¥12: Who?

684 93 0
                                    

Suasana kantin tak terlalu ramai, hanya berisi para siswa yang mungkin melewatkan sarapan di rumah jadi memilih alternatif lain di kantin. 15 menit lagi bel akan berbunyi jadi Karina harus cepat.

Gadis berambut panjang yang digerai itu menghampiri Bu Kantin untuk meminta es batu, dia harus mengompres wajah Jeno atau wajahnya akan bengkak.

"Masih pagi tapi udah nyari penyakit" dumel Karina, tangannya dengan telaten menempelkan es batu yang dibungkus sapu tangan pada wajah Jeno yang bengkak.

Meski begitu Jeno masih tetap bungkam, mulutnya bahkan tak meringis sama sekali.

"Udah sarapan?" Tanya Karina setelah merasa cukup dengan es batu dan wajah Jeno.

Jeno menggeleng pelan, untung Karina orangnya sabaran kalau nggak dah dia tonjok muka datar cowok ini dari tadi, segitu malesnya apa cuma buka mulut buat jawab 'belum' doang.

"Kayaknya waktu nggak akan cukup, sarapan roti aja dulu ya? Bawa ke kelas aja"

Lagi-lagi Jeno tak menjawab, tapi setidaknya dia tak menolak jadi Karina tetap membelikan beberapa roti dan memberikannya pada Jeno.

"Kayaknya mulai besok gue harus bawa bekel" monolog Karina pada dirinya sendiri, kasian juga kalau Jeno hanya makan roti saja setiap pagi karena sudah pasti anak ini tidak akan pernah sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah.

Setelah Jeno memakan habis dua bungkus roti yang Karina berikan, keduanya kembali berjalan beriringan menuju kelas karena bel masuk baru saja berbunyi

Karena kelas Jeno yang pertama terlewati jadi Karina harus berjalan sendirian menuju kelasnya.

Di tengah jalan Karina berpapasan dengan Ningning yang sedang membawa banyak buku, adik kelas sekaligus teman tongkrongan nya itu terlihat kesulitan saat membawa buku yang lebih tinggi dari kepalanya itu. Karina segera mendekati dan membantu membawakan sebagian buku-buku yang Ningning bawa.

"Makasih Kak" ucap Ningning dengan senyum lebar, dia merasa lega setelah bebannya sedikit berkurang

"Kok bawa buku sebanyak ini sendirian aja, emangnya nggak ada temen lain yang bisa dimintai tolong?"

"Ningning bisa kok kak, dibelakang masih ada temen lagi yang bawa buku"

Karina melihat ke arah belakang Ningning dan benar saja ada beberapa gadis lain yang Karina kenal sebagai teman sekelasnya Ningning sedang membawa banyak buku juga, tapi tak sebanyak yang Ningning bawa.

"Udah biar kakak bantuin ya?" Tawar Karina tapi segera mendapat gelengan dari Ningning

"Nggak usah kak, tadi Ningning liat kelasnya kak Karina udah mulai belajar, Ningning kuat kok bawanya"

"Yakin? Ntar jatuh lho Ning"

"Nggak jatuh, orang tinggal lurus doang kok, lagian udah mau nyampe juga"

Meski masih tak yakin tapi Karina kembali meletakkan buku-buku yang dipegangnya ke tangan Ningning semula, kelas pagi ini sangat penting karena pak Xiumin akan memberikan kisi-kisi ujian yang akan berlangsung 3 Minggu lagi, jadi dia tak boleh ketinggalan.

"Hati-hati ya Ning"

"Siip tenang aja kak"

Karina membiarkan Ningning melewatinya, gadis itu sedikit was-was ketika Ningning terlihat oleng tapi syukur tak jadi jatuh

Ketika para adik kelas yang satu kelas dengan Ningning melewati Karina, gadis itu dengan jelas bisa mendengar kalau mereka sedang berbisik-bisik dan namanya ada disebut. Karina pura-pura berjalan seperti biasa tapi telinganya fokus mendengar pembicaraan dua siswi kelas satu itu.

NEVER ENDING✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang