1. When They Hurt me

1.4K 62 14
                                    


"Sesakit apapun kondisi tubuh gue sekarang, gue lebih sakit lagi kalo liat kak Lio manggil nama mama disetiap tidurnya sambil nangis, dan berakhir menyakiti diri sendiri kayak yang terjadi pagi ini."

Arsenio Dimitri

***

Arloji yang dikenakan pria berusia pertengahan empat puluhan tersebut menunjukan pukul enam lebih tiga puluh menit. Langkahnya tergesa menuruni tangga rumahnya sesaat setelah melirik arloji hitam yang melingkar dipergelangan tangannya. Masih ada waktu satu setengah jam sebelum meeting dimulai. Ayah dua anak yang biasa dipanggil Arya itu meninggalkan rumah melajukan mobil mewah berwarna hitam, mobil yang hanya dimiliki beberapa orang dengan status sosial tertinggi di negara ini siap melunjur membelah keramain ibukota menuju kantornya.

Sementara di dalam kamar mandi, Arsenio lekas menggulung tubuhnya basahnya dengan handuk tebal sesekali bersiul dan menyanyikan sebuah lagu lalu bergegas memaki sweater dan pakaian lengkap. Dapur adalah tujuannya setelah selesai mandi pagi ini. Putra bungsu Arya tersebut sedang mempersiapkan sarapan, ia membuat dua porsi pancake strawbery dan membuat satu cangkir kopi panas untuk sang Kakak dan satu gelas susu hangat untuk dirinya.

 Semenjak perceraian kedua orang tuanya, Arya menyuruh Arsenio mengerjakan seluruh pekerjaan rumah yang dulu menjadi tanggung jawab Hanna, istrinya. Menurut Arya, perceraian ini terjadi karena salah Arsenio. Hanna terlalu sibuk mengurus Arsenio mengakibatkan perhatiannya kepada sang suami berkurang,  hal tersebut menjadi pemicu keributan rumah tangga mereka hingga membuat Aksalio putra sulung Arya muak lalu ia sering pergi dari rumah.

"Sarapan ala chef Arsenio sudah siap, saatnya bangunin Kakak buat makan." Monolog si bungsu ketika hidangan yang ia buat sudah tersaji dan tertata apik di meja makan.

"KAK LIO, BANGUN DEH BURUAN!! MAKANAN LO UDAH SIAP NIHH!!" Teriak Arsenio berharap Kakaknya yang sedang tertidur di lantai atas mendengarnya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

"KAK LIO, BANGUN DEH BURUAN!! MAKANAN LO UDAH SIAP NIHH!!" Teriak Arsenio berharap Kakaknya yang sedang tertidur di lantai atas mendengarnya. Biasanya Aksalio akan merespon balik ketika suara berisik Arsenio dirasa sudah sangat mengganggu tidurnya namun ternyata malah tidak ada jawaban akhirnya Arsenio kembali berteriak,

"KAK LIO BANGUN DEH LO NGGAK USAH MANJA. GUE MALES KAK NAIK KE KAMAR LO!!"

Hening. Tetap saja tidak ada jawaban.

"KAK GUE ABISIN SEMUA NIH KALO NGGAK TURUN JUGA!!"

Kali ini Arsenio menyerah untuk membangunkan Kakaknya dengan teriakannya lalu ia memutuskan untuk menapaki tangga dengan langkah malas menuju kamar Kakaknya.

"KAK LIO NGGAK USAH PURA-PURA BUDEK YA KAK? APA PERLU GUE PANGGIL PAKE TOA MASJID NIH??" 

Alih-alih mendengar jawaban dari Aksalio, yang ia dengar justru suara rintihan kesakitan yang bersumber dari kamar sang Kakak.

Rule The FateWhere stories live. Discover now