¥10 : putus?

938 101 0
                                    

Sesampainya di rumah Karina sudah disambut kehadiran Winter, Giselle dan Ningning. Ketiganya asik bercengkrama dengan bang Kun yang entah kenapa sudah ada di rumah sore ini.

"Lama amat sih Rin, kita capek tau nungguin" Winter hanya mengatakan capek dimulut saja, faktanya sahabat dari SD nya itu malah sedang asyik tiduran di pangkuan Bang Kun dan kepalanya dielus-elus pelan Abang pertamanya itu serta mulutnya sibuk mengunyah keripik, tak ada tanda capeknya sama sekali.

Memang hubungan Winter dan Karina bukan lagi hanya sekedar teman tapi sudah lebih ke saudara, tak ada yang tak mengenal Winter di rumah ini begitupun di rumah Winter sendiri tak ada yang tak mengenal Karina.

Abang-abang Karina bahkan sudah menganggap Winter sebagai adik mereka juga, terutama bang Kun yang sangat menyayangi Winter dan Winter juga tak pernah menyia-nyiakan kebaikan Bang Kun, terbukti setiap datang ke rumah ini Winter akan langsung mencari Bang Kun, gelendotan di lengannya atau tidur dipangku seperti ini.

Sementara Bang Kun senang-senang saja, karena mustahil Karina mau seperti ini jadi dia menjadikan Winter sebagai adiknya yang mau manja-manja padanya.

"Iya, balik ke sekolah dulu tadi nganterin barang-barang" Karina mendudukkan diri disamping bang Kun yang beralih mengelus kepalanya sayang. Diantara mereka Kun lah yang paling sering menunjukkan rasa sayang tanpa malu-malu, kakak laki-laki yang usianya terpaut 8 tahun darinya itu selalu mengelus kepala Karina saat baru bertemu di manapun itu.

"Ganti baju dulu abis itu makan" suruh Kun yang diangguki Karina

"Iya, Karina masih capek mau duduk dulu bentar"

"Karena lo lama kita udah nonton film nya bareng Kak Kun" ujar Giselle, mengarahkan dagunya pada laptop yang menyala.

"Saran Ningning lebih baik Kak Karina nggak usah nonton, liat nih mata Ningning bengkak karena nangis Mulu" tunjuk Ningning pada matanya yang memang sedikit bengkak dan merah

"Baru setengah Ningning udah nangis, padahal nggak sesedih itu kok, dianya aja yang cengeng"

Ningning cemberut, memukul lengan Giselle yang terus mengejeknya sejak tadi

"Kalau gitu Karina ganti baju dulu, abis itu kita nonton ulang lagi nggak mau tau" Karina mengambil tas nya dan meninggalkan ruang tamu, dia mau mandi dulu karena tubuhnya benar-benar gerah

"Yhaaaa awas ntar nangis lagi" ejek Winter menunjuk Ningning yang kembali cemberut

"Nggak boleh gitu" Lerai Kun yang hanya dibalas cengiran Winter.

Saat kembali turun ke bawah ternyata suasana ruang tamu sudah lebih ramai dan Kak Kun tak terlihat lagi diantara mereka. Ternyata Haechan dan teman-temannya sudah datang, padahal dia hanya menyuruh Jaemin saja tapi dia malah membawa satu pasukan.

"Mau cemilan lagi nggak?" Tanya Karina begitu sampai, menatap satu persatu para makhluk tak diundang aka Haechan dan Renjun.

Haechan nyengir, laki-laki yang sedang lesehan diantara kaki Winter itu mengacungkan tangan

"Boleh Rin, minumnya juga ya, kata bang Kun suruh minta ke lo aja"

"Dasar nggak tau malu, dateng kesini cuma mau numpang makan aja" sinis Winter, Jaemin yang duduk di sampingnya tersenyum senang

"Emang dek, Abang kamu ini mau enaknya aja, padahal kak Jaemin nggak ngajak lho"

Winter melirik Jaemin tajam "Lo juga" sentaknya menjauhkan tangan Jaemin yang dengan entengnya sudah nangkring di bahunya.

Karina menghela nafas, Jaemin Winter dan Haechan benar-benar satu kesatuan yang tak bisa disatukan, kalau disatukan ya jadi begini saling sindir dan saling gelud.

NEVER ENDING✓Where stories live. Discover now