3. Demi Konten

26 10 12
                                    

"Guys, sekarang gue sedang ada di kompleks perumahan Permata Hitam, Guys," cerocos Maudy di depan kamera HP-nya. "Dan kalian lihat rumah di sebelah sana?" Sejenak ia mengarahkan kamera itu pada sebuah rumah yang berjarak beberapa meter di depannya, rumah megah bertingkat dua yang tengah dilalap api. Tampak di sekelilingnya, penduduk sekitar ikut berusaha memadamkan api dengan masing-masing seember air. Namun tampak juga beberapa penduduk yang hanya berdiri diam sambil mengarahkan HP mereka pada rumah itu. Sementara kendaraan damkar belum terlihat keberadaannya.

"Kabarnya, Guys, itu salah satu rumah milik Crazy Rich Rancaekek, Guys," lanjut Maudy. "Tapi gue belum tahu penyebab kebakarannya. Kita coba tanya, ya."

Belum sempat ia bergerak, suara pemuda di belakang mencegahnya mengayunkan langkah. "Mau ke mana? Balik aja, yuk. Ngapain sih, ikut-ikutan?" protesnya tanpa meninggalkan motor sport yang disandarinya.

Cowok itu, Tristan, pacar Maudy sejak semester pertama tampak keberatan gadis itu ikut meliput peristiwa yang bukan tugasnya. Tapi vlogger berpengikut jutaan itu semakin ketagihan meliput ketika follower-follower-nya memuji liputannya yang sering menantang 'bahaya'. Bahkan akun gosip Mbah Julid saja sempat 'tersalip' oleh berita perselingkuhan salah satu artis ibu kota yang ia tayangkan.

Dan sudah bisa diduga, Maudy yang keras kepala dan hanya berorientasi pada konten, hanya mencibir sebelum kembali melanjutkan langkah. Kembali merekam, gadis berusia di awal dua puluhan itu tak berhenti hingga posisinya sudah cukup dekat dengan pusat berita.

Suara penduduk yang saling berteriak dan suara kobaran api semakin jelas terekam dalam HP-nya. Udara di sekeliling Maudy pun kian terasa panas. Namun gadis ini terus melaju, mendekati orang-orang yang berkerumun di pinggir dan hanya menonton atau meliput kebakaran itu.

"Mas, numpang tanya. Ini rumah siapa, ya?" tanya Maudy pada salah satu pemuda seusianya yang juga sedang mengarahkan kamera HP-nya ke rumah itu.

"Eta, Teh¹, rumahnya si Kreji Rij Rancaekek, yang sawahnya di mana-mana," jawab si pemuda berlogat Sunda itu tanpa menoleh pada Maudy sedikit pun.

"Oh. Kalau boleh tahu, penyebabnya apa sih, Mas?"

"Cenah² arus pendek."

Maudy kembali mengarahkan kameranya pada wajahnya. "Katanya arus pendek, Guys. Sekarang ...."

"Mbak, kalau gak bisa bantu, mendingan jangan menghalangi," cetus seorang pria yang tanpa sengaja menyenggol Maudy karena jalannya terhalang. Ia melaju begitu terburu-buru sembari membawa ember kosong di tangannya.

Biasanya, cewek yang masih labil ini tidak akan terima bila ditegur, meskipun itu memang kesalahannya. Namun keadaan saat itu sungguh tak memungkinkan hingga ia hanya mencebik. Lagi pula di kejauhan ia mendengar suara sirine. Akhirnya petugas damkar datang. Ia kembali bersiap dengan HP-nya. Namun ....

"Ayo, pulang." Tiba-tiba saja Tristan sudah berada di sampingnya dan menarik lengannya.

"Apaan, sih?" protes Maudy.

"Mama kamu nyuruh pulang," tegas pemuda itu tanpa melepaskan tangan pacarnya.

"Kamu ngadu sama Mama?"

"Iya. Habis kamu susah dibilangin."

Ketika dua kendaraan damkar tiba, tangan Maudy gatal hendak meliput. Namun Tristan keburu mengenakan helm full face di kepalanya. Dan tanpa bersuara, ia hanya bisa menunggangi motor itu di belakang sang pacar.

Dengan kecepatan cukup tinggi, Tristan mengarahkan motornya keluar dari kompleks perumahan itu. Namun malang, ia tak melihat sebuah mobil yang melaju sedang ketika ia membelok ke jalan utama. Tanpa sengaja, motor Tristan pun tersinggung.

BRAK!

Motor dan kedua penunggangnya terguling di aspal, meski benturan itu tak terlalu keras. Salah satu kaki Tristan tertimpa motor. Namun Maudy berguling berkali-kali dan baru berhenti saat tubuhnya membentur trotoar.

Merasa tak ada bagian tubuhnya yang terluka, Maudy tergesa bangkit dan mendatangi pacarnya yang masih terbaring tertimpa motor. "Tan, kamu gak apa-apa?" Ia berlutut di samping pemuda itu.

Tristan menanggalkan helmnya. Wajahnya meringis. "Dy, bantu angkat motor ini," pintanya.

Maudy menurut. Dengan dua tangan di setang motor, ia mencoba mengangkat motor itu. Namun tenaganya tak cukup kuat untuk membuat kendaraan yang berkilogram-kilogram beratnya itu bergerak.

Sementara di sekeliling mereka mulai berkerumun orang-orang yang, kelihatannya, lebih senang menonton daripada membantu. Bahkan beberapa di antara mereka mulai mengeluarkan HP. Telinga Maudy pun tak sengaja menangkap sebuah percakapan.

"Eh, itu Maudy Fitria yang vlogger itu, 'kan?"

"Eh, iya, bener. Rekam, Ra, rekam. Jadiin konten kita."***

-------------------------------------------------------------

¹Kak (perempuan)
²Katanya

¹Kak (perempuan)²Katanya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

A.D
Bandung, 23 Februari 2022

ScrapbookМесто, где живут истории. Откройте их для себя