48. RENCANA

45 3 0
                                    


Aku hanya berharap, semoga kita selamanya

___


















Suara deringan ponsel membuat Allen dengan sigap mengambil ponselnya dan langsung menekan tombol hijau begitu tau bahwa Azara yang meneleponnya.

"Halo, Ra, lo kenapa nelepon gue?"

"Gawat ini, Len."

"Gawat kenapa?"

"Gue tadi sempet liat di mobil Aveer ada perempuan yang seumuran sama kita."

"Aveer gak mungkin kayak gitu."

"Gue gak bercanda, Len. Lo harus percaya sama gue."

Allen terdiam, ia air matanya berjatuhan membasahi pipi. Perempuan itu menggelengkan kepalanya berkali-kali berharap semua ini hanyalah mimpi. Aveer dengan perempuan lain? Baginya itu omong kosong! Ia yakin Aveer bukanlah tipe orang seperti itu.

"Lo kenapa? Azara ngomong apa sama lo?" tanya Aurel bingung. Pasalnya tatapan Allen kosong, air matanya tak berhenti mengalir sedari tadi, membuat beberapa pasang mata menoleh ke arahnya.

"Aveer..." balas Allen tersendat-sendat. Ia tidak sanggup untuk menceritakannya.

Gailan mendelik ketika mendengar nama Aveer disebut. "Aveer kenapa, Len? Cerita cepetan!"

Allen tak menjawab. Ia buru-buru menghapus air matanya dan berlari kencang di sepanjang koridor. Sesampainya di parkiran, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru.

Sebuah mobil mewah berhasil menyita perhatiannya, beberapa orang turun dari mobil tersebut, tak terkecuali Aveer. Tanpa membuang waktu, Allen menghampiri Aveer, ia tak peduli banyak yang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Aveer," panggil Allen membuat Aveer terkejut dibuatnya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Aveer.

"Jelasin sama aku, kamu gak lagi sama perempuan 'kan?"

Dahi Aveer mengerut. Bagaimana Allen bisa tau? Padahal ia belum pernah menceritakan masalah ini kepada siapapun, terutama kepada Gailan maupun Satria.

"Aku--"

Belum sempat Aveer menyelesaikan ucapannya, Diana memotong pembicaraan mereka.

"Kamu siapa ya? Dan ada kepentingan apa dengan anak saya?" tanya Diana dengan mata memicing.

"Saya pacarnya, Tante," jawab Allen tegas.

"Oh, jadi kamu pacarnya Aveer. Mulai sekarang kamu jauhi anak saya!" perintah Diana membuat Allen terdiam cukup lama.

"Ma-maksud Tante apa ya? Saya gak ngerti," balas Allen terbata-bata.

"Kurang jelas saya bilang apa barusan? Mulai saat ini kamu jauhi anak saya karena Aveer sudah dijodohkan dengan perempuan yang lebih cantik daripada kamu. Paham sampai sini?"

Setelah mengatakan itu, tangan Aveer ditarik oleh Diana disusul Erlan yang mengikutinya dari belakang. Allen menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Allen, lo gak apa-apa?" tanya Azara yang telah mendengar semuanya. Sebenarnya ia tidak tega melihat Allen yang tampak rapuh untuk kedua kalinya. Namun ia tidak tau harus berbuat apa. Untuk kali ini Aurel benar-benar kecewa dengan Aveer.

Allen menggeleng. "Gue gak apa-apa."

Sesosok perempuan turun dari mobil membuat pandangan Azara dan Allen teralihkan. Dia adalah Sarah, calon istri Aveer.

You're Enough [ PROSES REVISI ]Onde histórias criam vida. Descubra agora