukisannya udah ada dimobil kan ayo pulang." –Jay

Mobil mereka membelah jalanan yang ada. Jalanan pada hari ini cukup macet dan membuat perjalanan dari kampus Sunoo hingga apartemennya jauh lebih lama. Selama perjalanan Sunoo ingin sekali memberitahukan Orang tuanya tentang apa yang terjadi hari ini, tetapi ia ingat akan kejadian yang membuat dirinya cukup takut untuk bercerita tentang hobinya pada orang tuannya.

"Sun, kalau kamu mau telpon sama Orang tuamu gapapa mereka pasti bangga anaknya menghasilkan uang yang sangat banyak dari hasil melukis." –Jungwon

"Iya aku akan telpon mereka." –Sunoo

Beep-Beep-Beep-Beep

"Halo." –Orang tua Sunoo

"Halo Ma ini Sunoo tau ga Ma tadi Sunoo berhasil jual lukisan dan bayangin ma aku dapet sekitar 100 juta sehari." –Sunoo

"Kamu tuh ya udah berapa kali Mama bilangin, kamu mending masuk Manajemen Bisnis kayak Kakakmu, melukis itu apaan uangnya ga banyak ga bisa bikin hidup sejahtera." –Mama Sunoo

"Tapi Maaa." –Sunoo

"Sudah kalau dapet 100 juta sehari Mama juga, bisa udah buang-buang waktu aja." –Mama Sunoo

Tit

Panggilan diputus sepihak oleh Mama Sunoo. Sunoo rasanya ingin menangis saat itu, ia marah, ia dendam, kenapa ia seakan-akan tidak pernah terlihat oleh orang tuanya.

"Sunoo maaf ya, aku ga ngira bakalan kayak gini." –Jungwon

"Iya gapapa." –Sunoo terisak

Sesampainya diapartemen Sunoo, Jay dan Jungwon membantu mengangkat barang menuju unit apartemen Sunoo. Apartemen Sunoo adalah apartemen tipe studio dengan banyak lukisan hasil karya Sunoo. Ia menyewa apartemen tersebut dari hasil menjual lukisannya bahkan kuliahnya juga ia biayai sendiri karena Orang Tuanya tidak mau membayar segala kebutuhan Sunoo. Mereka meletakkan lukisan yang tadi dipamerkan, mereka meletakkannya dan mengaturnya agar terlihat rapi di Apartemen Sunoo.

"Udah ya noo kita pulang dulu, jangan lupa makan dadah." –Jungwon

"Iya makasih ya dadah." –Sunoo

Setelah Jungwon dan Jay pergi, ia memesan makanan dan mandi sambil menunggu makanan yang ia pesan datang. Sesaat setelah Sunoo selesai mandi makanan yang ia pesan telah sampai, Ia mengambilnya di Lobby dan memakan nya sambil mengerjakan tugas kuliahnya. Setelah selesai makan dan mengerjakan tugas, Ia mencuci piring dan gelasnya lalu menuju magnet paling kuat di Bumi yaitu kasur, dan mulai menjelajahi dunia mimpi.

JalapenoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora