Bab 3: Suatu Sore di Gedung Bighit

17 5 0
                                    

"Anyeong!!" ujar member BTS serentak ke kamera.

Mereka baru saja selesai melakukan live bersama, di ruang tunggu perusahaan.

"Tunggu di sini sebentar, ya. Kita akan rapat sebentar lagi," ujar salah seorang staf laki-laki sebelum para member beranjak.

Yoongi yang tadinya siap bangkit dan pergi, kembali mendudukkan badannya pada sofa panjang di ruang terbuka itu.

"Kau bilang sedang diet Jungkook-ah," sela Jimin membuat Jungkook yang sibuk memilih camilan di atas meja melihatnya sinis.

"Hyung, kau yang menyuruhku makan saat live tadi," balas Jungkook merasa sedikit kesal sekaligus senang karena Jimin membatalkan rencana dietnya hari ini.

"Aku tau kau senang dengan itu Jungkook," sambung Seokjin yang asik bermain ponsel.

"Berapa lama lagi?" tanya Hoseok pada satu staf terakhir yang masih ada di sana.

"Kira-kira 10 menit. Pd-nim masih rapat bersama TXT di atas," jawab staf itu sebelum benar-benar meninggalkan ketujuh member BTS.

Mereka hanya duduk saja di sana. Yoongi bersandar pada sandaran sofa dengan matanya yang terpejam. Jungkook, Jimin dan Taehyung sibuk menjaili satu sama lain sambil menikmati camilan yang memang disiapkan staf setiap kali mereka live bersama. Dan sisanya hanya bermain ponsel masing-masing dalam diam.

Hingga fokus mereka--kecuali Yoongi--teralihkan pada seorang petugas kebersihan yang sepertinya akan membersihkan ruangan itu. Dia mungkin tidak tahu jika member BTS masih di sana.

"Maafkan aku. Aku pikir kalian sudah selesai," ucapnya sembari menunduk sopan.

"Kau lagi?" tanya Taehyung.

"Kau kenal?" tanya Namjoon.

"Siapa?" tanya Yoongi tanpa membuka matanya sedikit pun.

"Permisi," ucap petugas itu. Gadis yang sama, yang makan ramen bersama Taehyung pada musim dingin beberapa waktu lalu.

"Tunggu!" Taehyung bangkit dan berjalan mendekat.

"Kita bertemu lagi?" tanya Taehyung berfokus pada leher gadis itu demi mencari tanda pengenal, atau sesuatu yang dapat membuatnya mengetahui namanya.

"Mana tanda pengenalmu?"

"Bukankah aku bilang mari jangan bertemu lagi?" balas gadis itu berhasil membuat semua orang terkejut, termasuk Yoongi yang sudah membuka matanya dan menegakkan badan. Gadis itu berbicara sopan, namun, suaranya terdengar sangat dingin dan tak berperasaan.

"Permisi! Aku bekerja di sini. Tidak ada yang sengaja ingin bertemu denganmu," kesal Taehyung.

"Apa kau tau maksud dari kalimat mari jangan bertemu lagi?"

"Eh?"

"Permisi." Gadis itu menunduk sekali lagi berniat meninggalkan para bintang dunia yang saat ini fokus padanya.

"Berhenti di sana!" Suara berat dan dalam Taehyung berhasil menghentikan langkahnya yang sudah berbalik.

Harga dirinya terluka. Tentu saja. Di depan teman-temannya, gadis itu bersikap seolah-olah dia adalah pengganggu yang harus dihindari.

Taehyung sudah berdiri di hadapan perempuan itu. Para member dapat melihat dengan jelas wajah tidak senang Taehyung dari tempat mereka duduk. Tatapan tajam seorang Kim Taehyung itu seolah-olah siap menerkam mangsa di depannya.

"Tidakkah kau berpikir ini takdir?" Kalimat pertama yang lolos dari bibir Taehyung setelah diam beberapa saat.

"Huh ...." Embusan napas berat keluar begitu saja dari para member di belakang.

Bagaimana tidak. Semuanya berpikir dia mungkin marah atau tidak sengaja berkata kasar karena merasa tersinggung dengan kata-kata gadis itu. Tapi, malah nada lembut serta muka imut menggemaskan yang justru ditunjukkan Taehyung, dan jangan lupakan bibirnya yang maju sesenti saat berbicara.

"Ini takdir. Kita bertemu untuk yang ketiga kalinya. Yang pertama itu ketidaksengajaan, yang kedua kebetulan.

"Jika bertemu untuk yang ketiga kalinya, itu takdir. Serendipity, kau tau?" jelas Taehyung diikuti dengan senyum kotak yang menampilkan deretan gigi putihnya.

Gadis itu hanya diam. Memandang Taehyung dengan tatapan penuh kelelahan. Para member sampai menahan napas gugup karena dia tak kunjung melontarkan jawaban.

"Kau tampan." Dua kata itu keluar dari mulut gadis cuek itu dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Tidak berbeda jauh dengan para membernya, Taehyung melototkan mata tidak menyangka dengan jawaban itu

"Tapi ... sepertinya otakmu sakit," sambungnya dingin. "Omong kosongmu terlalu banyak. Beristirahatlah tuan BTS, kurasa jadwalmu terlalu padat."

Dia kemudian berbalik dan menunduk, berusaha sebisa mungkin untuk sopan dihadapan ketujuh pria yang ada di sana. Walaupun kata-katanya tidak menunjukkan itu sama sekali.

"Permisi." Dia pergi meninggalkan mereka yang masih syok dengan pernyataannya. Ada orang yang kata-katanya lebih tajam dari Yoongi dan lebih realistis dari Seokjin, pikir mereka.

Namun, anehnya sesaat kemudian Taehyung mengembangkan senyuman bahagia, melemparkannya pada para member kesayangannya di belakang.

"Dia sudah gila." Jimin mencela sambil menggeleng-gelengkan kepala merasa teman seangkatannya itu aneh.

"Mari ke ruang rapat." Staf yang tadi kembali lagi.

Para member beranjak untuk segera menuju ruang rapat, dengan tidak lupa menarik Taehyung yang sepertinya benar-benar membutuhkan istirahat karena dia hanya bergeming di tempatnya dengan wajah yang begitu bahagia.


🌸 Bersambung .... 🌸

a/n:
Hai! Terima kasih sudah membaca cerita ini. Jika kamu berkenan, bisa tinggalkan komentar dan votenya sebagai bentuk apresiasi bagi author. Terima kasih dan sampai jumpa ♡

✔️ IDOL SERIES: KTH || Tn. TakdirWo Geschichten leben. Entdecke jetzt