✿Goodnight✿

317 55 6
                                    

"HAECHAN JANGAN BANYAK GERAK!! " Teriak Giselle karena Haechan dari tadi bergerak tidak karuan membuat Giselle sulit menyeimbangkan keseimbangannya.

Giselle dan Haechan sore ini berjalan jalan ke taman rumah sakit untuk menghilangkan kejenuhan, Giselle menuntun Haechan yang berjalan dengan tongkatnya. Namun pada dasarnya Haechan sulit untuk diam jadi sekarang Giselle lah yang kesulitan.

"Aku bukan cuma bawa kamu, aku juga bawa infus" Giselle memelototkan matanya pada Haechan namun bukan terlihat seram di mata Haechan Giselle malah terlihat menggemaskan.

"Maaf" Haechan tersenyum lebar berharap bisa meredam kemarahan Giselle akibat ulahnya.

"Duduk sini" Giselle sudah lelah membawa infus dan membawa satu makhluk yang sulit diam ini, lebih baik mereka duduk saja sambil menikmati senja.

Haechan menatap beberapa anak di ujung taman yang tengah bermain bola, terlihat dari wajah mereka yang penuh dengan senyuman mereka sangat gembira. Mereka memakai baju rumah sakit sama dengannya bertanda mereka adalah pasien juga.

"Kamu lihat apa? " Lamunan Haechan buyar ketika seseorang mengajaknya berbicara.

"Tuh, lihat" Haechan menujuk beberapa anak anak tadi "Mereka seperti aku dan teman temanku"

Giselle mengikuti arah pandang Haechan dan seketika senyuman ikut terukir di wajahnya.

"Kau punya teman? "

"Tentu, aku punya teman akrab namanya Renjun, Jaemin, dan Jeno" Ucap Haechan begitu antusias.

"Lalu di mana mereka? Mereka tidak menjengukmu? "

Seketika wajah Haechan berubah menjadi sedu "Entahlah, mungkin mereka malu mempunyai teman cacat seperti ku"

Giselle mengusap bahu Haechan lalu tersenyum lebar kepadanya "Mungkin mereka sibuk, sabar saja kalau mereka teman baikmu pasti mereka menjengukmu"

"Tidak Giselle, ini sudah seminggu dan mereka belum juga menjengukku. Padahal aku tau pasti berita kecelakaanku sudah sampai ke sekolah"

"Kau tidak mencoba menghubungi mereka? Mereka pasti merindukanmu"

Haechan mengelengkan kepalanya, menurutnya semua itu hanyalah percuma.

"Oh iya, apa cita citamu?! " Giselle mencoba mengalihkan topik, ia tidak suka Haechan murung seperti sekarang.

"Aku... Aku ingin menjadi penyanyi yang terkenal, tapi aku rasa semua itu tidak akan tercapai"

"Kenapa? "

"Siapa yang mau menerima penyanyi cacat sepertiku? Yang ada aku di tertawai nantinya" Haechan terkekeh namun hatinya perih, ia sadar ia sudah tidak bisa bermimpi lagi. Itu hanya membuatnya makin sakit.

"Kamu belum mencoba, mana kau tau. Setidaknya cobalah, aku yakin kau pasti bisa"

Haechan menatap manik coklat gadis yang duduk di sampingnya, gadis itu tersenyum lebar kepadanya seakan memberikan energi postif untuknya. Haechan sadar, semakin ia rapuh gadis ini semakin  menguatkannya seakan pondasi yang menguatkan bangunan. Ya, Giselle adalah pondasi bagi mimpi Haechan. Dan kata-katanya seakan akan menghipnotis dirinya untuk mempercayainya.

"Coba deh kamu nyanyi aku mau denger" Ucap Giselle antusias terlihat dari wajah riangnya yang tidak henti henti menebarkan senyuman hangat.

"Lagu apa? " Nada ucapan Haechan terdengar jelas bahwa ia tidak percaya diri namun Giselle pura-pura tidak tau dan mencoba memikir lagu apa yang ia ingin dengarkan dari mulut Haechan.

"Good night NCT U, aku suka lagu itu! Kamu mau nyanyikan untuk aku kan? " Haechan mengangguk mengiyakan permintaan Giselle.

Haechan memejamkan matanya meredamkan gugupnya, walau hanya Giselle yang mendengarkan tapi tetap saja Haechan merasa gugup. Ia tengah tidak percaya diri sekarang.

MEET TO PARTWhere stories live. Discover now