76. Penyelidikan Berujung Berantakan

551 36 16
                                    

Halo, maaf nunggu lama banget, komentar kalian kemarin mengingatkan aku buat lanjutin cerita ini, terima kasih ya. Aku akan menyelesaikan Leone dalam waktu dekat. Kalau lupa alurnya boleh banget nih baca part sebelumnya.

Selamat membaca cerita Leone
🖤🤍

Selamat membaca cerita Leone 🖤🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

76. Penyelidikan Berujung Berantakan

Tak ada yang lebih berat dibanding mengikhlaskan.”

***

Tidak ada semangat seperti biasanya dalam diri Clara. Kendati jabatannya sebagai pengurus OSIS sudah sirna, nyatanya masalah besar kian melanda. Mulanya ia ragu pergi ke sekolah pagi ini, tapi tidak mungkin ia akan terus bersembunyi dibalik rumah yang ditempatinya.

Otak Clara sibuk mencerna tentang apa yang diceritakan oleh Atlas kemarin. Ada perasaan gelisah yang menggerogoti hati, takut hal lebih besar akan terjadi. Ini bukan tentang kabar papa dan kakaknya, tapi ini mengenai Shemira. Perempuan yang menurut Atlas sangat mencurigakan.

"Pagi, Clara!!!" sapa Chika hangat dengan teriakan khasnya. Cewek itu menduduki kursi sebelah Clara.

Omong-omong, suasana kelas tidak sepi, ada banyak siswa-siswi, tapi mereka tampak mengabaikan teriakan Chika barusan. Lebih tepatnya mengabaikan apa yang terjadi pada kedua cewek tersebut mengingat masalah yang sempat menimpa Clara.

"Clara, ih. Kok diem aja?" Chika menggoyang-goyangkan lengan sahabatnya. "Kantin yuk? Laper gue belum sarapan."

Clara melirik, "Sejak kapan lo sarapan pagi-pagi? Biasanya juga mules?"

"Ih, gue ngajakin lo, biar lo nggak melamun di kelas! Kesambet tau rasa! Ayo ah sebelum upacara mulai!" seru Chika menarik-narik lengan Clara sampai akhirnya berdiri dan mau mengikuti.

Chika sesekali melirik ke sebelahnya, Clara masih saja tampak murung. "Lo masih kepikiran sama yang dibilang Atlas kemarin ya?"

"Gimana gue nggak bisa mikirin, Chik? Ini, tuh, soal masalah yang ada ditengah-tengah gue. Gimana kalo emang Atlas bener?"

"Atlas bener kalo misalkan Shemira tahu sesuatu yang sebenernya? Jawaban dari masalah ini?"

Clara mengangguk semangat sampai menghentikan langkahnya. "Atlas nggak mungkin salah denger waktu Om Marino bilang 'jangan sampai ada yang tahu.' Dari awal gue udah duga Om Leone yang ada dibalik ini semua," lirih Clara tak mau terdengar yang lain.

"Tapi apa coba motifnya?"

"Itu yang harus gue cari tahu, Chik. Leone nggak akan percaya sampe gue dapet buktinya." Clara melanjutkan perjalanannya dan langsung diikuti Chika.

"Terus apa yang bakal lo lakuin, Ra?"

"Gue cuma bisa mantau diem-diem." Clara mengedikkan bahunya seraya mengembuskan napas. "Semoga dari Shemira gue bisa dapet titik terang nantinya."

LEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang