9. Sickmatte

483 31 15
                                    

Dr. Ergin : Arsenio maaf

Dr. Ergin : saya terlambat datang

Dr. Ergin : 1-2 jam lagi

Arsenio : Baik dok

***

Arsenio : papa

Arsenio : hari ini nio kemoterapi,  papa temenin nio ya?  [deleted]

Papa : ya?

Papa : kalau tdk ada hal penting tdk ush chat sy

Arsenio : minggu lalu nio ketemu mama

Arsenio : tp nio gagal kejar mobil mama

Papa : cari info lbh ttg keberadaan mama km

Arsenio : iya pa

***

Sesuai jadwal yang sudah disepakati sebelumnya, hari ini adalah jadwal kemoterapi Arsenio dengan dokter Ergin. Padatnya jalanan ibukota membuat dokter Ergin datang terlambat, sementara itu Arsenio sudah menunggu di rumah sakit.

Untuk mengusir rasa jenuhnya karena menunggu terlalu lama, Arsenio berjalan-jalan menuju taman rumah sakit dan memilih duduk dibawah pohon yang rindang lalu merogok saku celananya untuk mengeluarkan ponsel dan earphone. Sebuah aplikasi pemutar musik dibuka, Arsenio memilih satu lagu untuk didengarkan. Ia terlalu larut dalam mendengarkan sebuah lantunan musik, hingga tidak menyadari ada seseorang disampingnya yang sedaritadi memperhatikannya. Laki-laki berperawakan tinggi disebelahnya itu berusaha menyapa Arsenio.

"Hey you?" Sapanya, namun Arsenio tidak mendengarnya. Dengan nekat laki-laki itu melepas salah satu earphone yang digunakan Arsenio dan membuat Arsenio terperanjat mematikan musiknya sekaligus melepas earphonenya.

Arsenio langsung mengenali wajah laki-laki itu lalu berseru, "Wayne. Austrin Wayne? Lo ngapain disini?"

"As you see, dengan pakaian kayak gini lo kira gue disini mau ngapain? Cosplay jadi penderita kanker?" Dengan santainya Austrin menanggapi pertanyaan Arsenio diakhiri dengan tawa di akhir tanyanya.

Kening Arsenio berkerut seakan sulit mempercayai bahwa Austrin datang untuk melakukan kemoterapi seperti yang ia lakukan saat ini. Untuk memastikan dirinya bahwa apa yang ia lihat memang sebuah kebenaran, Arsenio memberanikan diri untuk bertanya,"Kemoterapi?? Lo disni untuk jadwal kemoterapi?"

"Kemoterapi sekaligus radioterapi lebih tepatnya. Gue didiagnosa terkena kanker otak stadium dua. How about you ?"

Arsenio berfikir sejenak dan menundukan kepalanya lalu berucap, "Kanker paru-paru stadium awal."

"Oh I see. Lo kenapa sendirian? Orangtua lo kemana?" Tanya Austrin.

"Mereka udah cerai, bokap gue nggak tau kalo gue sakit dan emang sibuk ngurus perusahaan propertynya jadi nggak begitu peduli sih. Lo sendiri?"

"Bokap gue menetap di Jepang, gue disini nemenin nyokap selesain studynya dan berobat. I feel you, nyokap gue juga saat ini sibuk jadi gue harus berobat sendiri."

"What a perfect family. Setidaknya keluarga lo masih utuh meskipun harus terpisah jarak. So Lucky being you!" Ada sedikit rasa iri dibalik pernyataan Arsenio saat mendengar sekelumit cerita tentang keluarga Austrin.

"Not really. Everybody has a dark side which they never show to anyone." Tepis Austrin sambil tersenyum miring.

Mata Arsenio menyala menatap Austrin sambil berkata, "Gue semakin yakin sama kalimat yang sering orang bilang bahwa 'lo nggak sendiri' itu tenyata emang beneran nyata. Bukan karena semata-mata mereka kepengen ngehibur kita doang. Thanks dude, lo udah nyadarin gue kalo ternyata gue emang bener-bener nggak sendirian."

Rule The FateWhere stories live. Discover now