19 •Keadilan•

25 7 0
                                    

Matahari kini sudah mulai sedikit meninggi dan cahayanya berhasil menembus celah-celah di kamar Karin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari kini sudah mulai sedikit meninggi dan cahayanya berhasil menembus celah-celah di kamar Karin. Karin terbangun dari tidurnya dengan keadaan perutnya yang sedikit terasa sakit. Tapi untuk hari ini, ia masih bisa berangkat ke sekolah. Karna hari ini lah waktunya Alice dan Karin menyampaikan sebuah kebenaran.

Sedetik kemudian Karin segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan setelah itu langsung memakai seragam sesuai hari. Selanjutnya ia bergegas untuk turun dan sarapan bersama Alice, Adira, dan Sarah.

Sebenarnya, kemarin malam Alice harus pulang ke rumahnya sendiri, namun ia meminta izin untuk menginap satu hari lagi di rumah Karin sekaligus membereskan semua barangnya.

"Pagi semua ..." sapa Karin sembari menuruni tangga. Senyuman lebar kini terukir di wajah cantiknya.

Semua orang di ruang makan ikut tersenyum, kemudian fokus menyantap makanan masing-masing. Sedangkan Karin, baru duduk dan bersiap untuk menyantap makanannya.

Pukul 7 tepat, suara bel pertanda masuk sudah terdengar sangat nyaring di seluruh penjuru sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 7 tepat, suara bel pertanda masuk sudah terdengar sangat nyaring di seluruh penjuru sekolah. Semua murid bergegas untuk menuju kelas mereka masing-masing, takut untuk bertemu dengan Pak Jodi dan dimasukkan ke dalam Blacklist miliknya.

Karin dan Alice tengah berjalan bersamaan di koridor, menuju ke ruangan kontrol untuk melakukan sesuatu. Perlahan namun pasti, Karin sedikit mempercepat langkahnya sembari memegangi perutnya. Jujur saja, perutnya masih terasa sangat sakit karna tendangan lelaki itu sungguh luar biasa. Bahkan kata dokter, Karin harus sering untuk kembali ke rumah sakit untuk diperiksa perkembangannya.

Tak lama kemudian, Karin dan Alice sampai di depan ruang kontrol. Ruangan itu terletak di pojok sekolah, dekat dengan kantin. Di jam pelajaran seperti ini, masih banyak segerombolan anak yang masih jajan dan bermain-main di kantin dan rata-rata itu adalah kakak kelas. Entahlah. Mungkin mereka ingin menunggu sebuah teguran dan pukulan dari Pak Jodi.

Karin mengedarkan pandangannya sebentar. Setelah dirasa tidak ada orang yang melihat mereka dan tidak adanya CCTV yang memantau mereka, akhirnya mereka bisa masuk ke ruangan tersebut dengan tenang.

"Kunci pintunya!"

Alice mengunci pintu ruangan tersebut. Sedangkan Karin perlahan berjalan menuju ke sebuah komputer dan sebuah mikrofon yang tergeletak di samping komputer tersebut.

Secret 1 : The Secret Talent (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang