¥18: Masa lalu?

746 92 0
                                    

Winter, Giselle, Jaemin dan Haechan menatap Karina dengan tatapan beragam, bingung, prihatin bahkan sampai tak percaya, tapi masalahnya bukan Karina sedang melakukan sesuatu melainkan gadis itu yang dengan santai dan tak peduli makan bersama mereka dimana ada Jeno juga disana.

Sebenernya tidak ada yang melarang sih kalau mantan tidak boleh berteman, tapi bukannya ini psycho namanya? Baru semalam mereka putus dari hubungan yang sudah dijalani satu tahun dan sekarang keduanya makan bersama seakan tak ada yang terjadi, walaupun sebenarnya masih rame-rame sih, tapi kenapa Karina tak merasa canggung sedikitpun???

Winter benar-benar tak habis thinking.

"Yang, kayaknya hati Karina perlu di cek deh, jangan-jangan udah jadi batu" bisik Jaemin dan Winter tak punya waktu untuk mencari ribut dengannya jadi dia mengangguk saja

"Kak, lo bisa nggak narik Jeno pergi dari sini? Rasanya gue nggak kuat pengen tonjok muka batunya itu"

Jaemin menoleh kaget "Dek Win" katanya dengan dramatis "kok sama"

Winter balas melihat Jaemin, dua-duanya Kompak mengangguk-angguk bersama

Giselle memutar matanya jengah, apa hanya dia yang waras disini?

"Jen" kelimanya minus Karina menoleh kompak, Heejin tiba-tiba saja sudah berdiri di dekat meja mereka

"Duduk sini"

Winter, Giselle, Jaemin dan Haechan mengerutkan alis menatap Jeno

"Makasih" kini masih dengan ekspresi yang sama balik menatap Heejin, terakhir keempatnya menatap Karina dan ekspresi mereka langsung berubah

"Jaemin, gue baru tau lo punya temen yang nggak punya otak" sindir Haechan terang-terangan

"Tau tuh, itu manusia apa ubur-ubur, kok nggak ngotak" tambah Winter, suara mereka tak bisa dibilang pelan, jadi sudah pasti sekarang mereka diam-diam menjadi pusat perhatian yang penuh dengan lirikan mata para siswa haus gosib di sekitar mereka ini

"Sorry, temen yang mana ya? Kayaknya gue nggak punya temen yang nggak punya otak deh, temen lo kali Jell"

Karina melirik Winter dan yang lain, lalu beralih ke Jeno yang tak peduli dan Heejin yang diam saja. Dia sih tak masalah dengan kehadiran Heejin maupun Jeno, sebaliknya dia ingin membuktikan ke orang-orang kalau dia baik-baik saja, isi hatinya biarlah hanya dia yang tau, orang-orang tak perlu tau apalagi sampai mengasihaninya

"Duh, nggak nafsu makan lagi gue, Rin cabut yuk" ajak Winter

"Tanggung Win, bakso gue belum abis" kata Karina tak terganggu

Winter dan Giselle pun hanya bisa kembali diam, masih menebak-nebak apa kiranya yang Karina rencakan saat ini

Ponsel Karina yang berada di atas meja berdering dan bunyinya langsung menarik perhatian Winter dan yang lain.

Alis Karina tertaut saat melihat nomor tidak dikenal lah yang menelfon

"Halo.." sapa Karina. Selama beberapa saat tak ada yang menjawab, hanya suara tarikan nafas seseorang

"Halo, siapa?" Tanya Karina lagi

"Na, ini aku"

Karina membeku, suara ini terlalu familiar untuknya, dan hanya ada satu orang di dunia ini yang memanggilnya dengan dua huruf itu

"S-siapa?" Tanya Karina memastikan, semoga bukan orang yang saat ini ada di pikirannya

"Ini aku, kamu... lupa? Aku udah baca semua email kamu, maaf kalau aku menjauh selama ini. Aku akan jelasin nanti, kamu bisa kan jemput aku di bandara?"

NEVER ENDING✓Where stories live. Discover now