Chapter 48 ♗

545 98 3
                                    

Dia datang untuk kalian (6)

ꆰ ꆰ ꆰ

"Kalian kembali?" Frey mengangkat wajahnya begitu melihat cahaya samar muncul di dalam ruangannya. Lima orang berdiri di atas pola lantai.

Tunggu, lima?

Frey memfokuskan pandangannya. Dirinya sudah berurusan dengan begitu banyak kertas dan dokumen. Semuanya berisi tulisan dan dia harus memfokuskan matanya untuk meneliti deretan kata itu. Belum lagi memahami isinya. Membuat keputusan apakah dia akan memberikan cap-nya atau tidak.

Proposal dari para bangsawan. Juga laporan dari bangsawan wilayah.

Para pengirim proposal itu bersikap seolah mereka meminta izin pada Frey selaku raja tapi Frey yakin pada kenyataannya mereka sudah memprakarsai banyak hal di belakangnya.

Chalis tidak peduli tapi Frey peduli. Terlebih setelah mendengar dari Valias tentang takdir Hayden. Frey harus mencampur tangankan dirinya pada rencana-rencana milik para bangsawan itu dan memastikan semuanya terkendali di tangan kekuasaannya.

Kalim ada di sampingnya. Membantunya membenahi tumpukan dokumen. Kertas-kertas yang sudah dibaca atau diberi cap akan dibenahi oleh pelayan itu dan dipindahkan ke meja beroda.

Hari belum begitu sore. Dia juga belum terlalu lelah. Tapi memang benar fokusnya terganggu, dan matanya sedikit kesulitan untuk melihat apa yang berada jauh dari meja kerjanya. Ketika dia melihat sosok lima orang berdiri di atas pola sihir dia pikir matanya berbayang dan dia perlu mengambil waktunya memfokuskan pandangan. Tapi bahkan setelah menunggu beberapa detikpun memastikan kefokusan matanya jumlah orang yang dia lihat tidaklah berubah.

Lima orang muncul di ruangannya. Valias, Kei, pelayan Valias Alister, Vetra, dan seorang wanita yang tidak Frey kenali.

"....." dia terdiam.

"Kami kembali, Yang Mulia." Vetra membuat pose penghormatannya. Tapi Frey bisa merasakan aura ketidaksenangan dari mage wanita itu.

Dia sedang memiliki suasana hati yang buruk.

Frey menyangkutkan matanya pada sosok wanita dengan gaun anggun dan mewah. Bagian lengannya berumbai dan menambah keanggunannya. Rambutnya berwarna hitam legam panjang. Dia seorang wanita biasa, namun berpakaian layaknya bangsawan.

"Yang Mulia Raja Hayden." Durah membungkukkan badannya. Mengikuti gestur yang barusan dibuat Vetra yang tidak begitu berbeda dengan pose yang dilakukan oleh orang-orang Solossa. "Nama saya Durah. Mulai sekarang saya akan bekerja untuk Hayden."

Ucapan Durah tentang bekerja untuk Hayden membuat Frey menangkap maksud bahwa dia bukanlah warga Hayden. Valias baru saja dari Solossa. Jadi, wanita yang mengaku bernama Durah itu adalah penduduk Solossa.

Apa yang dia maksud dengan bekerja untuk Hayden dan kenapa Valias membawanya ikut ke Hayden bersamanya?

Frey menggeser pandangannya pada Valias. Meminta penjelasan. Dia melihat anak itu hendak membuka mulutnya. "Dia mantan putri bangsawan dengan gelar Viscount di Solossa. Dia bisa menjadi bantuan untuk kita, Yang Mulia."

Frey menangkap apa yang Valias katakan. Mantan. Dia bukan lagi seorang putri bangsawan. Frey melihat ke arah Durah yang memiliki wajah tersenyum simpati.

Sesuatu terjadi. Yang Frey belum ketahui apa. Tapi dia adalah seorang mantan putri Viscount di Solossa, dan Valias mengatakan bahwa wanita itu akan memberi bantuan pada mereka.

"Apa yang akan dia lakukan?" tanya Frey. Memandangi Valias dari bangkunya. Menunggu putra bangsawan yang masih memiliki rambut hitam berkat sihir Vetra itu menjawabnya.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now