Chapter 44 ♗

570 105 8
                                    

Dia datang untuk kalian (2)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

"Tolong bawa kami ke tempat anak-anak yang barusan tuan-tuan bicarakan."

"A- Apa?" Salah satu dari mereka bersuara dengan terbata-bata.

"Apakah tuan kami tidak mengatakannya dengan jelas? Bawa kami ke tempat anak-anak itu."

"Atau sesuatu akan terjadi pada kalian."

Srett.

Kedua orang itu melihat sang pelayan tua berujar dengan senyum palsu dan suara yang menusuk. Sosok lain yang berjubah yang rupanya adalah seorang perempuan. Dan yang terakhir, suara dari sebuah bilah pedang yang ditarik keluar dari sarungnya oleh sang pemilik.

Kedua orang itu bergidik.

Mereka hanya sedang duduk bersantai di tempat itu seperti biasa. Itu adalah kedai minum yang berada tepat di samping gerbang perbatasan antara Hayden dengan Solossa. Berbeda dengan daerah perbatasan antar kerajaan lain yang akan dibuat menarik oleh istana agar bisa menjadi sumber pemasukan kerajaan, Solossa yang memiliki hubungan buruk dengan Hayden sengaja membuat daerah perbatasan mereka terlihat jelek. Membuat orang Hayden yang pergi melalui gerbang perbatasan itu akan merasa tidak nyaman, dan begitupun sebaliknya.

Mereka hanya duduk santai, ketika mereka tiba-tiba didatangi oleh empat sosok orang yang membuat mereka hampir bergetar dalam ketakutan.

"K- Kami, tidak. Apa yang kau bicarakan? Anak-anak apa?"

"Mereka bersikap tidak tahu, tuan muda. Apakah Anda ingin pelayan ini melakukan pekerjaannya?"

"Tidak."

"Saya baru saja mempelajari sihir terlarang, tuan muda. Saya bisa mencobanya pada mereka."

"Tidak perlu, Nona."

Mereka melihat bagaimana sosok yang berambut panjang dengan warna hitam bicara menenangkan kedua orang yang tampak tidak sabar untuk melakukan sesuatu pada mereka berdua.

Valias meniupkan udara dari mulutnya tanpa suara. Bagaimana dia harus melakukannya?

Srett.

"""Hiiii!!""

Sebuah bilah pedang yang tidak perlu diragui ketajamannya itu diacungkan dengan gerakan cepat ke arah mereka. Membuat mereka refleks bergidik dan mendekatkan diri mereka pada satu sama lain; saling berbagi ketakutan.

"Apa itu?"

"Apa yang terjadi?"

"Penagih hutang?"

"Apakah akan ada pertarungan?"

"Aku harap tidak ada darah. Aku tidak suka bercak merah mengganggu itu."

"Kenapa orang gemar sekali mencari masalah?"

Kei mendelik ke arah kumpulan orang-orang yang berada cukup jauh dari mereka. Menontoni dirinya dari kejauhan. Matanya menggelap oleh kegeraman.

Valias menyadari itu dan menoleh. "Kei,"

Pria itu mengalihkan perhatiannya. Diam sebentar sebelum memasukkan pedangnya kembali ke dalam sarungnya.

"Aku harap tuan-tuan sekalian bersedia memberitahu kami," Valias berkata pada mereka lagi.

Kedua orang itu memandangi keempat orang di depan mereka dengan wajah takut-takut. Peluh membanjiri wajah dan tubuh mereka. Perlahan bersamaan mereka mengangguk beberapa kali.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Onde as histórias ganham vida. Descobre agora