Darah - #8

47 6 2
                                    

     Jendela kaca rumah Haruto pecah dengan tiba - tiba. Haruto kaget dan takut, tetapi Haruto penasaran dan ingin mengeceknya. Ia takut akan sesuatu yang buruk terjadi padanya dan mamanya. Dia berjalan menuruni tangga dengan perlahan.

"Hmpphhh!"

Tiba - tiba ada yang membekap Haruto dari belakang.

"Kalo lo mau selamat, Lo harus jadi kaki - tangan gue! Kalo lo gamau, Ya abis lo disini!" kata orang itu sambil menunjukan pisaunya

     Haruto berpikir keras sebelum akhirnya dia memilih untuk setuju dengan itu. Walaupun dia tau resikonya sangat besar. Dia dibawa entah kemana, matanya ditutup dan tak bisa melihat apapun. Sampai pada tempat itu, dia melihat sekeliling ruangan itu penuh dengan bau yang sangat menyegat.

     Dia menyadari bahwa didalam ruangan ini terdapat banyak mayat mayat. Dia juga memcari pintu / jendela jika tiba tiba dia dalam bahaya, tetapi dia tidak menemukan. Hanya ada satu pintu untuk keluar dan masuk. Saat dia masih mengelilingi ruangan itu..

"Gotcha! Lo pikir lo bakal gue bebasin beneran? Ya enggaklah!" teriak orang itu dari luar

Pintu ruangan itu dikunci dari luar.

"WOY KELUARIN GUE!" teriak Haruto mulai merasa takut didalam

     Tetapi percuma, dia tidak akan melepaskan mangsanya secepat itu. Haruto mulai ketakutan dan dia merasa gelap didalam sana. Terkurung diruangan yang mempunyai bau sangat menyegat. Sambil ketakutan dia mengelilingi ruangan itu, siapa tau dia mendapatkan senter, tetapi tiba - tiba..

"Percuma lo nyari senter, disini gaada" ucap seorang perempuan dengan lirih

Haruto refleks kaget dan teriak

"Gue manusia kok, Cuma emang begini suaranya karena gue dipukulin dan dicambuk berkali - kali" ucapnya dengan perlahan suaranya mulai membaik

"Lo siapa? Gausah deketin gua" ucap Haruto dengan tegas dan berjalan mundur

"Kita semua disini masih hidup, tapi kita harus tetap diam dan berpura - pura agar tidak ketahuan" ucap yang lainnya

     Haruto bingung, apa maksud dari perkataan mereka. Dia dijelaskan oleh beberapa orang disana bahwa ini adalah tempat Unhappiness dimana orang - orang disini disiksa dan dibunuh. Disini juga banyak ranjau, ada pisau, ada jarum, ada gergaji, dan lainnya. Banyak yang sudah mati dan terkena ranjau tersebut.

"Unhappiness?" Haruto memikirkan hal ini sambil berjalan mundur karena masih belum percaua dengan mereka

"AWAS DI BELAKANG ADA JARUM" teriak semua orang disana

"Hah?" Haruto bingung

- Skip Time -

2 minggu setelah kejadian itu,

     Kejadian pembunuhan di Sekolah dan orang yang membekapnya masih terngiang dikepala Haruto. Walaupun begitu, Dia juga sudah mulai lupa dengan itu. Dia tidak mengambil repot tentang itu. Sampai suatu hari,

"Ruto, Lo mau kemana?" tanya Doyoung

"Gue mau ke toilet doang" jawab Haruto

"Baju lo kenapa? Lo abis ngapain?" tanya Doyoung kembali dengan serius

"Gaada, Gue kebelet" jawab Haruto dengan aneh

     Doyoung berpikir kenapa ada noda noda dibajunya. Haruto juga semakin aneh akhir akhir ini. Apa ada sesuatu yang terjadi oleh Haruto pikirnya. Dia mulai curiga dan mulai mengikuti Haruto.

"Baju gue penuh darah, Sakit bgt buset" ucap Haruto kepada dirinya sendiri

     Darah siapa yang dimaksud oleh Haruto?, Dia membahas sesuatu yang itu terlihat seperti bukan dia. Noda? Darah? Apa yang habis dia lakukan?. Doyoung bertanya - tanya dan menghampiri Haruto.

"Lo abis ngapain? Tadi lo juga bilang darah kan? Darah siapa? Hm?" tanya Doyoung dengan sangat curiga

UnhappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang