EXTRA PART 1 [ AVEER-ALLEN ]

78 3 0
                                    


PART INI 3500++ KATA
HATI-HATI BOSAN❗❗❗

DIMOHON SPAM KOMEN DAN VOTE DI SETIAP PARAGRAF KARENA INI PART SPESIAL 🙏

HAPPY READING..



















"Hari ini udah ada seminggu libur dan gue belum sama sekali ke makam Bu Anna, Tiara sama Gisell. Apa gue ajak Aveer sekalian ya biar barengan?" monolog Allen.

Gadis itu sudah siap dengan celana Levis panjang berwarna hitam, kaos putih polos berwarna merah, rambut dibiarkan terurai dengan bandana berwarna merah, dan sepatu flatshoes berwarna hitam.

"Yaudah deh gue ajak aja."

Allen mengambil ponsel di tasnya lalu membuka ponsel tersebut mencari kontak Aveer. Setelah mendapatkannya ia langsung menekan tombol panggilan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, kenapa nelpon pagi-pagi?"

"Aku mau ajak kamu pergi ke makam, bisa gak?"

"Bisa kok, jam berapa? Biar aku siap-siap dulu."

"Sekarang aja biar nanti pulangnya gak siang banget."

"Gak ajak yang lainnya juga?"

"Mereka udah pada ziarah duluan, tinggal aku sama kamu yang belum."

"Oh gitu, yaudah kamu tunggu di rumah. Aku jemput kamu sebentar lagi."

"Eh tapi nanti kesini nya naik mobil ya."

"Kenapa?"

"Anak-anak mau ikut."

"Anak siapa? Anak kita?"

"Ih, bukan lah. Anak panti loh."

"Oh kirain."

"Yaudah cepet siap-siap, jangan pake lama!"

"Iya sayang."

Sambungan terputus. Allen kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas dan beranjak berdiri dari tempat tidurnya. Ia lantas keluar kamar dan berjalan menghampiri Oma serta Papa dan Mamanya.

"Oma, Pa, Ma, Allen izin pergi ke makam sama Aveer ya?" ucap Allen meminta izin.

"Iya, pergi aja. Jangan lupa beliin oleh-oleh untuk Mama," kata Rena.

Allen tertawa. "Iya, Ma, kalau Allen ingat."

"Mau ziarah ke makam Bu Anna sama Tiara?" tanya Widya.

"Iya, sekalian ziarah ke makam temen Allen juga."

"Temen kamu siapa?" tanya Dean lagi.

"Gisell, Pa," jawabnya.

"Kenapa bisa meninggal?"

Allen mendesah. "Ceritanya panjang, Allen lagi gak mau bahas itu."

Dean mengangguk paham. Mungkin Allen masih trauma akan kecelakaan itu. Bukan kecelakaan, lebih tepatnya kesengajaan seseorang.

"Anak-anak udah pada nunggu di luar kan?" tanya Allen.

"Udah," jawab Dean.

"Oh ya, Mama ada kabar gembira buat kamu," seru Rena sambil tersenyum.

"Kabar gembira apa?"

Melirik Dean, perempuan paruh baya itu berkata. "Mama sama Papa mau rujuk."

Allen sontak menutup mulutnya terkejut, tak percaya ini akan terjadi. "Beneran? Terus Mama sama Papa kapan rujuk?"

You're Enough [ PROSES REVISI ]Where stories live. Discover now