Bab 1: Sehelai Daun Musim Gugur

42 8 1
                                    

"Itu benar V bukan?"

"Benarkah?"

"Lihatlah. Bukankah itu mirip V?"

"Mungkin hanya mirip."

Bisik-bisik dua orang perempuan yang duduk tepat di bangku seberangnya dapat terdengar jelas di telinga Taehyung. Dia semakin merapatkan coat dan syal yang dipakainya untuk menutupi wajah.

Sore ini Taehyung duduk di taman setelah menyelesaikan semua jadwalnya untuk hari ini. Dia sudah sebisa mungkin menutupi wajahnya agar tidak ada yang mengenalinya, tapi ternyata itu sia-sia. Dia terlalu meragukan kemampuan penggemarnya.

"Apa aku salah?" tanya salah satunya lagi bersiap bangkit untuk mendekati Taehyung.

"Lihatlah." Tiba-tiba saja sebuah tangan terulur dan menunjukkan layar ponsel mati padanya.

"Bukankah ini lucu?" ujar seorang gadis--terlihat seumuran dengan Taehyung--yang ternyata sudah duduk sedari tadi di ujung bangku tempatnya duduk.

Melihat apa yang dilakukan gadis itu, kedua perempuan tadi mengurungkan niat mereka untuk mendekati Taehyung dan kembali duduk.

Taehyung menoleh ke gadis yang sudah mendekat itu dengan bingung. Kenapa dia tiba-tiba menanyakan itu untuk layar ponsel yang mati, pikirnya.

"Bukan V?"

"Apa dia berkencan?"

"Tidak mungkinlah. Bodoh sekali Kim Taehyung berkencan di taman yang ramai seperti ini."

"Banar juga."

"Sayang," panggil gadis itu lagi. Sesaat kemudian mata keduanya bertemu tatap dalam diam.

Kata sayang yang baru saja dilontarkan gadis itu sudah cukup membuat Taehyung melotot sempurna. Ditambah lagi dengan tangannya yang terulur ke arah Taehyung demi menyingkirkan sehelai daun musim gugur yang jatuh tepat di atas kepalanya.

"Siapa gadis gila ini? Apa dia ingin membuat aku terkena rumor atau bagaimana?" batinnya sedikit merasa kesal.

"Kenapa kau diam saja? Aku hanya bertanya tau! Tidak akan memintamu membelikannya!" pekik gadis itu setelah beberapa saat tidak mendapatkan respons. Dia bangkit tiba-tiba dan beranjak pergi membuat Taehyung semakin kebingungan.

Taehyung spontan ikut berdiri dan menahan tangannya. "Kau mau ke mana?" tanyanya pelan, takut-takut suaranya dikenali kedua perempuan tadi atau orang-orang yang juga duduk di bangku lainnya.

"Aku kesal denganmu!"

"Bukan Kim Taehyung," sambung salah satu di antara perempuan tadi.

"Benar. Kenapa mereka malah bertengkar di sini."

"Tunggu aku!" Taehyung mengekori langkah kecil gadis itu dengan masih  terus bertanya pertanyaan yang sama.

Gadis cantik berambut sebahu yang tiba-tiba memanggilnya sayang tadi menghentikan langkahnya di tempat sepi, sedikit jauh dari bangku tempat mereka duduk tadi.

"Maafkan aku. Kupikir kau terganggu karena dua perempuan itu. Maafkan aku. Permisi," ujar gadis itu sembari menunduk berulangkali.

"Tunggu!" Taehyung menahan tangannya sebelum dia berhasil pergi.

"Kau benar-benar melakukannya hanya karena itu?"

"Iya. Permisi."

"Tunggu, tunggu!" Dia menahan lagi tangan gadis itu. "Kau tidak mengenalku?"

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Taehyung menurunkan syalnya agar perempuan di depannya itu dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Aku tidak tau siapa kau," ucap gadis itu setelah lama diam menelaah wajah Taehyung.

"Kau tidak tahu aku?"

"Memangnya kau siapa?" tanyanya bingung.

"Kau benar-benar tidak tahu?"

"Kau siapa tuan?"

"Kim Taehyung."

"Siapa Kim Taehyung?"

"Kau benar-benar tidak tahu?!" tanya Taehyung terkejut. "Apa popularitasku telah menurun? Atau ...."

"Permisi," ujar gadis itu lagi, malas meladeni lelaki tidak jelas yang berdiri di depannya.

"Tunggu dulu. BTS? Kau tahu?"

"BTS?" tanyanya balik. "Zaman sekarang siapa yang tidak tahu BTS."

"Aku salah satu membernya, V." Taehyung menunjuk poster yang kebetulan tertempel di dinding belakang gadis itu.

Gadis itu menoleh pelan ke belakangnya dan menelaah satu per satu orang di poster itu. Benar, ada wajah pria ini di sana.

"Oh."

"Oh?! Hanya oh?!" tanya Taehyung terkejut.

"Lalu kau mau aku melakukan apa? Menangis terisak-isak? Atau tertawa seperti orang gila dan memanggil orang-orang?" Nada bicaranya terdengar sedikit kesal ketika mengatakan itu.

"Ah bukan begitu. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk bersikap begitu percaya diri. Tapi ... aku tidak pernah bisa pergi ke tempat umum karena orang-orang akan mengikutiku. Jadi, aku sedikit terkejut ada seseorang yang tidak mengenalku," ralatnya cepat karena malu.

"Atau ketenaranku telah berkurang? Sssh ... apa kami benar-benar harus segera pensiun?" tanyanya lagi dengan bibir yang manyun sesenti, mengabaikan perempuan di depannya yang sudah merasa kesal.

Gadis itu menatapnya risih. Dia berpikir seharusnya tidak perlu membantu laki-laki aneh ini tadi.

"Jangan terlalu khawatir. Bukan salahmu, bukan karena ketenaranmu telah berkurang. Hanya ... aku memang orang yang tinggal di gua, jadi tidak tahu kau atau grupmu. Permisi."

Dia lalu pergi meninggalkan Taehyung yang masih kebingungan di tempatnya tanpa sempat mengeluarkan kata-kata lagi.


🍁 Bersambung 🍁


a/n:
Hai! Ini adalah cerita kedua dari series Idol. Jika kamu berkenan, bisa tinggalkan komentar dan votenya sebagai apresiasi bagi author. Terima kasih dan sampai jumpa ♡

✔️ IDOL SERIES: KTH || Tn. TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang