Bab 30

3.1K 481 20
                                    

Ryvel membuka matanya perlahan. Ketika kesadarannya kembali ia langsung bangun dan mencari Aster adiknya. Aster menghilang dan itu membuatnya panik. Ryvel segera menyusuri hutan namun ia tak menemukan tanda-tanda adiknya. Namun ada satu yang ia pikirkan, sebelum pingsan ada seseorang yang menyerangnya menggunakan obat bius hingga ia pingsan. Aneh, padahal hutan yang ia lewati terkenal dengan cerita seramnya namun kenapa ada orang yang mengejarnya sampai sini? Kenapa?

Annalise Bellamy

Seketika ia teringat nama itu. Annalise Bellamy, yah, hanya wanita itu yang tau ia kabur kesini. Hah,

Ryvel tertawa. Sekali Rubah memanglah Rubah. Bisa-bisanya ia tertipu trik murahan tersebut. Awas saja, ia akan membunuh putri sialan itu jika Aster terluka seujung jaripun.

Ryvel kembali menuju kekaisaran Mileya. Ia harus menyelamatkan Aster.

Sementara itu Annalise duduk sofa yang menghadap jendela di balkon kamar milik Permaisuri kekaisaran Mileya. Ia menatap bros milik Ryvel yang berada di genggamannya. Padahal baru saja ia berpisah namun sekarang ia sangat merindukannya, ia menghela nafas kasar dan mendongak.

Ia bertanya dalam pikirannya, sudah sampai mana Ryvel, apakah laki-laki itu sudah aman bersama adiknya? Ia bersyukur, ia bisa menyelamatkan Ryvel, karena jika ingatannya tidak salah. Ryvel akan mati di penggal Gavril ketika hendak menyelamatkan Aster.

"Yang Mulia,"

Annalise segera menyembunyikan brossnya dan menyuruh pelayannya untuk masuk.

"Yang Mulia, Duke Betsalel dan Putra Mahkota telah tiba."

Annalise segera bangkit dan berjalan keluar? Duke Betsalel? Kenapa orang yang sangat membenci kekaisaran bisa ada disini?

"Kakak,"

Leander langsung memeluk Annalise erat sebelum melepaskannya.

"Apa kamu baik-baik saja? Tidak ada yang terluka kan?"

"Aku baik, tapi bagaimana kakak bisa sampai secepat ini?"

"Untungnya ada Duke Betsalel. Kami menggunakan sihir teleportasi. Duke bilang dia punya urusan denganmu,"

Annalise menatap Leviathan.

"Saya sangat ingin berbincang dengan tuan putri, namun saat ini pasti Putra Mahkota masih sangat mencemaskan anda, untuk saat ini saya hanya akan menyapa Yang Mulia." kata Leviathan.

Annalise menganguk dan mengucapkan terimakasih.

"Semoga kemuliaan Bellamy menyertai keuarga kekaisaran." kata Leviathan sebelum pergi.

Annalise pun menyuruh Leander untuk istirahat. Dan ia kemudian kembali ke kamarnya. Sampai dikamarnya ia terkejut ketika melihat pedang yang terarah dilehernya. Ketika melihat mata bewarna emas tak jauh darinya, ia terkejut. Ia mengenali mata itu. Namun,mata itu tidak terlihat seperti biasanya.

"Ryvel,"

"Dimana adikku?"

"Apa maksudmu, aku tidak mengerti. Bukankah Aster bersamamu?"

"Jangan bercanda! Dan jangan berpura-pura baik maupun tidak tau apapun. Aku bisa membunuhmu saat ini! Dimana Asterin! Aku tau kau yang menculiknya!"

"Aku tidak tau Ryvel, aku bahkan tidak keluar dari istana."

"Jangan bohong!"

"Kalau begitu bunuh saja."

Ryvel terkejut.

"Kalau kau memang tidak mempercayaiku, maka bunuh saja aku. Namun aku berani bersumpah atas namaku bahwa aku tidak tau dimana putri Asterin."

Ryvel menurunkan pedangnya.

"Tenanglah. Aku akan membantumu mencarinya. Jadi sekarang lebih baik kamu pergi." kata Annalise yang berusaha memenangkan Ryvel.

"Aku akan mengawasimu!" kata Ryvel yang kemudian berlalu pergi.

Annalise mengigit jarinya bingung. Namun, satu hal yang pasti. Entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa ini ulah Gavril. Jika firasatnya benar, ia harus segera menemukan Aster dan mengamankannya agar Ryvel tidak melakukan Hal ceroboh seperti mengorbankan dirinya.

Sementara itu dibalik pintu, Leander terpaku mendengarnya. Ia tadinya ingin langsung membuka pintu kamar adiknya ketika mendengar suara yang terdengar mengancam. Namun ketika mendengar jawaban tenang adiknya, ia memutuskan untuk mendengarkan perbincangannya.

Ryvel?

Ryvel?

Ryvel Aeron Mileya, Pangeran ke-11 Mileya. Jika dugaannya benar, ia harus mencari tahu terlebih dahulu hubungan Annalise dengan Pangeran itu.

Esok paginya, Annalise dibuat terkejut ketika mendengar pengumuman bahwa Gavril akan membunuh seluruh keturunan Kaisar Mileya di alun-alun kota. Annalise punya firasat buruk bahwa Aster adalah salah satu orang disana. Dan ketika ia melihatnya langsung, ia terkejut. Aster memang ada disana dengan keadaan terluka.

Bagaimana ini? ia sudah menduganya namun ia tak percaya bahwa Gavril akan bergerak secepat ini. Sialan. Ia tidak tau bahwa Gavril mempermainkannya sampai seperti ini, dan betapa bodohnya ia bisa tidak menyadari bahwa Gavril pasti mengawasinya dan menugaskan mata-mata. Padahal ia sudah mempercayainya, namun bagaimana bisa Gavril-

Gavril mengumumkan bahwa ia akan membunuh keturunan Kaisar dan para bangsawan. Sebagai contoh, ia membunuh Pangeran keempat dengan memenggal kepalanya.

Annalise mengatur raut wajahnya setenang mungkin meski ia sangat panik. Ia harus melakukan sesuatu agar Aster bisa selamat dan Ryvel tidak perlu menyerang kesini untuk menyelamatkan adiknya.

Namun, Gavril tidak melepaskan kesempatan dengan menyuruh Aster mendekatinya. Aster adalah korban berikutnya. Namun tiba-tiba Leander memerintahkan agar Gavril mundur. Berikutnya Leander mengumumkan bahwa ia adalah Putra Mahkota dan akan mengambil alih perintah seperti yang ditugaskan oleh Kaisar. Gavril mendecak tak senang.

Leander pun menyuruh para penjaga untuk membawa para keturunan Kaisar itu  masuk kembali ke Penjara. Dan hal tersebut membuat Gavril malu dan membut rasa benci Gavril ke Leander meningkat.  Annalise yang melihatnya bingung, kenapa Leander tiba-tiba bertindak begitu,

"Sepertinya Putra Mahkota sangat menyayangi anda ya,"

Annalise menoleh ke belakang dan sudah ada Duke Betsalel.

"Anda,"

"Selamat pagi tuan putri." sapa Duke Betsalel.

Annalise tidak membalasnya. Ia lebih memilih mendekati Gavril yang terlihat kesal dan marah. Ia berusaha menghibur Gavril agar tidak marah, namun Leander memberikan perintah agar Annalise kembali ke istana kekaisaran Bellamy sekarang. Annalise menolak. Ia tidak mau kembali terlebih ia masih harus mengurus Asterin dan Ryvel.

"Ini perintah Lissy! Kembali sekarang!" kata Leander.

"Kakak!!"

"Aku yang akan mengurus Asterin dan Ryvel."

Annalise terkejut.

"Jadi pulanglah sekarang. Aku berjanji atas namaku dan nama ibunda. Aku akan menyelamatkan mereka. Jadi kembalilah dan lupakan mereka."

Annalise diam. Ia ingin menolak namun anehnya, ucapan kakaknya Leander mampu menyakinkannya.

"Aku akan mengawasi Gavril juga, jadi berhatilah-hatilah dan jangan khawatir. Kita akan segera bertemu di rumah."

"Kakak janji akan menyelamatkan mereka?"

"Iya."

Annalise memeluk Leander dan menyuruh Leander berhati-hati karena Gavril sekarang terlihat sangat marah. Leander menganguk. Annalise pun kembali dan Leander melanjutkan rencananya.

Ia mengembalikan Asterin ke Ryvel setelah berhasil menemukan keberadaan laki-laki itu. Ia bahkan memberikan jaminan keselamatan untuk Ryvel jika Ryvel mau menghilang seperti orang yang tak pernah lahir di dunia ini.

"Jangan ganggu Annalise dan lupakan hubungan kalian! Menghilangkah seolah kalian tidak pernah terlahir di dunia ini. " kata Leander ke Ryvel. "Bagaimanapun hubungan kalian itu tidak mungkin." lanjutnya.

"Terimkasih." ucap Ryvel yang kemudian pergi membawa Asterin. Ia memang akan menghilang bagaikan bui.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang