19. Happy B'day

458 17 0
                                    

Bunga yang indah tidak akan bermekaran begitu saja ketika hujan tidak juga turun. Begitu juga dengan kehidupan Arsenio. Pelangi yang cerah berangsur-angsur muncul setelah badai yang bertubi-tubi datang. Setelah pertemuan Arya dan Hanna dirumah sakit, kini mereka sepakat untuk kembali tinggal bersama.

Aroma nasi yang tertanak menguar diudara mengisi setiap sudut ruangan dapur. Paginya sungguh sempurna saat melihat meja makan dipenuhi dengan berbagai macam menu sarapan favoritenya. Pemuda itu menempatkan diri untuk duduk di kursi sambil menyesap segelas susu yang sudah disiapkan diatas meja makan.

"Wahhh. Mama emang paling tau banget apa kesukaan Nio."

"Loh kok kamu udah seger lagi? Udah enakan nak?"

Hanna yang sedaritadi memunggunginya untuk berkutat dengan sup ayam yang ia buat kemudian bebalik badan untuk memofokuskan atensinya kepada si bungsu. Yang dikhawatirkan justru terkekeh tanpa beban.

"Emang siapa yang sakit? Orang aku sehat-sehat aja kok. Mama aja yang terlalu khawatir."

Tangan Hanna terulur menyentuh permukaan dahi putranya. Saat ini yang ia rasakan suhu tubuh anak itu sedang dalam keadaan normal. Wanita itu menghembuskan napas lega sebelum akhirnya berujar,

"Semalam kamu pingsan kalau kamu lupa. Untung Kayra gercep bawa kamu ke klinik dan langsung dibolehin pulang."

"Cuma karena kedinginan doang kali itu Ma. Nio udah nggak apa-apa kok."

Mungkin memang benar Hanna yang terlampau khawatir mengenai kondisi putranya. Baiklah, untuk kali ini yang dapat Hanna lakukan hanyalah menyiapkan semangkuk nasi dan sup hangat serta beberapa obat-obatan yang mungkin akan membantu anak itu pulih dengan cepat.

"Yaudah gih, kamu sarapan dulu terus minum obat. Terus mandi dan dandan yang cakep. Kan hari ini Kayra sama orang tuanya mau kesini."

"Iya Mama! Siap."

***

Balon warna-warni memenuhi sudut ruang keluarga sore itu. Meskipun langit begitu gelap diluar sana disertai hujan yang tak kunjung reda namun nyatanya kehangatan justru tengah hadir menelisik pada keluarga Arsenio.

Kue bertabur cokelat manis dengan hiasan buah cherry merah nampak tertata ditengah meja kaca bersamaan dengan tumpukan kado berbungkus kertas warna-warni. Tepuk riuh dari mereka saat menyanyikan lagu selamat ulang tahun menjadi momen bahagia yang selama ini Arsenio nantikan. Berakhir dengan ditiupnya lilin mereka saling memeluk lalu mengucapkan selamat disertai doa-doa baik untuk pemuda itu.

"Ngumpul dulu ayo kita foto bareng."

Aksalio memposisikan diri berdekatan dengan adiknya disusul dengan yang lainnya, mereka merapat agar dapat tertangkap oleh lensa kamera ponsel yang Aksalio pegang. Selesai mereka berfose masing-masing mulai berpencar.

"Mama kebelakang dulu mau siapin buat makan malam."

Hanna berpamit lalu membubarkan diri dari gerombolan untuk menyiapkan beberapa masakan, disusul oleh Arya dan Thomas yang memilih menjauh menuju teras untuk berdiskusi perihal pertunangan Kayra dan Arsenio.

Lynn, Kayra, Aksalio dan juga Arsenio masih ditempat. Merka berempat menikmati potongan kue ulang tahun sembari meminta Arsenio membuka salah satu bingkisan yang berukuran paling besar. Tangan pemuda itu nampak sibuk menyobek kertas kado berwarna biru tersebut hingga membuat pandangannya tertegun kala melihat isi dari kado yang diberikan Aksalio.

"KAK LIO!! Gue kira tadi lo bakal kasih kado kompor gas karena bungkusnya gede banget. Ternyata lo kasih gitar."

"Lo suka kan?"

Rule The FateWhere stories live. Discover now