Chapter 39 ♗

589 108 8
                                    

Berjalan Di Udara (4)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

"K- Kakak?!" Dina berseru kaget melihat hidung berdarah Valias. Valias di lain tempat mengerutkan kening heran mendapati dirinya mimisan.

Sudah yang keberapa kali ini?

Valias rasa dia tidak perlu menghitungnya.

"T- Tabib. Apakah aku perlu memanggil tabib? A- Aku akan memanggil Lika!" Dina hendak berlari tapi sebuah tangan memegang bahunya.

"Tidak perlu. Ini akan segera selesai," Valias berucap jenuh samar. Merogoh saku celana mengeluarkan sapu tangan dari sana.

Dia tidak merasa pusing. Dia benar-benar merasa baik-baik saja jadi dia terheran kenapa Valias Bardev berdarah. "Apakah ada yang kau butuhkan?" dia bertanya seraya mengusap tangan dan bagian atas mulutnya.

Dina terperanjat. "U- Uh, tidak. Aku hanya, ingin melihat kakak."

Kakaknya sempat kembali. Bersama Alister mereka tiba di mansion tapi setelah itu Dina mendengar kalau Valias mendatangi mage yang ada di Kediaman Bardev dan kemudian kembali pergi. Tanpa Dina ketahui kemana.

Dina sedang berjalan murung di lorong ketika dia melihat Alister berpapasan dengannya dan memberi senyum padanya. Melihat keberadaan Alister Dina menebak Valias sudah kembali dan langsung berlari ke ruangan laki-laki itu.

Valias memandangi Dina masih dengan sapu tangan di hidungnya.

"Maaf aku memisahkan diri darimu dan Danial sebelumnya."

Dina yang mendengar itu mendongakkan kepalanya tersentak dan langsung cepat-cepat menggeleng seraya menggoyangkan kedua tangannya. "Tidak! Itu tidak apa-apa! Kakak pasti sibuk..."

Dina mengingat perjalanan pulangnya bersama Danial sebelumnya.

Baik Dina dan Danial sama-sama duduk diam di tempat duduk mereka tanpa siapapun bersuara.

"Kira-kira, kemana kakak pergi?" suara Dina memecah keheningan.

Danial yang tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut Dina terkejut sedikit sebelum menghela napas tanpa suara.

"Entahlah."

Kakak mereka memanglah orang yang misterius sejak awal. Perubahannya menciptakan keterkejutan tapi juga kebahagiaan.

Mungkin Danial tidak menunjukkannya. Tapi sama dengan Dina, dia juga memiliki keinginan untuk dekat dengan kakaknya. Meskipun Valias pendiam dan memiliki aura yang membuatnya orang-orang menjauhinya, hanya dalam sekali lihat Danial bisa tahu bahwa kakaknya Valias Bardev adalah seorang pemuda yang cerdas.

Ketika dia melihat kakaknya hampir tidak pernah keluar dari kamarnya untuk menulis dan hanya keluar dari kamarnya untuk ke ruang baca, Danial tau Valias adalah orang yang pintar dan gemar membaca. Hanya dalam sekali lihat Danial bisa menebak kalau Valias adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas di kepalanya.

Ketika Danial pertama kali berpapasan dengan Valias di ruang baca, Danial bisa melihat kefokusan yang dimiliki Valias dalam buku yang dibacanya. Pemandangan itu adalah sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terpikir oleh Danial akan terlihat olehnya.

Kakaknya, berdiri di depan sebuah rak buku dengan buku di tangannya. Matanya sedikit sayu tapi juga tajam di saat yang bersamaan. Membaca buku di tangannya dengan penuh ketelitian.

Di hari Valias bicara untuk yang pertama kalinya padanya, Danial merasa kalau dia akhirnya melihat pemandangan itu sekali lagi. Tapi setelah Danial pikir-pikir lagi, meski yang dia lihat adalah orang yang sama dan dengan pose yang sama,

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now