Bab 8

6.2K 881 19
                                    

Aku tersenyum ketika mendengar Ryan Savier datang ke istanaku. Aku segera bersiap dan menemuinya. Selesai bersiap, aku langsung menemuinya.

"Kehormatan dan kemuliaan bagi Bintang kekaisaran." ucap Ryan dengan memberikan salam padaku.

"Marquess muda tidak perlu bersikap formal seperti itu, saya adalah murid anda. Jadi perlakukan saya seperti murid anda guru." kataku dengan tersenyum.

"Walaupun begitu, anda tetaplah tuan putri. Mana boleh saya bersikap seenaknya."

"Bagaimana jika kita hanya berdua anda tidak perlu bersikap formal seperti ini?" tawarku.

"Baiklah, jika tuan putri memaksa." jawabnya yang kemudian menunduk hormat.

Aku langsung mengajaknya menuju istana Jaciel. Sampai disana, sudah ada Ciel yang menungguku dengan Ryan. Ciel langsung memberikan salam kepada kepadaku dan Ryan. Melihat salamnya yang begitu sempurna, sepertinya guru etika yang aku kirim berhasil mengajarinya.

"Apa kakak tau, kakak terlihat sangat cantik dengan pakaian seperti itu." bisik Ciel padaku.

Aku tersenyum mendengarnya. "Kamu juga sangat keren."

Ciel tersenyum lebar mendengarnya. Aku lalu menatap Ryan yang kemudian menyuruhku untuk berlari dulu. Sebelum belajar memegang pedang kayu.

Latihan ini cukup berat. Tapi aku harus melakukannya sebaik mungkin. Bisa menguasai tehnik berpedang bisa menjadi keuntungan dimasa depan jika aku harus pergi keluar istana.

Setelah berlatih aku langsung berbaring diatas hamparan rumput lalu menutup mataku sembari berfikir langkah yang harus aku lakukan. Saat ini usia Ciel adalah 12 tahun. Jika aku tidak salah ingat, 3 minggu lagi kak Lean akan mati karena di racun oleh Kak Gavril. Hanya butuh waktu 3 bulan kak Gavril menjadi Putra Mahkota dan ayah pergi berperang kembali karena kekaisaran Mileya. Selama perang tersebut, kekaisaran mengalami berbagai masalah. Entah wabah yang datang atau bencana alam. Dan untuk pertama kalinya dalam kepemimpinan ayah, dia kalah dalam perang dan menimbulkan banyak kerugian untuk kekaisaran. Aku tidak pernah berfikir ayah akan kalah, tapi jika ingat bahwa waktu itu aku bertengkar hebat dengannya karena ayah yang membiarkan Kak Gavril menjadi Putra Mahkota padahal sudah membunuh kak Lean. Di medan perang tersebut, ayah akhirnya jatuh sakit. Seluruh orang bilang, Kaisar yang pergi ke medan perang jatuh sakit karena memikirkan anak-anaknya. Setelah satu tahun sakit di medan perang, akhirnya ayah tiada di medan perang karena luka-luka yang diterimanya.

Tak butuh waktu lama Gavril naik takhta dan mulai memimpin perang ke kekaisaran Mileya. Gavril yang sempat diragukan oleh para bangsawan menunjukan keahlihannya dengan memenangkan perang dengan kekaisaran Mileya. Gavril mendapat julukan jenius perang ketika berhasil memecahkan masalah hanya dengan melihat riwayat perang ayah. Ternyata sakit yang ayah dapatkan di medan perang bersumber dari luka-luka yang ia dapatkan. Pihak musuh yaitu kekaisaran Mileya memberikan racun disetiap senjata yang digunakan prajuritnya. Setelah berhasil membuat penawar dan memenggal leher Jendral besar serta Kaisar Mileya di singgasananya. Gavril langsung duduk di atas takhtanya dan membunuh para istri Kaisar dan putra-putranya. Sementara para putri di kekaisaran Mileya di jual sebagai budak oleh Gavril. Sejak saat itu, Gavril mendapat julukan Kaisar Tiran yang Jenius.

Setelah satu tahun naik takhta, Erin di tunjuk sebagai Ratu kekaisaran. Dan hanya butuh waktu Seminggu Erin yang merupakan Ratu harus tiada dengan racun yang serupa yang digunakan untuk membunuh Kak Lean.

Alasan Gavril membunuh Erin yang merupakan istrinya karena ia jatuh hati dengan kekasih Duke Alistair yaitu Nerissa. Karena tak berhasil memanfaatkanku untuk menikah dengan Duke Alistair, ia membunuh istrinya sendiri lalu mengkambing hitam kan ku.

Lalu aku jatuh hati kepada si Alistair sialan itu dan dihukum sebagai pemberontak. Dihari aku akan dipenggal Ciel datang dengab Alistair dan para bangsawan lain lalu memenggal kepala Gavril yang tiran itu. Setelah itu aku dikirim sebagai upeti ke kekaisaran Fallon. Itu artinya, aku hanya punya waktu 4 tahun lagi sebelum akhirnya aku mati.

Ah sialan. Lagiapula kenapa sih aku harus kembali menjadi Annalise? Aku merindukan hidupku sebagai Lisa. Setelah aku pikirkan lagi, hidupku sebagai Lisa dan Annalise sangat berbeda jauh. Jika saat ini ayahku seorang Kaisar dan ibu seorang Ratu yang haus akan cinta dan kasih sayang Kaisar, maka dikehidupanku sebagai Lisa papaku seorang Dokter bedah yang hebat, sementara ibu kandungku adalah seorang stripper yang alih memainkan segala alat musik. Anehnya lagi, dia tidak haus akan cinta laki-laki.

Aku ingat, sebelum mamaku meninggal, aku bertanya padanya karena mengingat ibu di kehidupanku yang sebelumnya yang sangat haus akan perhatian dan kasih sayang sedangkan mamaku yang saat ini tidak terlalu memperdulikan kesibukan papa dan sibuk dengan hidupnya sendiri.

"Mama tidak kesepian karena ayah tidak pernah pulang?" tanyaku ketika aku masih sangat kecil.

"Mama lebih takut tidak punya uang daripada perhatian yang tidak penting itu." jawabnya dengan merangkai bunga ditangannya.

"Uang?"

"Benar Lisa. Tidak punya uang lebih menjengkelkan. Lagipula, mama tidak mempercayai cinta ataupun kasih sayang dari pria." katanya lagi.

Aku tersenyum mengingat kenangan itu lalu berbaring menyamping. Kenangan itu jelas sekali. Meski pada akhirnya aku juga ikut tidak mempercayai cinta karena papa yang mengaku sangat mencintai mama malah menikah lagi setelah tak berselang lama dari kematian mama. Tapi pada akhirnya, aku percaya cinta yang tulis itu memang benar ada.

Yah, contohnya saja Andrian, kekasih-ku selama aku masih hidup sebagai Lisa. Sayangnya, sampai saat terakhir aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia harus pergi ujian. Aku harap ujiannya lancar dan dia bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Semoga saja ia cepat melupakanku agar tidak perlu bersedih ketika tau aku sudah tiada.

Andrian... Laki-laki itu mengaku jatuh hati padaku pada pandangan pertama. Tentunya aku tidak mempercayainya. Dan yah, aku hanya asal saja menerimanya. Dia tau bahwa aku tidak mencintainya tapi Andrian masih memperlakukanku dengan baik. Hingga akhirnya aku terkena Leukumia yang kemudian aku tidak memiliki rambut maupun badan atau wajah yang enak dilihat akibat kemotrapi dan obat-obat keras yang lain. Dia masih setia disisiku dan selalu menjagaku. Bahkan dia juga mengatakan bahwa aku masih sangat cantik.

Tes

Sialan!! Kenapa aku harus sial begini. Kenapa aku tidak punya keberuntungan dalam hidup. Aku ingin pulang dan kembali sebagai Lisa. Jika aku bisa kembali, ah tidak. Jika aku bisa bertemu Andrian lagi, meski hanya sebentar aku akan mengatakannya. Aku akan bilang kalau aku juga mencintainya. 

"Aku merindukanmu, Andrian."

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang