29 || Terus Menyangkal

47 15 0
                                    

Part 29 - Terus Menyangkal

****

Reha mengatupkan bibir, melengos pelan ke sisi kirinya. Gadis itu diam tak tau harus mengatakan apa. Tidak jauh berbeda dengan Vino, pemuda itu juga membisu. Hanya mencibir pelan menahan diri agar tak kelepasan mengumpati Fidelya yang terlihat melambai-lambai di koridor gedung utama padanya.

"Setan." Vino mengumpatinya dalam hati.

Mengalihkan wajah pada Reha, Vino mengubur dalam-dalam rasa canggungnya sambil memasang tampang tenang. "Ayo, Re." Setelah mengatakan itu, Vino pun berjalan lebih dulu tanpa menoleh atau bahkan sekedar menunggu Reha mengiyakan ajakannya.

Melihat punggung Vino yang berjalan mendahului, Reha menipiskan pandangan. Proposal di tangan kirinya tanpa sadar ia genggam erat lantas menyusul dengan senyum yang dibuat setipis mungkin. Walau sebenarnya, gadis itu diam-diam menepis perasaan aneh yang kian mengganggunya beberapa hari ini. Lama kelamaan membuat Reha gusar, tidak bisa mengelaknya lagi.

Dan penyebabnya adalah cowok itu, Vino. Namun Reha akan selalu membuang perasaan itu jauh-jauh, menyangkal sekuat tenaga bahwa dirinya sudah … jatuh pada pemuda itu. Lalu berkata bahwa, “Enggak, perasaan ini gak nyata. Pasti akan pergi dengan sendirinya. Kerja bagus Reha.” Hanya untuk menemukan hatinya yang tambah tersiksa karena terus memendamnya.

Gadis itu menarik napas dan membuangnya pelan. Kemudian segera mengejar Vino dengan langkah kecilnya.

***

Room chat Delima - Fidelya

Delima : Gimana?

Bestai : Vino sama Reha udah otw ke sekret.

Bestai : Entar lo suruh aja mereka nyari Adelio atau suruh apa gitu, bersihin got di belakang sekolah juga gak papa Del

Delima : Itumah lo yang untung Fi ^___________^

Bestai : hehehe. Biar sekali dayung dua tiga pulau terlampaui gitu:)

Delima : nanti anak tiri gue bisa meningsoy gara2 kecapean Fi. Kan kasian kalo mati muda, mana masih jomlo^____________^

Bestai : awoakwoako

Bestai : eh anj--

Bestai : FOKUS DULU

Delima : hahaha, iya iya^_____^

Bestai : usahain mereka pergi barengan mulu dah.

Bestai : ntar gue mantau mereka dari belakang. Kan Bundanya Vino gak bisa masuk ke sekolah ya, jadi pedekatenya di sekolah aja. Entar gue libatin Aimer FM, pokoknya gue mau ngerusuh. Asik tuh bikin telinga bu Sartika berasap

Delima : ketika Fidelya sudah turun tangan, sekolah dibombardir^_____^

Bestai : GUE LAGI MODE AMBIS DEL, AWAS LO KALO SAMPE GAGAL

Delima : Duh, jangan-jangan mamah bakal dibantai kalo salah gerak^___^

Bestai : :))))))))))))

Bestai : Pokoknya berkabar aja, gue bagian eksekusi:)

          

Delima yang tadinya akan membalas pesan Fidelya jadi berhenti ketika suara ketukan pintu terdengar. Wajah si waketos pun merekah.

"Finally, proposalnya udah datang." Delima menyambut kedatangan Vino dan Reha sambil meraih tumpukan proposal yang ada di tangan Reha. Kemudian ia teringat sesuatu, lantas mengalihkan pandangan pada kedua orang di depannya untuk melancarkan aksi seperti permintaan Fidelya.

Bitter As a Medicine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang