Bab 4: BTS Dorm

18 4 2
                                    

Ting ... tong ....

Suara bel yang menggema di seluruh penjuru rumah membuat para member yang tadinya sibuk di kamar masing-masing keluar.

Hoseok yang memang sedari tadi duduk di sofa ruang tengah, segera membukakan pintu. Makanan yang sudah mereka pesan sejak hampir satu jam lalu akhirnya datang.

Hoseok mengizinkan pengantar makanan yang membawa dua baki khas restoran cina itu masuk ke dalam rumah untuk mengeluarkan delapan mangkok Jajangmyeon¹ pesanan para member.

¹Mi dengan saus pasta kacang kedelai hitam.

"Bisa letakkan di sini," ujar Namjoon yang sudah lebih dulu duduk di kursi meja makan.

"Oh!" pekik Taehyung yang baru keluar dari kamarnya. "Kita bertemu lagi," ujarnya tertuju pada si pengantar makanan. Padahal dia hanya melihat tubuh mungil perempuan yang tengah mengeluarkan mangkok Jajangmyeon terakhir.

Seokjin yang sudah hampir dekat ke meja makan menunduk demi melihat wajah si pengantar makanan.

"Bagaimana kau tau ini dia?" tanya Seokjin kaget sekaligus takjub. Dia lalu mendudukkan diri di sebelah Namjoon.

"Selamat menikmati," ujar gadis itu lalu meninggalkan meja makan. Dan ...

Berpapasan dengan Kim Taehyung tentu saja. Taehyung hanya nyengir kuda saat melihat wajah gadis itu. Wajah perempuan cantik nan manis yang berhasil memenuhi pikirannya sejak musim gugur tahun lalu.

"Selamat menikmati makananmu," ujar gadis itu berusaha seramah mungkin. Berharap Taehyung tidak akan mengatakan apa pun padanya dan membiarkannya pergi.

"Ini takdir! Benar bukan? Kita bertemu lagi." Ternyata hal itu hanyalah harapan.

"Dan dari empat pertemuan yang terjadi, tiga di antaranya kau yang mendatangiku," sambungnya.

"Iya ini takdir," jawab gadis itu malas dan pasrah.

"Kau mengakuinya?"

"Dan mari buat takdir yang lebih baik dari ini," sambungnya. "Permisi."

"Benarkah?" tanya Taehyung sambil meraih pergelangan tangannya sebelum dia berhasil kabur dari dorm ketujuh pria itu. "Jika kau ingin membuat takdir yang lebih baik dari ini, aku ingin bertanya. Kau sudah makan malam?"

Para member BTS yang sudah berkumpul semua di meja makan, menghentikan aktivitas mereka membuka Jajangmyeon karena merasa kaget dengan pertanyaan Taehyung. Mereka sedang membicarakan takdir, lalu kenapa tiba-tiba makan.

Gadis-gadis lain mungkin tidak seberuntung dia. Bayangkan, bertemu dengan V BTS sebanyak empat kali dan dua di antaranya bersama dengan member BTS lainnya. Tapi, bagi gadis yang berdiri di hadapan Taehyung sekarang, itu hanya sebuah kesialan lain dalam hidupnya

"Sudah."

"Mau makan lagi?"

"Tidak."

Dan bodohnya dia menjawab pertanyaan acak laki-laki itu.

"Kenapa?"

"Sudah kenyang. Permisi tuan."

Dia berusaha melepaskan genggaman tangan Taehyung, namun, tidak berhasil karena Taehyung kembali bersuara dan menariknya.

"Boleh tau namamu?"

"Tidak boleh."

"Kenapa?"

"Tidak ada alasan."

"Mau jadi pacarku?"

"Uhuk ... uhuk ...." Namjoon yang sudah menikmati sesuap Jajangmyeonnya terbatuk tiba-tiba karena terkejut.

Bukan hanya Namjoon, semuanya juga terkejut bukan main, hingga kegiatan mereka dengan Jajangmyeon terhenti sekali lagi.

Keenam anggota yang sekarang sudah tidak fokus lagi pada makanan mereka dapat dengan jelas melihat ekspresi keduanya. Taehyung yang nampak tenang dan santai mengulum senyum dengan tangannya yang masih setia pada pergelangan tangan gadis itu. Sedang sang empunya tangan yang dipegangnya, tak kalah tenangnya dari dia. Seolah-olah kalimat Taehyung tadi bukanlah apa-apa.

"Tidak," tolak gadis itu singkat, padat, dan menyakitkan.

Penonton kecewa di tempatnya.

"Kenapa?" tanya Taehyung tidak lengah sedikit pun.

"Tidak tertarik."

"Ada jawaban lain selain tidak tertarik?"

"Tidak ada."

"Kau sudah punya pacar?"

"Tidak punya."

"Kenapa?"

"Tidak tertarik."

"Punya jawaban lain selain tidak tertarik?"

"Tidak punya."

"Kenapa tidak punya?"

"Tidak ada alasan."

Bisa bayangkan bagaimana mana member BTS melihat mereka yang main balas-balasan? Kanan-kiri-kanan-kiri.

Taehyung menghela napas lelah berusaha menyabarkan diri.

"Bisa aku pergi?" tanya gadis itu lagi, dia benar-benar sudah merasa lelah.

"Tidak. Mari makan bersama. Kami memesan satu porsi lebih."

"Tidak, terima kasih."

"Kau mau minum? Kami punya banyak di kulkas, kau mau apa?"

"Tidak, terima kasih."

"Oh ayolah! Aku hanya ingin mendekatimu. Jangan terlalu cuek. Setidaknya beritahu aku namamu."

"Bagaimana bisa dia menjadi setidak tahu malu itu," bisik Hoseok pada Jungkook yang baru duduk setelah mengisi mangkuk Jajangmyeonnya dengan nasi.

"Aku menyukaimu!"

"Ya! Kim Taehyung!" tegur Namjoon tegas. Menurutnya dia sudah kelewatan. Perempuan itu terlihat sangat tidak nyaman saat ini.

"Lee Sooha. Namaku Lee Sooha, jika kau sangat ingin tahu," jawabnya membuat Taehyung melebarkan senyuman.

"Bisa aku pergi tuan? Atau aku benar-benar akan dipecat karena begitu terlambat, bahkan temanmu sudah selesai menghabiskan dua mangkuk," cercanya itu tertuju pada Jungkook.

Taehyung melepaskan genggaman tangannya dengan bahagia. "Terima kasih, mari bertemu lagi nanti."

Taehyung lalu berjalan menuju meja makan. Sementara gadis bernama Sooha itu berjalan lesu menuju pintu keluar.

"Hidupku benar-benar sangat sial!" ucap Sooha sedikit kuat agar Taehyung mendengarnya.

"Kau gila?" tanya Jimin begitu Taehyung mendudukkan dirinya.

"Jangan katakan apa pun sekarang! Aku sedang sangat bahagia," ucapnya penuhi semangat.

"Kau boleh ambil jatahku Jungkook-ah." Taehyung berjalan girang menuju kamarnya meninggalkan keenam member lainnya yang hanya saling tatap kebingungan.

🌸 Bersambung 🌸


a/n:
Hai! Terima kasih sudah membaca cerita ini. Jika kamu berkenan, bisa tinggalkan komentar dan votenya sebagai bentuk apresiasi bagi author. Terima kasih dan sampai jumpa ♡

✔️ IDOL SERIES: KTH || Tn. TakdirWhere stories live. Discover now