Chapter 62 ♗

503 86 7
                                    

Slurpp...

Di ruang kamar yang dibuat nampak berantakan oleh buku dan kertas yang berserakan sang pemilik dari kamar itu menyeruput air hangat yang berada di cangkir di tangannya. Surai daun maple di musim gugur memberikan bingkai dari fisik wajah yang lembut dan beresonansi dengan pupil mata yang jernih dan memancarkan roh seseorang yang sudah menyingkap rahasia dari sebuah dunia. Pemilik surai dan mata itu duduk di bagian pinggir kasur tidurnya masih dengan pakaian yang diberikan padanya untuk dipakai di malam sebelumnya.

Seperti yang sudah ditetapkan hari lalu pagi ini dia akan bertemu Hadden mendengarkan apa yang ingin dia ucapkan, dan merespons apa yang dia tanyakan. Karena nanti dia akan meminum teh lagi kali ini yang akan dia minum pertama setelah bangun akan berupa secangkir air hangat biasa.

Ekspresi wajah minim emosi dan mata yang setengah kosong melihat ke tempat arah matanya sedang tertuju menunjukkan dia sedang berpikir.

Setelah dia berbincang dengan Danial di ruang kerja Hadden tentang keseringannya bertemu Putra Mahkota, Valias berpindah dengan hati-hati menanyakan Danial isu yang sedang ada di wilayah Bardev ataupun di wilayah luar yang diketahuinya. Beralasan dia juga akan menyampaikannya pada Frey karena calon raja itu juga harus tau apa yang sedang berlangsung di wilayah kekuasaannya.

Kabar burung tentang adanya produksi senjata yang menggunakan mekanisme ledak dari bubuk mesiu di dalam Hayden. Kekhawatiran Hadden tentang adanya suatu perdagangan manusia di Hayden, dan korupsi yang dilakukan oleh beberapa bangsawan wilayah lain. Lalu yang terakhir, usulan seorang bangsawan untuk Hayden membuat area perdagangan di bawah tanah.

Hadden dan Danial sudah mengetahuinya. Hadden pasti memiliki sumber informasinya sendiri. Pertanyaannya apakah kepala bangsawan lain sama memiliki sumber informasinya dengan Hadden. Karena Frey sendiri yang merupakan seorang Putra Mahkota pun justru malah belum memilikinya; dengan Valias sebagai pengecualian.

Pertanyaan selanjutnya, akankah bijaksana jika dia memperkenalkan Danial pada Frey. Mungkin Danial akan bisa menjadi vasal pertama Frey, yang diangkat secara formal dan resmi. Tapi itu akan menyebabkan Bardev tidak lagi menjadi satu kebangsawanan yang tidak memihak faksi manapun. Bangsawan-bangsawan lain akan melihat Bardev membuat pemihakan pada istana.

Karena dari cara Hadden mengambil tindakan, juga cara bicara Danial, Valias menangkap Bardev adalah keluarga bangsawan yang tidak bergabung dalam kubu manapun.

Lalu Valias teringat remaja yang bisa dibilang berbagi tubuh dengannya.

Skeptisisme yang dia punya. Pribadi dinginnya.

Valias membuat spekulasinya. Itulah kenapa, setelah dia berpisah dengan Danial dan kembali ke kamarnya, dia berbicara dengan Valias Bardev.

---Enam belas jam lalu---

Valias mendudukkan dirinya pada satu-satunya bangku yang ada di ruang kamar Valias Bardev. Setelah jeda beberapa saat bibirnya mulai bergerak menunjukkan dia akan berucap.

"Valias. Bisa aku bicara denganmu?"

Sejenak tidak ada suara. Baru beberapa saat kemudian suara familiar itu menjawabnya.

"Hm." Suaranya terdengar ragu, seperti bagaimana seorang remaja yang takut untuk diminta menghadap seorang yang lebih tua darinya.

"Apakah mungkin untuk aku bisa melihatmu ketika aku bicara?"

Sang remaja terkesan ragu. Ragu untuk diajak bicara dengan Valias. Tapi remaja itu memutuskan untuk mengikuti yang Valias minta.

"Paman berbaringlah. Aku akan menarikmu ke tempatku."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang