5. Kapan Nikah?

18 6 13
                                    

Dari semua pertemuan yang pernah dihadirinya, Kyra paling benci datang ke pertemuan keluarga besar. Terutama keluarga dari pihak papa. Karena yang terjadi di sana, bukan cuma ajang pamer pekerjaan atau jabatan tapi juga ajang pamer menantu. Tak masalah baginya bila ia harus memamerkan pekerjaannya sebagai senior illustrator. Namun bila ditanya, "Mana suamimu?" bisa panjang urusannya. Karena setelahnya akan muncul serentetan pertanyaan dan wejangan yang tak ada habisnya, seperti, "Terus, kapan kamu mau nikah?" atau "Nanti kalau rahimmu keburu kering, kamu bakal susah punya anak," atau "Jangan menyusahkan orang tuamu lagi."

Di usianya yang melebihi empat puluh, Kyra masih betah menjomlo. Ia adalah tipe wanita berjiwa bebas. Baginya, terikat cuma membuat kreativitasnya terbelenggu. Lagi pula semua kakaknya sudah menikah serta memberikan cucu bagi orang tuanya. Orang tua Kyra pun tak pernah keberatan dengan status jomlonya.

Pernah suatu kali Kyra curhat pada sahabatnya, Shana, yang juga sudah menikah, tentang keluarga papa yang berasal dari negara kepo-lauan. Lalu apa jawabannya? "Waktu Lady Diana nikah, lo nonton. Sekarang anak-anaknya udah pada nikah, lo masih jomlo juga. Apa sih yang sebenarnya lo cari, Ra?"

"Gue belum pengin terkekang, Sha," dalih Kyra.

"Ya, lo cari suami yang gak akan mengekang lo, dong."

"Suami yang gak mengekang mungkin memang ada. Tapi kalau udah berkeluarga, otomatis tetap keluarga yang jadi prioritas. Kenyataannya, waktu gue ngajak teman-teman SMA kita hang out, ada yang alasannya anak gak bisa ditinggal lah, gak diizinin suami lah .... Jadi batal 'kan, hang out-nya?"

Dan kalau sudah begitu, Shana enggan mendebatnya lagi.

Lalu apa urusan mereka bila Kyra menjomlo? Apakah ada yang dirugikan? Nggak, 'kan? Ia bisa membiayai hidupnya sendiri walau masih tinggal dengan orang tua. Ia bahkan ikut membantu menafkahi keluarganya.

Karena malas menghadapi kekepoan merekalah akhirnya Kyra memutuskan untuk tak pernah lagi datang ke pertemuan keluarga. Namun kalau sekarang ia berada di antara mereka, itu karena mama yang memaksa. Mama bilang, "Gak baik memutuskan tali silaturahmi."

"Kyra malas, Ma. Mereka tuh kayak gak ada bahan obrolan lain aja," sungutnya.

"Lho? Kamu 'kan kreatif. Kasih aja mereka jawaban kreatif yang bisa bikin mereka berhenti kepoin kamu."

Dan saat itu tiba ketika salah satu tantenya mendekati kala Kyra membantu sepupunya menyiapkan hidangan di dapur.

"Kyra, ke mana aja? Udah lama gak kelihatan," sapa sang tante.

Gadis itu menyunggingkan senyum tipis. "Iya, Tante, banyak kerjaan," dalihnya tanpa meninggalkan kue-kue kecil yang tengah disusunnya di atas tampah bambu.

"Banyak kerjaan atau sibuk pacaran?" kerling tante kepo itu.

Mulai lagi, deh, batin Kyra. Sementara, sepupunya terkekeh kecil di sampingnya.

Masih dengan senyum di bibir, Kyra menyahut, "Kyra belum ada pacar, Tante."

"Ah, kamu ini. Dari bertahun-tahun lalu belum punya pacar melulu. Terus, kapan nikahnya?"

Kyra mengangkat tampah yang telah penuh itu. Lalu sambil menatap kocak tantenya, ia membuka mulut. "Mungkin hari ini ... hari esok atau nanti ...," senandungnya sebelum meninggalkan wanita yang hanya bisa melihat kepergian keponakannya dengan mulut menganga.***

--------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A.D
Bandung, 4 Maret 2022

ScrapbookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang